Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

payungpromo2012Avatar border
TS
payungpromo2012
Mahmud Soal Pancasila Diperdebat: Di Semua Negara Cacat Demokrasi Pasti Ada
Jakarta - 

Menko Polhukam Mahfud MD membicarakan soal sistem Demokrasi Pancasila yang kerap diperdebatkan. Menurut Mahfud, pernyataan soal cocok dan tidaknya demokrasi di Indonesia hingga kini masih menjadi buah bibir.

Pernyataan Mahfud itu disampaikan saat dirinya menjadi pembicara kunci dalam acara Forum Rektor Indonesia 2022 di Surabaya, Jawa Timur. Mahfud menyinggung tajuk acara itu yakni 'Peran Strategis dan Pembangunan Demokrasi Hukum dan Keamanan untuk Indonesia Maju Sejahtera dan Berkeadilan'.

"Menurut saya, topik ini sangat relevan untuk saat ini dan bahkan selama Indonesia ada. Karena itu, sebenarnya sesuai dengan tadi yang ditulis menyongsong tahun 2045, menyongsong Indonesia emas. Untuk itu kita perlu menyiapkan dengan pembangunan demokrasi yang bagus, yang sehat, hukum yang bagus, dan keamanan yang juga bagus," kata Mahfud seperti dikutip YouTube Universitas Airlangga, Minggu (30/10/2022).

Baca juga: Pengukuhan Guru Besar Prof Bayu Akan Dihadiri Menkumham hingga Mahfud Md

Mahfud menyebut ketetapan sistem demokrasi di Indonesia sudah final. Maka bentuk pemerintahan semestinya bukan hal yang perlu diperdebatkan.

"Bahwa ada yang bilang demokrasi itu sekarang kebablasan, demokrasi jelek. Itu sejak dulu selalu ada, dari tahun 45 sampai sekarang. Setiap pemerintah selalu dikritik tidak demokratis," ungkapnya.

"Coba saya ingin tahu apakah ada dari zaman Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden Habibie, Presiden Gus Dur, Presiden Megawati, SBY, Pak Jokowi semuanya dikritik ini tidak demokratis, lalu memperdebatkan lagi demokrasi," kata Mahfud.

Menurut Mahfud masih ada yang berkata jika sistem demokrasi di Indonesia tidak cocok. Bahkan, lanjut dia, ada yang menyampaikan jika ideologi Pancasila gagal dan mesti diganti.

"Ada yang bilang misalnya, kita nggak cocok demokrasi, demokrasinya sudah keblablasan. Kritik yang selalu muncul dari waktu ke waktu," tutur Mahfud.

Lantas belakangan muncul jika baiknya ideologi Pancasila diganti ke Khilafah. Hal tersebut menurut Mahfud tak menjamin tatanan negara akan lebih baik.

"Sekarang yang perlu bagi kita bukan mengganti. Karena ada yang katakan begini 'Pak ini negara Pancasila sudah gagal harus diganti ideologinya', 'Terus ganti apa?', 'Karena Pancasila gagal sekarang negara Indonesia harus diganti khilafah', 'Oh iya, kalau khilafah mesti bagus?' Nggak jawab dia," kata Mahfud.

"Begini saya bilang, di semua negara itu cacat demokrasi pasti ada. Di Khilafah pun tidak ada bukti bahwa Khilafah itu bagus dan aman. Coba liat sekarang nggak ada tuh. Apakah kalau di negara Islam lalu masih terjadi kejahatan, terjadi kudeta, dan macam-macam lalu Al Qurannya harus diganti? Nggak kan," sambungnya.

Baca juga: Sosok Gus Solah di Mata Menko Polhukam

Menurut Mahfud jika terjadi kesalahan, maka yang perlu diganti bukan ideologinya. Melainkan peran semua pihak untuk memperbaiki.

"Kita perbaiki, bukan ideologinya diganti. Karena kalau soal kejahatan itu di masjid juga banyak, di gereja juga banyak sehingga kita harus berpikir rasional, kita sudah bersepakat memilih demokrasi," kata Mahfud.

Jika diminta untuk memilih, Mahfud menolak tegas jika sistem negara berganti menjadi khilafah. Menurutnya sistem dan bentuk negara di dalam agama Islam tidak ada.

"Saya katakan begini, saya orang Islam ingin melaksanakan agama Islam dengan baik. Tapi, saya pasti menolak secara terbuka kalau negara pancasila ini mau diganti dengan sebuah sistem negara yang katanya negara Islam disebut khilafah. Karena sistem dan bentuk negara di dalam Islam itu tidak ada, di dalam Alquran tidak ada, di dalam hadist tidak ada. Nggak ada," pungkasnya.

https://news.detik.com/berita/d-6377...rasi-pasti-ada

"Begini saya bilang, di semua negara itu cacat demokrasi pasti ada. Kita perbaiki, bukan ideologinya diganti," kata Mahfud di acara Forum Rektor Indonesia 2022.

Penilaian Baik dan buruk sistem suatu negara tergantung pada siapa yang menilai berdasarkan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

kalau hatinya sudah busuk, kepentingannya hanya untuk menguasai dan membenci apapun yang bententangan dengan pedoman hidupnya ataupun cara berfikirnya maka sebaik apapun sistem suatu negara mereka akan minta untuk diganti sesuai selera mereka, dan saat sistem negara baru tetap tidak sesuai, merekapun tetap memaksakan sampai sesuai dengan kepentingan mereka, yang mungkin tidak akan pernah mereka dapatkan sampai beberapa generasi ke depan, dan hanya akan mewariskan kebencian belaka.
nurade247
pakisal212
Proloque
Proloque dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.2K
30
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan