Sebait kisah dari masa lalu

Suara deru kendaraan bersahutan, bising. Jam pulang kantor memang selalu menjadi saat yang menyebalkan. Antre, saling sikut, sumpah serapah dan caci maki sepertinya sudah menjadi satu kesatuan.

Untuk kesekian kali aku mengecek jam di pergelangan tanganku, berharap jarum pendek bergerak sedikit lebih cepat dari biasanya. Kuedarkan lagi pandanganku ke sekitar, barangkali mobil ojek online yang kupesan tadi sudah nampak. Nihil. Suasana sekitar kantor sudah lumayan sepi, tersisa aku dan beberapa orang karyawan saja. Juga security yang tengah bertugas di pos penjagaan.

Gerimis. Aku makin khawatir. Jam pulang kantor, macet, waktu magrib dan gerimis. Kombinasi yang pas!

Syukurlah, mobil ojek pesananku datang. Mobil merayap perlahan meninggalkan kantor yang sudah empat tahun ini menjadi tempatku mengais rezeki.
Sebuah lagu mengalun dari audio mobil yang kutumpangi.

Seketika, anganku kembali pada masa itu. Kenangan yang selalu kurindukan. Bahkan aku sering berandai-andai. Andai saja aku bisa kembali mengulang semua kenangan itu. Tak akan aku lewatkan barang satu detikpun.

*
Upacara kenaikan kelas baru saja dimulai. Semua murid masih sibuk kasak-kusuk di barisan. Seperti biasa, anak-anak badung dan tidak disiplin itu lagi-lagi membuat gaduh.

Hari ini akan ada pengumuman siapa yang jadi juara umum tahun ini. Aku memang bukan siswa berprestasi itu, tapi jelas aku ikut antusias sebab salah satu kandidat siswa terbaik itu berasal dari kelasku.

"Peringkat kedua di duduki oleh ananda Sartika dari kelas VII A. Dan peringkat pertama diraih oleh ananda Aditya Kurniawan dari kelas VII F." Seketika sorak sorai meramaikan suasana pagi ini.

Aaahh, peringkat kedua.

Tapi gapapa, itu pun sudah bagus.

Semua siswa penasaran dengan sosok si juara umum, Aditya Kurniawan.

*
Yeay, hari ini pembagian kelas baru. Rasanya senang karena akhirnya bisa naik kelas. Karena itu artinya usahaku selama ini nggak sia-sia. Meski harus berpisah dengan sahabat sebangkuku, tapi gapapa setidaknya kami masih bisa main bareng di luar kelas.

Di kelas baru aku bertemu banyak teman baru, salah satunya sang juara umum, Aditya Kurniawan. Anaknya imut, perawakannya kecil gitu. Ih, gemes deh. Hahaha

Kami duduk bersebelahan, sengaja sih aku duduk di sampingnya, biar kalo ada yang nggak paham bisa tanya aja sama dia. Dia, kan, pintar. Jadi, harus bisa manfaatin kepintarannya dong.

Ternyata dia anaknya asik banget. Nyambung diajak ngobrol apa aja. Up to date banget sama berita-berita yang lagi hits. Nggak terasa kami jadi semakin akrab.

Dan yaa... Sudah bisa ditebak, kan? Nilaiku melambung tinggi. Wuhuuuu...
Ini pertama kalinya aku masuk dalam jajaran 10 besar. Wow, amazing!

Semester kedua, kami makin akrab. Sering belajar bareng, ikut ekstrakurikuler bareng, dan banyak kegiatan lain yang kami lakukan bareng-bareng. Dia jadi orang yang spesial di hati aku. Aku makin semangat belajar. Nggak pernah bolos sekalipun. Rasanya pengen bareng dia terus. Ah, apakah ini yang namanya cinta?