- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Rakyat Cina Lawan Xi Jinping Dengan Aksi Revolusi Toilet, Duh Kayak Gimana Tuh?
TS
serbaserbi.com
Rakyat Cina Lawan Xi Jinping Dengan Aksi Revolusi Toilet, Duh Kayak Gimana Tuh?
Hai semua!
Sifat anti kritik pemerintah China sudah jadi rahasia umum. Mereka bakal menangkap pelaku dan menyensor atau menghapus media yang memuat protes terhadap pemerintahan mereka, apalagi yang berhubungan dengan Presiden Xi Jinping. Ngeri sekaligus bikin gondok banget ngga sih?
Tapi, baru-baru ini sebuah gerakan revolusi 'bawah tanah' benar-benar bikin masyarakat dan pemerintah China terkejut. Para aktivis yang didominasi oleh anak muda ini mempertaruhkan keamanan mereka sendiri demi aksi protes yang dinilai cukup cerdik. Revolusi ini dilabeli dengan istilah 'Revolusi Toilet'.
Jadi begini awal mulanya.
Beberapa hari sebelum Kongres Partai Komunis ke-20 dengan agende pengukuhan 3 periode Xi Jinping, beberapa pihak mulai melakukan aksi protes di media massa. Sayang banget berita tentang aksi protes itu langsung disensor oleh pemerintah China. Sampai akhirnya seorang pria 'pemberani' membentangkan sebuah spanduk raksasa di Jembatan Sitong, Beijing.
"Berdemonstrasilah di sekolah dan tempat kerja. Gulingkan diktator dan pengkhianatan Xi Jinping! Kami mau makan! Kami mau kebebasan! Kami mau memilih!"
Begitu tulisan yang tercoret di spanduk tersebut. Semua orang langsung geger dong! Pemerintah geram dan banyak masyarakat yang akhirnya terprovokasi. Sesuai perkiraan, pria yang kemudian dikenal sebagai 'Manusia Jembatan' itu ditangkap dan tak seorang pun yang tahu kabarnya sekarang. Sedangkan spanduk yang ia tulis langsung dimusnahkan.
Namun, api revolusi sudah tersulut. Walau provokatornya sudah ditangkap, gerakannya malah semakin menjadi. Dan demi menjaga keamanan diri, aksi protes pun dilakukan secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi. Yaitu di tempat yang mungkin tak terjangkau CCTV dan pengawasan tapi banyak orang yang datang ke sana, dan tempat itu adalah toilet! Toilet umum!
Orang-orang mulai menulis aksi protes terhadap Xi Jinping di dinding dan pintu toilet. Seperti yang dilakukan oleh Raven Wu, mahasiswa China bagian timur. Dia membuat gambar Winnie the Pooh, tokoh yang kerap digambarkan serupa dengan Xi Jinping di pintu toilet, lalu menulis slogan anti pemerintah seperti, "Kebebasan, bukan lockdown", " Reformasi bukan regresi", sampai "Pemilu, bukan kediktatoran". Ia menulis aksi tersebut dengan bahasa Inggris agar tetap 'aman'.
Cr: twitter.com/fangshimin
Chen Qiang, mahasiswa dari Barat Daya China juga mengikuti hal serupa. Ia sedikit lebih berani dengan menulis pesan menggunakan bahasa Mandarin agar lebih meresap ke hati masyarakat China. Chen terus terang merasa agak was-was dengan tindakannya ini. Namun, ia melakukannya demi bangsa yang ia cintai. Ia mengatakan sangat mencintai China walau tak menyukai pemerintahnya.
Rupanya nggak cuma di toilet, muncul pula aksi penempelan stiker bertulisan "Xi Jinping adalah pemimpin yang diktator" yang dilakukan oleh kelompok aktivis lainnya. Dilansir dari The Observeis, aktivis berinisial L ini membuat stiker putih dengan modal printer saku. Ia membawa alat itu ke mana-mana, lalu mencetak stiker putih berisi protes tersebut untuk ditempel di tempat yang tak terduga dan banyak dilihat orang seperti di pegangan kareta, bus, papan reklame, dan bahkan sadel sepeda.
"Ada banyak sepeda yang parkir di jalan. Jika Anda ingin mengendarai sepeda, Anda harus memindai QR atau memeriksa kondisi kendaraan, inilah saatnya Anda melihat stiker saya."
Sampai hari ini gerakan revolusi tersebut terus berlanjut, bahkan oleh warga negara China yang tinggal di negara asing. Jika pemerintah China sampai melarang printer saku, para aktivis yakin mereka akan menemukan cara lain untuk menyuarakan keresahan mereka.
Gimana menurut kalian?
Diubah oleh serbaserbi.com 27-10-2022 06:54
Hirarahmi39 memberi reputasi
1
1.1K
35
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan