Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

anggorofffAvatar border
TS
anggorofff
Gaji UMR Harus Ngapain?

Photo by Nicola Barts

Setelah sebelumnya berbincang perihal UMR dan lingkaran setannya. Kali ini kita akan berbincang perihal “Gaji UMR Harus Ngapain?”. Untuk mengimbangi serangan "Hirisnyi kimi birsyikir misih bisi kirji!!!" dan “Bisinyi kritik diing, kisih silisi ding!!!”. Padahal kalo dikasih solusi paling juga gak dilaksanaken, Xixixi.

Jadi, langsung saja sebelum semakin ricuh.

Sebelum bahas harus ngapain, lebih baik kita breakdown dan cari akar dari masalah abadi ini.

Pertama, siapa sih yang tiap tahun nuntut UMR naik? buruh/karyawan. Masih terlalu luas. Seorang manajer juga bisa disebut karyawan. Jadi, buruh/karyawan di level mana? atas, tengah, bawah? bawah.

Kedua, kenapa karyawan di level bawah digaji rendah? Ya karena itu adalah gaji yang sesuai dengan skill dan kontribusi mereka kepada perusahaan. Tentu gak adil jika seorang manajer digaji sama dengan office boy, karena setiap keputusan yang dibuat 2 orang di posisi tersebut punya pengaruh berbeda bagi perusahaan. Juga skill set yang dimiliki berbeda. Note: Saya gak bermaksud menghina/merendahkan office boy, hanya sebagai ilustrasi saja.

Jadi, masalah sebenarnya adalah, kita digaji rendah karena gak punya skill yang dhuar!!!. Lalu, apa solusinya? Salah satu solusinya adalah kita harus pandai menjilat atasan agar jabatan dan gaji bisa naik, eh, maksudnya kita harus mempelajari skill baru/tingkatkan skill yang dimiliki.

Kabar baiknya, kita hidup sezaman dengan sebuah mesin pencari bernama Google. Juga sebuah platform berbagi video bernama YouTube. Disana bertebaran ilmu yang siapa saja bisa mempelajarinya. Bermodal koneksi internet, kita bisa belajar menjadi pemain rugby, seorang raja, atau astronaut, atau sebuah bola yang dimainkan raja luar angkasa.





[url=https://S E N S O R@D_EssenceG/a-football-playing-king-in-space-99c5cd97bc91][size=2][B][I]Medium[/I][/B][/size][/url]

Tentu gak semua skill bisa dipelajari lewat Google dan YouTube. Kalian tentu gak bisa menjadi dokter spesialis jantung hanya bermodal Google dan YouTube. Namun, skill lain seperti digital marketing, programming, desain, bisa dengan mudah kalian temukan. Mau yang lebih nendang? Cari kelas berbayar.

Kalo kalian ngeles susah, ya memang susah. Kalo gampang ya semua orang udah ngambil jalan ini dan gak ada yang demo. Kita harus menyisihkan waktu, tenaga, uang, dan harus konsisten. Emang kalian kira perjalanan Biksu Tong ngambil kitab suci ke barat mulus-mulus aja?

Emang, gak ada kepastian setelah kita punya skill baru, atau skill kita pro, gaji kita otomatis naik. Karena yang pasti di hidup ini hanyalah mati, dan ketidakpastian. Tapi seenggaknya, setelah kita punya skill, kita jadi punya daya tawar lebih dari sebelumnya. Modal kita sudah bertambah kalo pengin cari pekerjaan baru.

Kalo kalian gak mau belajar skill baru, atau mengasah skill yang ada, ya jangan minta gaji tinggi. Sebelum minta gaji tinggi, kalian harus menilai diri sendiri dulu. Dengan skill yang dimiliki, udah layak atau belum dapat gaji tinggi. Kalo emang udah layak, tapi gaji gak berubah, berarti waktunya angkat kaki. Karena gak bisa dimungkiri, selalu ada perusahaan yang gak bisa menghargai karyawannya.

Ingat! Di dunia yang menjunjung tinggi kapitalisme ini, hanya PT Mencari Cinta Sejati lah yang bisa menghargai dan membuat semua karyawannya hidup sejahtera. Intinya, selama kita masih bekerja dengan orang lain, jangan berharap terlalu tinggi. Tekan harapan kalian serendah mungkin. Hidup ini emang gak adil, jadi biasakanlah.

KEEP READ AND SOUND



Diubah oleh anggorofff 20-10-2022 06:28
zaekun69
iskrim
darkwilliam00gg
darkwilliam00gg dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan