Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

salabintAvatar border
TS
salabint
Puncak Kejengkelan Jokowi, No Basa Basi, Skakmat Anies Sampai KO!













Beberapa hari sesudah banjir terjadi di Jakarta pada awal tahun 2020, Presiden Jokowi mengungkap hal penting soal penanganan banjir, khususnya di Jakarta. Presiden Jokowi menegaskan bahwa masterplan banjir untuk Jakarta sudah ada sejak tahun 1973. Tidak perlu ada ide-ide baru. Yang penting sungainya dilebarkan. Teknisnya mau normalisasi, mau naturalisasi, ya terserah. Yang penting dikerjakan. Presiden Jokowi menyampaikan hal ini di depan para awak media dengan ekspresi yang terlihat jengkel.
Sebelumnya, anak buah presiden, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap Gubernur Anies. Menteri Basuki memaparkan penyebab banjir, yakni curah hujan yang tinggi. Dampak tingginya curah hujan itu bisa ditangani dengan baik jika Gubernur Anies melaksanakan program penanganan banjir dengan cepat. Program yang dimaksud adalah normalisasi yang mandek di era Anies. Saat itu Anies sudah lebih dari 2 tahun jadi gubernur. Mestinya dalam waktu selama itu sudah ada progress ya, yang katanya normalisasi diganti dengan naturalisasi versi Anies.

Gimana Presiden Jokowi nggak jengkel ya. Untuk sebuah pekerjaan yang sudah ada masterplan-nya dan siap dibantu banyak oleh kementrian. Tanpa ada kesulitan dana anggaran mengingat besarnya APBD DKI Jakarta. Malah mandek. Awalnya katanya nggak mau pakai cara normalisasi. Maunya menciptakan sistem baru, naturalisasi. Dia yang punya ide, dia juga yang nggak ngerjain!

Sehingga, banjir itu pun terjadi lagi. Sekarang, pada awal minggu kemarin, banjir terjadi disebabkan oleh curah hujan di Jakarta. Sedangkan yang terjadi pada hari Senin lalu (10/10), itu karena luapan Kali Ciliwung. Artinya air dari Bogor. Kali Ciliwung sampai meluap dan jadi banjir ya karena normalisasinya mandek. Selama 5 tahun, apa yang dikerjakan Anies? Hanya ngeles.

Seperti yang dia katakan, menanggapi banjir minggu lalu. Dengan susunan kata-kata yang bagus, yang terdengar cerdas gitu ya. Anies menyebut, bahwa banjir itu bukan permasalahan utama Jakarta. Ramenya hanya di media sosial. “Nyatanya dari RT kita ada 30 ribu, yang terkena banjir sekitar 30, it’s not even one percent,” demikian kata Anies.

Nadanya pongah ya. Sok pinter gitu. Namun, apakah Anies mikirin misalnya dampak banjir terhadap gardu PLN? Nyampe ke sana nggak ya? Data pada hari Jumat tanggal 7 Oktober menunjukkan ada 22 gardu PLN yang terdampak banjir Jakarta. Dari 22 itu, ada 7 gardu yang dipadamkan sementara oleh PLN. Ini dampak yang meluas ya. Lalu ada pula 3 korban meninggal waktu itu karena tembok sekolah yang roboh di Pondok Labu. Eeeh, Anies malah ngeles dan kemudian sibuk dengan urusan copras capres aja.

Anies bahkan tidak lagi peduli dengan tidak sinkronnya pernyataannya terhadap kinerjanya sendiri. Anies menyebut bahwa memang percakapan di media sosial itu didominasi oleh 2 tema yakni banjir dan macet. Namun, masalah utama Jakarta, yang dia sebut dengan kata “trust issue”, masalah yang nomor satu adalah biaya hidup. Ini kan koplak ya. Kalau memang tahu ada masalah di soal biaya hidup, mengapa Anies membiarkan angka kemiskinan di Jakarta meningkat? Bahkan sampai ada ratusan ribu orang yang berada di tingkat kemiskinan ekstrem. Jadi dia mengungkap masalah, untuk mengecilkan masalah yang lain, tanpa berbuat apa pun terhadap masalah-masalah itu. Kayak gini kok mau nyapres? Tepok jidat, kita…

Ok, sekarang kita ke dunia politik. Balik lagi ke Presiden Jokowi. Banyak analisa yang seragam soal kekuatan seorang Jokowi di Pilpres 2024 nanti. Bahwa Presiden Jokowi akan menjadi seorang “king maker” yang terkuat. Siapa pun yang didukung beliau, maka potensinya menang di Pilpres 2024 bakal sangat besar. Kekuatan Presiden Jokowi ini berasal dari hasil kerjanya dan kedekatan beliau dengan rakyat. Ke mana pun Presiden Jokowi berkunjung, rakyat selalu berkerumun, mengelu-elukan beliau.

Dalam konteks Pilpres 2024, hal ini bakal sangat berarti buat siapa pun calon yang beliau dukung. Karena yang namanya Presiden Jokowi tidak kenal dengan istilah turun gunung. Beliau setiap saat selalu berada di tengah rakyat. Nggak pernah “naik gunung” dalam arti berjauhan dengan rakyat. Pokoknya siapa pun yang didukung Presiden Jokowi, bakal joss. Dan sebaliknya, yang tidak didukung beliau, harus hati-hati ya. Karena Presiden Jokowi juga punya kekuatan besar untuk bikin KO.

Anies, yang sudah dideklarasikan sebagai capres oleh NasDem, sepertinya sudah merasa jadi presiden aja. Merasa sudah satu level dengan Presiden Jokowi. Makanya sangat pongah, sangat sombong ketika bicara soal banjir dan masalah-masalah di Jakarta. Seakan kalau Pilpres itu digelar besok, Anies pasti menang. Padahal kenyataannya, NasDem belum memenuhi persentase presidential threshold. Belum juga membentuk koalisi dengan partai lain. Jadi apa sih yang mau disombongkan dengan deklarasi capres ini?

Sementara, Anies mewariskan banyak PR untuk penggantinya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta yang sudah ditunjuk oleh Presiden Jokowi, Heru Budi Hartono. Heru Budi ini pernah menduduki beberapa jabatan penting di DKI Jakarta di era Gubernur Jokowi dan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Dan jabatannya terakhir adalah Kepala Sekretariat Presiden di bawah Presiden Jokowi. Punya pengalaman di birokrasi wilayah, di bidang infrastruktur, dan di bidang keuangan. Jauh kualifikasinya di atas Anies.

Apa saja PR yang diwariskan Anies kepada Heru Budi? Banyak ya. Yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Ketua Forum Warga Kota Jakarta, Azas Tigor, memaparkannya. Yakni kemacetan, banjir, kemiskinan, pelayanan kepada masyarakat yang semakin buruk, dan masalah intoleransi seperti adanya pemaksaan baju muslim yang terjadi di sekolah negeri. Selaras dengan masalah-masalah yang kata Anies hanya ramai di medsos. Padahal memang itu masalah besar di Jakarta.

Tentu saja, Presiden Jokowi yakin bahwa Heru Budi bakal mampu menangani masalah-masalah tersebut. Di depan awak media, Presiden Jokowi mengungkap alasan beliau memilih Heru Budi. Presiden Jokowi menegaskan bahwa beliau sudah kenal lama dengan Heru Budi, waktu jadi wali kota di DKI dan kemudian waktu memegang Badan Keuangan. Presiden Jokowi tahu betul rekam jejaknya, cara bekerjanya, kapasitasnya, kemampuannya. “Saya tahu semuanya,” kata Presiden Jokowi. Heru Budi juga dinilai memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dengan siapa pun. Sehingga Presiden Jokowi bisa mengharapkan ada percepatan-percepatan dalam penyelesaian masalah di DKI Jakarta. Sedangkan masalah utama yang diminta oleh Presiden Jokowi untuk ditangani oleh Heru Budi adalah macet, banjir dan tata ruang.

Pernyataan Presiden Jokowi ini nampaknya seperti pernyataan umum. Namun dalam konteks Pilpres 2024, pernyataan beliau itu sangat nuampol terhadap Anies, sang capres. Sangat berlawanan dengan apa yang sudah dikatakan Anies, juga di depan awak media. Tentu publik lebih megang pernyataan Presiden Jokowi dong ketimbang Anies. Itu dari segi pemaparan masalah. Yang solusinya hilang dalam kata-kata manies Gubernur Anies. Sekarang, Presiden Jokowi menugaskan Heru Budi, yang sangat dinilai baik rekam jejaknya, cara bekerjanya, kapasitasnya, komunikasinya dan kemampuannya. Melebih Anies yang mau nyapres. Dengan kata lain, sama saja bahwa Presiden Jokowi menilai bahwa kemampuan Anies sebagai gubernur itu minus. Lah kok mau jadi presiden? Sama penjabat gubernur yang ditunjuk Presiden Jokowi saja, kemampuan Anies kalah jauh. Gimana mau ngurusin seluruh Indonesia? Artinya Anies itu tidak tahu diri. Dengan kemampuan terbatas, mau menjangkau langit. Ya susah dong.

Pernyataan Presiden Jokowi ini sudah jadi rekam jejak Anies. Bahkan videonya juga mulai beredar di media sosial. Saya yakin, jika nanti Anies mengkampanyekan dirinya sendiri sebagai capres, pernyataan Presiden Jokowi ini akan terus menohok dan membantah segala puja puji terhadap Anies. Sekarang saja sudah bisa bikin Anies “KO”. Apalagi nanti, ketika Heru Budi sudah menunjukkan hasil kerjanya di DKI Jakarta. Anies bisa-bisa beneran KO di proses pencapresannya. 







Sumber
accretia8
steely
cutecoconut
cutecoconut dan 16 lainnya memberi reputasi
-5
3.8K
62
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan