Jakarta, CNN Indonesia -- Penyebar isu dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo, yang juga seorang aktivis Tifauzia Tyassuma atau dr. Tifa, membantah unggahan Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani Prastowo Yustinus.
Mulanya, Prastowo membuat cuitan lewat akun twitternya @prastow bahwa dr. Tifa bukan lulusan Program Doktor di STF Driyarkara mengutip keterangan resmi sekolah tersebut. Tifa pun kemudian mengklaim tidak pernah mengaku sebagai doktor dari institusi mana pun.

"Saya tidak pernah menyatakan dalam forum apapun, saya bicara di seminar-seminar, saya sedang memberikan kuliah kepada murid-murid saya, saya nggak pernah menyatakan saya sebagai doktor dari manapun ya. Apalagi dari STF Driyarkara. Tidak pernah sekalipun ya," kata Tifa dalam akun Youtube Dokter Tifa Lifestyle, Sabtu (15/10).

Menurutnya, hal ini bisa diperiksa lewat jejak digitalnya. Ia menyebut dirinya tidak pernah mengklaim sebagai lulusan Program Doktoral, namun saat ini masih menjadi mahasiswa doktoral.

"Jadi saya mahasiswa doktoral ya, memang masuk dari beberapa institusi sekarang yang saya jalanin secara paralel. Tapi saya tidak pernah menyebut saya adalah seorang doktor," ucapnya.

Tifa menilai jika Prastowo dan STF Driyarkara ingin melakukan klarifikasi, hal itu lebih tepat dilakukan pada media-media yang menyebut dirinya sebagai doktor lulusan STF Driyarkara.

"Tidak pernah satu kali pun menyebut saya adalah seorang doktor lulusan blablabla, tidak pernah. Jadi kalau STF Driyarkara itu mau protes, itu bukan protes kepada dokter Tifa, tapi harusnya protes kepada www lalalalalalalala ini ini dong," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan Ketua Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Thomas Hidya Djaya membantah bahwa Tifauzia Tyassuma atau dr. Tifa adalah lulusan dari kampus yang dipimpinnya. Tifa sempat menyebar isu dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo di akun Twitternya.

"Dengan ini kami menyatakan bahwa dr. Tifauzia Tyassuma tidak pernah mendapatkan gelar Doktor dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara," kata Thomas dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/10).

Dia menjelaskan bahwa Tifa memang pernah mengikuti Program Matrikulasi Filsafat tahun angkatan 2018/2019. Namun, tak sampai akhir.

"Karena yang bersangkutan tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh para dosen sebagai syarat kelulusan Program Matrikulasi," ujar dia.


Sumur

Komen TS

Dr. dr. Tifa Msc., sangat mustahil mengaku-ngaku lulusan perguruan tinggi yang nggak kelas atas. Beliau adalah mujahidah papan atas dan panutan para pejuang muslimah untuk menegakkan hukum Islam.

Beliau adalah doktor lulusan perguruan tinggi terbaik yang diakreditasi langsung oleh para pemimpin umat. Kalau Driyakarya nggak mau mengakuinya, biarkan perguruan tinggi yang terakreditasi oleh para pemimpin umat yang mengakuinya.

Kalau cuma perguruan tinggi di Indonesia, apalagi perguruan tinggi swasta, nggak bakalan level bagi mujahidah cerdas sekelas Dr. dr. Tifa, Msc.