Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
77 Tahun TNI: Korps Marinir Masih Memakai Senapan Mesin Berat DShK-38 yang Legendaris
Quote:


Sebelum memulai thread ini, TS ingin menyampikan selamat ulang tahun TNI yang ke-77 tahun, semoga tetap semangat mempertahankan keutuhan NKRI di tengah pengadaan alutsista yang serba tak pasti. Di usianya yang ke-77 tidak semua matra TNI dibekali alustsita baru, salah satunya adalah Korps Marinir yang ternyata masih menggunakan senapan mesin berat (SMB) DShK-38.

Salah satu pengguna SMB legendaris ini adalah Batalyon Kapa (Kendaraan Pendarat Amfibi) 2 Korps Marinir, melalui unggahan di akun Instagram resmi mereka yakni yon.kapa2mar pada 28 September 2022 lalu; tampak prajurit dari Batalyon Kapa sedang belajar tentang pengoperasian SMB DShK-38. Kegiatan itu berlangsung di depan mess Kompi Aligator 2 Yonkapa Marinir, Kesatrian Soepraptono, Ujung Surabaya.

Sekilas tentang SMB satu ini, DShK-38 bisa menembakkan 600 butir peluru per menit; untuk jarak tembak maksimumnya adalah 2000 meter dengan kecepatan luncur peluru 850 meter per detik. Senjata yang beroperasi dengan sistem operasi gas ini memakai peluru kaliber 12,7 x 108 mm. Bobot kosongnya mencapai 34 kg. Pada masanya, SMB ini juga jadi senjata sekinder bagi MBT Soviet, yakni T-54 dan T-62. Sementara saat ini Rusia tak lagi memakai DShK, mereka kini memakai senapan mesin berat NSVT.

Quote:


Bagi agan pemerhati alutsista nasional pasti tak asing dengan DShK-38, pasalnya SMB ini memang identik dengan Korps Marinir, biasanya jadi pelengkap kendaraan amfibi BTR-50. Meski sekarang BTR-50 Korps Marinir sudah jarang terlihat dipasangi DShK-38. Senjata ini termasuk uzur, karena didatangkan menjelang pelaksanaan Operasi Trikora; selain itu senjata ini juga aktif digunakan dalam Operasi Seroja di Timor Timur. Gerombolan Fretilin menjadi salah satu pihak yang pernah merasakan terjangan SMB ini.

Sementara itu di Afrika dan Afghanistan, biasanya DShK-38 dipasang pada bagian belakang bak pick up. Karena bobotnya yang berat, jika senjata ini digunakan unit infantri, DShK dioperasikan dengan case khusus beroda dua. Dengan begitu SMB ini mudah digerakkan, dibawa dan dipindahkan dengan bantuan pengait pada jip atau truk. Senjata ini biasa digunakan unit infantri dan kavaleri, punya fungsi untuk menghajar target darat dan udara jarak pendek.

Sekilas tentang sejarah DShK-38, DShK merupakan akronim dari Degtyaryova-Shpagina Krupnokaliberny; mulai dikembangkan pada awal tahun 1930-an, kemudian secara resmi dipakai oleh militer Uni Soviet pada tahun 1938. Angka 38 yang disandangnya diambil dari tahun di mana senjata ini mulai berdinas. DShK-38 dirancang oleh Vasily Degtyaryov, sementara sistem mekanisme cartridge feed dibuat oleh Georgi Shpagin. Senjata ini seangkatan dengan Browning M2HB buatan AS, keduanya sama-sama digunakan dalam Perang Dunia Kedua.

Quote:


Mengutip artikel indomiliter.com, senjata ini juga telah diproduksi secara lisensi oleh China, Pakistan hingga Rumania. Salah satu prestasinya yang dikenang adalah saat menembak helikopter Lynx milik Inggris di Irak pada 1990. Untuk misi menyerang target udara jarak pendek, DShK-38 dibekali pisir berbentuk jaring laba-laba. Versi ini biasanya digunakan oleh satuan artileri pertahanan udara. Selain Korps Marinir, DShK-38 juga digunakan oleh satuan Arhanudri (Artileri Pertahanan Udara Ringan) TNI-AD. Untuk satuan Arhanudri tidak diketahui apakah mereka masih mengoperasikan DShK-38 atau tidak.


Quote:




Referensi Tulisan: indomiliter.com& The National Interest
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 09-10-2022 04:28
jakompank
muhamad.hanif.2
mynameisant
mynameisant dan 19 lainnya memberi reputasi
20
5.1K
75
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan