moerni.idAvatar border
TS
moerni.id
Ini Alasan Kenapa Presiden Indonesia Hampir Selalu Orang Jawa
 

Sejauh ini hanya BJ Habibie satu-satunya presiden Indonesia non-Jawa. Foto:Quora





 
Sejarah mencatat, sejak zaman dahulu hingga sekarang. Presiden Indonesia hampir selalu orang Jawa. Mulai dari Soekarno hingga Joko Widodo. Dan sejauh ini hanya BJ Habibie. Yang boleh dibilang bukan  orang Jawa.
 
Padahal dari 20 syarat calon presiden. Di dalam Undang-Undang (UU) Pemilu 2017. Tidak ada satupun pasal yang mensyaratkan hal itu.
 
Apa yang terjadi di Indonesia adalah sebuah fenomena umum. Yang juga terjadi di negara-negara lain. Di Malaysia, yang jadi perdana menteri selalu orang Melayu. Di Amerika Serikat ada istilah WASP. Atau White, Anglo-Saxon, Potestant.
 
“Di Indonesia ada nasionalisme baru. Yang menghasilkan konsepsi keindonesiaan. Yang berada di atas nasionalisme lama. Atau old-nation (seperti Kejawaan dan Kesundaan dan lain-lain),” ujar Peneliti Politik dari Universitas Gadjah Mada R.B. Abdul Gaffar Karim dikutip via Vice.
 
Abdul Gaffar menambahkan. Indonesia adalah new-nation. Yang merupakan gabungan sejumlah old-nation. Yang sekarang dikenal dengan istilah etnis. Atau suku bangsa. Karena itulah katanya, kepemimpinan new-nation berada di tangan orang-orang yang berlatar belakang old-nation atau Jawa.
 
Alasan lain kata Dosen di Departemen Politik itu. Adalah sosiologis. Maksudnya, pemilih mendasarkan pilihan pada kesamaan identitas kandidat dengan dirinya. Dengan mayoritas pemilih yang berlatar belakang suku-Jawa dan beragama Islam. Karena memang mayoritas penduduk Indonesia adalah Jawa. Dan Islam.
 
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010. Suku Jawa adalah suku terbesar di Indonesia. Jumlahnya mencapai 40,05 persen. Dari total populasi. Sementara suku Sunda, sebagai yang terbesar kedua. Hanya 15,50 persen. Sementara suku-suku lain hanya 5 persen. Dari populasi.
 
Ditambah lagi. Sensus Penduduk 2020 menunjukkan. 56,10 persen penduduk Indonesia. Tinggal di Jawa. Meskipun tak seluruhnya merupakan orang Jawa.
 
Kedua, faktor agama. Di mana Islam sebagai Mayoritas. Dengan persentasi pemeluk Islam di Indonesia mencapai 87 persen. Diikuti Kristen 7,5 persen. Katolik 3,1 persen. Hindu 1,7 persen. Buddha 0,75 persen dan Konghucu 0,27 persen.
 
Dan uniknya, sebagian besar pemeluk Islam tinggal di Jawa. Paling banyak tersebar di Jawa Barat. Jawa Timur. Dan Jawa Tengah.
 
Jadilah, lanjut Gaffar. Tokoh yang berpotensi jadi presiden Indonesia mengikuti pakem Jawa-Islam-abangan. Tokoh Islam non-Jawa tetap lebih berpeluang. Jika dibandingkan tokoh Jawa non-Islam. Karena secara hitung-hitungan. Orang Islam paling banyak.
 
“Di Amerika Serikat. Sudah ada contoh presiden yang tidak lengkap (pakem WASP). Kennedywhite tapi Katolik. Sama seperti Biden. Obama itu Black. Tapi Kristen Protestan,” ujarnya mencontohkan.
 
Lalu bagaimana dengan presiden Indonesia selanjutnya. Masih akan ikut pakem. Atau tidak? (moerni)
emoticon-Requestemoticon-Hot Newsemoticon-Rate 5 Star

Penulis: @moerni.id212©2022
Narasi: Pribadi
Sumber: 1, 2,
Foto: 1



s.c.a.
fathroni
fathroni dan s.c.a. memberi reputasi
2
2.8K
47
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan