Kali ini kita akan bahas hal yang sederhana saja, yaitu tentang guru sosok panutan yang harus digugu dan ditiru. Namun, beberapa hari ini ada hal yang menarik dimana siswa sekolah yang membawa ponsel ke sekolah itu disita lalu dihancurkan dengan berbagai macam cara.

Ada yang di palu, di geprek pakai alat potong beton, dibanting dan bermacam-macam caranya.



Peraturan sekolah memang melarang siswa yang membawa ponsel, hal itu untuk menegakkan kedisiplinan, agar siswa tidak konsentrasinya pecah ketika proses belajar dan mengajar. Kadang ada saja yang guru menerangkan malah main hp, atau membuka situs-situs terlarang dengan vpn. Bahkan ada juga buat aksi seru-seruan di tik tok!

Maka, peraturan yang diambil pihak sekolah menurut ane cukup bagus. Namun bagaimana bila ada yang melanggar dan ponsel tersebut dihancurkan?





Ini yang membuat netizen geram dan berkata ga ada akhlak, kenapa?

Jadi begini, masih ingat di era pandemi melanda dunia. Bagaimana para siswa susah untuk belajar dan harus mempunyai ponsel agar bisa belajar secara online!

Apakah para guru di sekolah tidak tahu, kalau banyak juga siswa yang terjaring oleh razia ponsel mereka ini memiliki orang tua yang tidak mampu.

Bayangkan agar anaknya bisa sekolah, bisa belajar dengan baik. Orang tua ini rela bekerja banting tulang untuk membeli sebuah ponsel yang sangat dibutuhkan.





Lantas karena ada peraturan ketertiban, agar siswa dilarang membawa ponsel maka boleh saja ponsel ini disita. Namun jangan juga dihancurkan, karena ponsel untuk siswa juga diperlukan. Terlebih buat sarana komunikasi antara anak dan orang tuanya, ini yang terpenting.

Lantas apa solusinya?

Ponsel tersebut disita dan dikembalikan ke orang tua masing-masing, itu yang harusnya dilakukan. Kalau melakukan tindakan pengrusakan jelas ini adalah sistem otoriter yang ada di sekolah.

Dan tidak dapat dibenarkan, bayangkan kalau agan berkendara kena tilang lalu kendaraan agan dihancurkan apa yang akan agan lakukan?





Nah, ini cara berfikir guru yang model seperti ini kemana? Apakah dirinya adalah penegak hukum yang tidak bisa disalahkan!

Menariknya siswa-siswa yang sekolah ini pada dasarnya membayar kepada sekolah agar ia dipintarkan. Sekolah membayar guru agar memintarkan para siswa, tapi guru gagal dalam membuat siswa pintar dan yang disalahkan adalah siswa kenapa bisa tidak pintar.

Maka dicarilah alasan kenapa siswa itu tidak bisa pintar, dan main ponsel menjadi salah satu alasan yang dibuat. Padahal kalau mau jujur, guru juga ada yang bermain ponsel ketika proses belajar mengajar, misal ada wa masuk dari kekasih, atau ada tagihan pinjol dan sebagainya.

Jelas kalau seperti ini terasa tidak adil, harusnya bisa juga kan ponsel guru disita siswa dan dihancurkan, maka logika-logika cacat seperti ini yang tertanam oleh siswa hingga hari tua.



Ketika di masa depan mereka jadi guru, akan melakukan program cacat yang sama! Kan ini lucu, harus ada perubahan kalau guru ingin digugu dan ditiru. Apa tanggapan kaskuser yang menjadi guru terhadap fenomena ini?

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. Ane c4punk pamit undur diri, See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"


Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1, 2
Pic : google