Pemerintah saat ini tengah mewacanakan konversi baru. Elpiji 3 kilo yang disubsidi diganti kompor listrik.
 
Untuk tahap awal akan dilakukan di sejumlah daerah. Di tiga pula. Jawa, Bali dan Sumatera.  Ada 1000 rumah di masing-masing pulau. Yang direncanakan masuk tahap ujicoba.
 
Jika berhasil, rencana ini akan diteruskan. Ke proyek yang lebih besar. Menjangkau lebih banyak daerah. Menjangkau 300 ribu rumah tangga.
 
Program ini didasari rencana mengurangi subsidi elpiji (LPG). Yang menurut pemerintah membutuhkan anggaran hingga Rp80 triliun. Itu di tahun 2022 saja.

Menteri Keuangan Sri Mulyani dikutip dari BBC Indonesia pernah mengatakan. Bahwa subsidi elpiji 68 persen dinikmati rumah tangga mampu.

 



Fabby Tumiwa, salah seorang pakar energi menyebutkan. Alasan mengurangi beban anggaran untuk melakukan konversi elpiji ke kompor listrik tidak tepat.
 
Karena menurutnya, masalah yang timbul pada subsidi elpiji adalah hasil dari program lama. Program konversi minyak tanah ke gas. Yang dilakukan pada 2007 silam. “Ini (anggaran subsidi elpiji bengkak). Karena (distribusi) terbuka,” ujarnya dikutip dari BBC Indonesia.
 
Rencana konversi elpiji 3 kg ke kompor gas langsung menuai kritik. Khususnya di kalangan emak-emak. Mereka khawatir rencana itu justru membebani. Karena mereka khawatir beban tagihan listrik yang akan membengkak akibat penggunaan kompor listrik.
 
Apalagi isunya, pemerintah juga akan menghapuskan program listrik 450 KVA. Karena listrik 450 KVA tak bisa digunakan untuk kompor listrik. Padahal, listrik 450 KVA adalah listrik subsidi. Yang tagihan listriknya rendah. Dan digunakan kebanyakan masyarakat. Menengah ke bawah.
 
Pihak PLN langsung mengkonfirmasi. Bahwa penggunaan kompor listrik tak akan terlalu membebani tagihan listrik. Dirutektur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan. PLN akan memberikan  kompor listrik lengkap dengan utensi dan meteran khusus kompor listrik. Dan listrik 450 VA tetap bisa digunakan.  “Tidak akan ada perubahan golongan. Atau dayanya dinaikkan,” jawab Darmawan kepada CNBC Indonesia.
 
Menurut data Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sejauh ini terdata sekitar 25 uta warga terkategori rakyat miskin dan rentan miskin. Dan separuhnya adalah pengguna elpiji 3 kg.

Sementara jumlah pelanggan listrik 450 VA yang masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Sebanyak 9,55 juta pelanggan. Dan 99,99 persen kata PLN pengguna elpiji 3 kg. 

Dan pelanggan listrik 450 KVA. Yang tak masuk DTKS. Yang jumlahnya 14,75 juta pelanggan. Semuanya menggunalan elpiji 3 kg.

Yang menariknya pada pelanggan PLN non subsidi di atas 900 VA. Untuk pelanggan 1.300 VA yang jumlahnya  12,6 juta. Ternyata 75 perennya pengguna elpiji 3 kg.
 
Begitupula dengan pelanggan 2.200 VA. Dari jumlah 3,7 juta pelanggan, lebih dari separuh. Tepatnya sekitar 2,8 juta pelanggan adalah pengguna elpiji 3 Kg. (moerni)