Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Joe Biden Sebut Pandemi Covid-19 Berakhir, RI Kapan?


Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa pandemi covid-19 di AS sudah berakhir, meskipun negeri Paman Sam tersebut masih harus berurusan dengan wabah tersebut.
Virus yang pertama kali muncul di China pada akhir 2019 telah mengguncang ekonomi global dan membanjiri sistem perawatan kesehatan. Termasuk negeri Paman Sam tersebut.
Covid-19 juga terus memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian AS. Biro Riset Ekonomi Nasional AS melaporkan pekan lalu bahwa penyakit yang terkait Covid telah memangkas tenaga kerja sekitar 500.000 orang. 



Baca:
Presiden AS Joe Biden: Pandemi Covid-19 Sudah Berakhir


Biden mengatakan, dia percaya bahwa pandemi memiliki dampak "mendalam" pada jiwa orang Amerika.
Diketahui, virus pandemi Covid-19 ini telah menewaskan lebih dari 1 juta orang dan membunuh ratusan orang setiap harinya di negara tersebut. Namun saat ini Presiden negeri paman sam menyatakan sudah berakhir.
"Pandemi sudah berakhir. Kami masih memiliki masalah dengan Covid. Kami masih melakukan banyak pekerjaan untuk itu. Tetapi pandemi sudah berakhir," kata Biden dalam program "60 Minutes"CBS, dikutipCNN International, Senin (19/9/2022).
Pernyataan Joe Biden ini sejalan dengan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang kembali menyampaikan perkembangan terbaru terkait pandemi Covid-19. Badan global itu menyebut dunia saat ini berada dalam posisi terbaik dalam menangani penularan virus corona.
Dalam pernyataannya, Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa akhir pandemi sudah terlihat. Meski begitu, ia menegaskan bahwa hingga saat ini Covid-19 belum selesai.
"Kami belum sampai di sana. Tapi akhir sudah di depan mata. Dunia perlu melangkah untuk kesempatan ini," ujarnya dikutipThe Straits Times, Kamis (15/9/2022).
Ia kemudian menyerukan agar dunia dapat terus mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 dan tetap waspada. Ia bahkan mengibaratkan posisi dunia melawan Covid-19 saat ini mirip seperti pelari maraton yang sedang mendekati garis finish.
Pernyataan ini sendiri adalah penilaian paling optimis dari badan PBB itu sejak mengumumkan keadaan darurat internasional pada Januari 2020. Tiga bulan setelah itu, WHO kemudian mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi.
Terlepas dari pernyataan presiden AS, AS masih menetapkan Covid-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan itu tetap menjadi perhatian internasional. 


Begini Kondisi Covid-19 Di Amerika Serikat


Dalam sebuah wawancara dalam program 60 Minutes di CBS, Biden mengatakan bahwa AS masih melakukan "banyak pekerjaan" untuk mengendalikan virus.
Data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan, rata-rata kematian dalam tujuh hari belakangan mencapai lebih dari 400 orang, di mana lebih dari 3.000 orang meninggal dalam sepekan terakhir.
Sebagai perbandingan, pada Januari 2021 lebih dari 23.000 orang dilaporkan meninggal karena virus selama rentang satu minggu.


Melansir Reuters, jumlah korban pandemi Covid-19 memang telah berkurang secara signifikan sejak awal masa jabatan Biden. Berkurangnya korban dipicu oleh perawatan yang ditingkatkan, obat-obatan, dan vaksinasi menjadi lebih banyak tersedia.

Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), pada tanggal 18 September 2022, ada 14.163 total kasus baru di Amerika. Dengan ini CDC mencatat total kasus Covid-19 sebanyak 95.494.560. 

Sementara itu, vaksinasi untuk warganya juga cukup memperlihatkan perkembangan yang signifikan mulai. Capaian untuk vaksin pertama dengan total mencapai 79.3%, sementara untuk vaksin kedua totalnya sudah mencapai 67.7%, booster pertama mencapai 48.6% dan booster kedua mencapai 34.7% dengan umur di atas 50 tahun sebanyak 34% dan di atas 65 tahun sebanyak 41.9%. 

Bulan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyesuaikan pedoman Covid-19 untuk mendesak negara itu menjauh dari tindakan seperti karantina dan jarak sosial, alih-alih fokus pada pengurangan penyakit parah dari Covid-19.
Namun, badan tersebut mengatakan beberapa orang, termasuk mereka yang lebih tua, memiliki masalah autoimun, memiliki cacat tertentu atau kondisi kesehatan yang mendasarinya, berisiko lebih tinggi untuk penyakit serius, dan mungkin perlu mengambil lebih banyak tindakan pencegahan.
Sementara itu, di AS sendiri ada sekitar 65.000 kasus baru Covid-19 yang dilaporkan setiap hari selama dua minggu terakhir dan kasus yang dilaporkan menurun di hampir setiap negara bagian. Di seluruh Amerika Serikat, sekitar 400 orang meninggal setiap hari akibat Covid-19. 


Meskipun jumlah kasus resmi jauh dari mewakili tingkat penularan yang sebenarnya, perkiraan yang diterbitkan oleh CDC mengatakan bahwa rawat inap dan kematian baru akan tetap stabil untuk bulan depan.
Untuk orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, risiko kematian turun ke level terendah yang pernah ada selama gelombang Omicron.
Namun terlepas dari itu, pejabat kesehatan masyarakat AS optimistis dalam beberapa pekan terakhir bahwa dunia sedang menuju pemulihan dari pandemi, walau mereka terus mendesak masyarakat untuk berhati-hati. 


Bagaimana RI, Apakah Segera Berakhir Juga?

Harapan untuk terbebas dari pandemi Covid-19 tentunya diinginkan oleh semua negara. Termasuk Indonesia. Namun, cacatan kasus harian di RI masih belum ada akhirnya.
Berdasarkan laporan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dalam negeri per 19 September 2022,  ada tambahan 1.620 kasus baru hari ini. Secara total kasus konfirmasi mencapai 6.410.426.
Kemudian untuk kasus sembuh bertambah 3.390 sehingga totalnya 6.226.446. Sedangkan kasus meninggal bertambah 23 menjadi 157.915. Dengan ini, secara keseluruhan, kasus aktif turun 1.793 sehingga totalnya 26.065.



Kategori Pasien

Jumlah
Jumlah penambahan dibanding hari sebelumnya

Pasien Positif
6.226.446
+1.620
Sembuh
6.226.446
+3.390
Meninggal
157.915
+23
Kasus Aktif
26.065



Sementara itu, perkembangan vaksin di Indonesia juga berkembang cukup signifikan. Targer vaksinasi dari pemerintah yakni 234.666.020. Hingga 19 September kemarin, jumlah orang yang telah divaksin dosis 1 mencapai 204.339.563 atau naik 16.066 dari hari sebelumnya. Sementara untuk vaksin dosis 2 mencapai 170.949.252, naik 15.526.

Tak hanya itu, vaksin booster pertama dan kedua pun begitu gencar dimana masing-masing totalnya sudah mencapai 62.684.925 dan 554.430. Dengan data turunnya kasus aktif dan gencarnya vaksinasi membuat pemerintah saat ini melonggarkan aturan-aturan terkait Covid-19.

Di sisi lain, memang kasus Covid-19 ini tak bisa dibilang bebas risiko. Waspada tingkat tinggi memang mesti diterapkan oleh semua warga di RI apalagi kepada kelompok rawan seperti lansia hingga pengidap komorbid yang disarankan mendapatkan vaksin booster.

sumber
Diubah oleh 4574587568 21-09-2022 01:09
nomorelies
Mistaravim
gabener.edan
gabener.edan dan 4 lainnya memberi reputasi
-1
1.1K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan