Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

moerni.idAvatar border
TS
moerni.id
Rasuna Said: Dari Guru-Jurnalis-Hingga Pahlawan Nasional




Google Doodle punya kejutan  istimewa hari ini. Mesin pencari ini menampilkan karikatur Rasuna Said. Salah satu perempuan yang jadi pahlawan nasional.
 
Rasuna Said lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat. 14 September 1920. Gelarnya Rangkayo. Sebuah gelar adat bagi orang yang berakhlak mulai dan kaya raya.
 
Sebagai seorang yang terpandang, Rasuna mendapatkan banyak kelebihan. Termasuk pendidikan. Yang dijaman itu sangat sulit didapat. Apalagi bagi perempuan.
 
Ia memulai sekolah di Diniyah School. Sekolah yang menggabungkan pelajaran agama dan pelajaran khusus. Lalu ke Pesantre Ar-Rasyidiyah. Dan melanjutkan ke Diniyah Putri Padang Panjang.
 
Ia menjadi orang pandai. Lagi pemberani. Pendidikan membuka cakrawalanya. Tapi ia ingin apa yang ia rasakan juga dirasakan perempuan lain.
 
Karena itu ia bermimpi bangsa ini merdeka. Agar semua perempuan bisa mendapatkan kesamaan hak. Termasuk hak pendidikan.
 
Awalnya Rasuna mencoba menyebar pendidikan dengan menjadi guru. Tapi tak berlangsung lama. Ia kemudian menjadi aktivis. Jadi anggota PERMI. Di Bukit Tinggi pada 1930-an.
 
Rasuna juga seorang orator ulung. Salah satu pidatonya yang terkenal adalah ‘Langkah-Langkah Menuju Kemerdekaan Rakyat Indonesia’. Pidato itu disampaikan pada rapat umum Permi. Di Padang Panjang 23 Oktober 1932.
 
Pidatonya tentang kemerdekaan membuat Belanda marah. Ia ditangkap. Di bawa ke Pulau Jawa. Dipenjara. Di Semarang, Jawa Tengah. Selama 15 bulan. Rasuna akhirnya dibebaskan pada 1934. Ia sekolah lagi.
 
Selain menjadi guru, Rasuna juga seorang jurnalis. Pada 1935 Rasuna bahkan menjadi pemimpin redaksi sebuah majalah. Nama majalahnya Raya. Majalah ini banyak mengkritik kolonialisme Belanda.
 
Saat pindah ke Medan, Rasuna kembali berjuang lewat pendikan. Dengan mendirikan perguruan putri.
 
Di sana ia juga mendirikan koran mingguan. Diberi nama Menara Poeteri. Koran ini berbicara banyak hal tentang hak-hak perempuan. Tapi karena masalah keuangan, koran mingguan ini akhirnya tutup. Tak ada pelanggan yang membayar.
 
Setelah Indonesia merdeka pada 1945, Rasuna tak berhenti berjuang. Di awal kemerdekaan ia bergabung dengan Front Pertahanan Nasional. Pada 1950 ia pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPR RIS). Dan pada 1959 ia diangkat menjadi anggota dewan pertimbangan agung.
 
Ia akhirnya wafat di Jakarta pada 1965. Karena Kanker. Ia meninggalkan seorang putri Auda Zaschkya Duski. Serta enam orang cucu. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Kalibata. Jakarta Selatan.
 
Pada 13 November 1974, Pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 084/TK/Tahun 1974. Isinya mengangkat Rasuna Said sebagai Pahlawan Nasional. Ia menjadi perempuan kesembilan yang dianugerahi kehormatan ini. (moerni)



emoticon-Requestemoticon-Sundul Upemoticon-Rate 5 Star

Penulis: @moerni.id212©2022

Narasi: Pribadi

Sumber: 1, 2
Foto: 1,


 


nowbitool
ran4urlife
jiresh
jiresh dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.1K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan