Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

4574587568Avatar border
TS
4574587568
Sederet Bukti Kekalahan Putin Tinggal Menunggu Waktu


Jakarta, CNBC Indonesia - Agresi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina mulai mencapai garis finish. Berbagai bukti menunjukan perang yang sudah berlangsung sejak Februari 2022 ini dimenangkan oleh Ukraina.

Seorang pakar keamanan asal Inggris, Profesor Anthony Glees mengungkapkan, pasukan Rusia dinilai menghadapi banyak masalah selama perang di Ukraina, karena menghadapi peningkatan kerugian.


Profesor emeritus di Universitas Buckingham tersebut, secara gamblang mengungkapkan, negara yang menyerang berpotensi besar menghadapi kekalahan yang signifikan.

"Kami dan Amerika menilai bahwa 75.000 tentara Rusia telah terbunuh atau terluka... Itu sangat banyak. Dan 80z5 pasukan aktif Rusia sekarang terjebak di timur Ukraina," ujar Gless dilansir Newsweek, Sabtu (6/8/2022).

"Putin berharap untuk memenangkan perang ini dalam beberapa hari, dan apa yang sebenarnya terjadi adalah bahwa perang itu berjalan, bukan menuju jalan buntu, tetapi kekalahan. Tampaknya jika pertempuran Kherson berakhir dengan menguntungkan Ukraina, Rusia akan menderita kekalahan yang signifikan," imbuhnya.

Glees mengutip laporan terbaru lainnya dari Richard Moore, Kepala MI6 Inggris, yang mengklaim bahwa Rusia mungkin kehabisan tenaga.

"Kepala MI6 memiliki bentuk dalam memprediksi apa yang akan terjadi," ujar Glees.

"Dia mengatakan Rusia akan menyerang Ukraina ketika banyak yang meragukannya. Kita perlu mendengarkan dengan cermat apa yang dia katakan-dan Rusia perlu mendengarkan apa yang dia katakan, dan saya harap mereka akan melakukannya."

Wilayah Oblast Kherson terletak di Ukraina Selatan, terletak di sepanjang Laut Hitam dan berbatasan dengan semenanjung Krimea, yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014. Mengingat nilai strategisnya, Kherson adalah salah satu provinsi pertama di Ukraina yang berada di bawah pendudukan Rusia setelah dimulainya perang pada akhir Februari 2022.

Namun, dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Ukraina telah melipatgandakan upaya mereka untuk merebut kembali provinsi itu dari Rusia.

Pada Kamis, Kementerian Pertahanan Inggris melaporkan bahwa Ukraina "mengumpulkan momentum" dalam perjuangan untuk merebut kembali Kherson dan menggunakan rudal yang disediakan AS untuk menghancurkan beberapa jembatan yang digunakan pasukan Rusia untuk membawa pasokan.

Hanna Shelest, direktur program studi keamanan di lembaga kebijakan luar negeri dan keamanan, Prism Ukraina, sebelumnya mengatakan bahwa pasukan Ukraina tidak memprioritaskan provinsi tertentu di atas provinsi lain, melainkan berfokus pada tujuan yang paling logis.

"Semua wilayah itu penting," kata Shelest. "Kami tidak memprioritaskan satu atau lain cara, itu hanya di mana kami bisa melakukannya sekarang."

Sedikit lebih dari enam bulan setelah pasukan Rusia berbaris di perbatasan Ukraina, laporan menunjukkan 5.000 kendaraan dan peralatan berat lain milik Rusia telah hilang.

Situs analisis pertahanan intelijen Belanda, Oryx, menyebutkan jumlah totalnya adalah 5.010. Ditambahkan bahwa 3.193 di antaranya telah hancur, 103 rusak, 323 ditinggalkan dan 1.391 ditangkap.

Putin Berencana Kabur dari Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin juga dilaporkan tengah mempersiapkan rencana evakuasi darurat dari Rusia. Persiapan ini dilakukan untuk kemungkinan Ukraina menang dalam perang yang sedang berlangsung.

Informasi ini diungkapkan melalui saluran Telegram General SVR, yang konon dijalankan oleh orang dalam Kremlin.

"Putin sendiri dan rombongannya sedang mempersiapkan rencana untuk evakuasi dari Rusia," ungkap informasi tersebut, dilansir Express, Sabtu (6/8/2022).

Dugaan rencana evakuasi artinya Putin beserta keluarganya dibawa keluar dari Rusia dan masuk ke Suriah, negara sahabat terdekat. Mereka akan terbang melalui wilayah udara Turki, salah satu anggota aliansi NATO.

Namun jika Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menolak akses penerbangan Putin ke wilayah udara, ini akan secara efektif menggagalkan seluruh evakuasi.

Sementara itu, dilaporkan Iran menjadi negara lain yang mungkin tertarik dengan nasib Putin. Dikatakan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Erdogan diduga mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan jika Putin membutuhkan suaka.

"Pada prinsipnya, bermanfaat bagi Iran dan Turki untuk menjaga presiden Rusia di pengasingan sebagai cadangan, menggunakannya, tergantung pada situasinya, sebagai pengungkit atau sebagai alat tawar-menawar," ungkap informasi tersebut. sumber
amekachi
jerryreality850
jerryreality850 dan amekachi memberi reputasi
0
1.1K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan