ashibnuAvatar border
TS
ashibnu
Gender Reveal Party, Perayaan Yang Menghancurkan

Pada tanggal 5 September 2020, sekitar pukul 10:20, sekelompok keluarga besar berkumpul di Taman Peternakan El Dorado di Yucaipa, California. Mereka berada di sana untuk merayakan pesta pengungkapan gender, sebuah perayaan yang bertujuan untuk mengungkapkan jenis kelamin anak yang belum lahir dengan cara yang mengejutkan dan dramatis. Sayangnya, acara keluarga itu akan menjadi sebuah bencana besar yang menghancurkan dan merusak daerah itu selama berbulan-bulan.

Norma Jeane, Gadis Lugu Yang Menjelma Menjadi Marilyn Monroe

Gender  Reveal Party atau pesta pengungkapan gender awalnya adalah sebuah perayaan kecil yang dibuat oleh seorang blogger dan jurnalis bernama Jenna Karvunidis. Dia membuat kue berwarna putih yang didalamnya mengandung lapisan gula berwarna untuk menunjukkan kepada teman dan keluarganya jenis kelamin bayinya, warna merah muda untuk perempuan, biru untuk laki-laki.

Ide perayaan sederhana itu terlanjur menjadi populer dan kemudian banyak orang yang meniru. Perayaan tersebut semakin populer selama beberapa tahun dan pada awal tahun 2010 acara pengungkapan gender menjadi sebuah pesta yang semakin rumit. Banyak orang yang tidak lagi memakai kue berwarna, beberapa orang beralih ke cara lain yang lebih dramatis seperti kotak berisi balon helium yang berwarna, balon berisi bubuk berwarna, kembang api berwarna, pinatas berwarna, air mancur confetti berwarna, dan bom asap berwarna. Sampai-sampai kreatifitas tersebut mampu menarik perhatian di media sosial dan bahkan sampai diliput oleh media massa setempat. Namun, seiring viralnya perayaan tersebut banyak sekali kejadian yang tidak diinginkan terjadi, akibat perayaan tersebut banyak terjadi kecelakaan dan kebakaran yang membahayakan nyawa.


Pada 5 September 2020, sekelompok keluarga mengadakan pesta pengungkapan gender yang akan menjadi sebuah bencana di Taman Peternakan El Dorado. Taman Peternakan El Dorado terletak di pinggiran kota Yucaipa, tempat tersebut berupa pedesaan terbuka yang dikelilingi oleh pegunungan. Tempat itu sangat populer bagi di kalangan penjelajah alam, yang ingin memanfaatkan waktu menikmati alam dengan jalan setapak yang tidak ditandai tetapi tetap terpelihara dengan baik.

Rekaman CCTV di pagi hari menunjukkan adanya sekelompok orang dewasa dan anak-anak yang tiba di taman dan meledakkan bom asap berwarna.Hanya beberapa menit kemudian api melahap daerah itu, menyebar dengan cepat meskipun keluarga tersebut telah berupaya untuk mengendalikannya menggunakan air. Baik mereka maupun petugas pemadam kebakaran yang dengan cepat dipanggil ke tempat kejadian tidak dapat mengendalikan api, yang menyebar dengan sangat cepat melalui rerumputan dan dedaunan kering. Api akhirnya sampai menyebar ke perbukitan dan melahap tempat tinggal masyarakat sekitar.


Selama minggu berikutnya ratusan orang harus dievakuasi dan petugas pemadam kebakaran bekerja sepanjang waktu untuk mencoba dan menahan penyebaran api. Api tidak sepenuhnya dapat dikendalikan sampai tanggal 10 Oktober dan tidak padam sepenuhnya sampai tanggal 16 November, lebih dari sebulan setelah pertama kali sebuah keluarga merayakan acara pengungkapan gender. Pada saat itu hampir 23.000 hektar tanah telah terbakar, sepuluh bangunan telah rata dengan tanah, termasuk empat rumah, ribuan orang terpaksa mengungsi, belasan orang terluka dan yang paling parah, adanya korban meninggal dari petugas pemadam kebakaran yang tewas saat bekerja untuk mengendalikan api.

Charles Edward Morton seorang petugas pemadam kebakaran menjadi korban. Edward pada saat itu berusia 39 tahun dan dikenal oleh teman dan kolega sebagai petugas pemadam kebakaran berdedikasi yang mencintai pekerjaannya. Proses hukum belum sepenuhnya dilakukan terhadap keluarga yang mengakibatkan kebakaran dan biaya kerusakan juga masih dihitung, yang membutuhkan waktu cukup lama.


Kebakaran Peternakan El Dorado saat ini adalah peristiwa paling merusak yang diakibatkan dari pesta pengungkapan gender tetapi mengingat popularitas perayaan itu yang besar dan dramatis, perayaan yang semakin populer di media sosial terus berlanjut, ada setiap kemungkinan bahwa peryaan itu berakhir dengan tidak terduga.


Jenna Karvunidis, blogger dan jurnalis yang pertama kali mempopulerkan ide tersebut, telah secara terbuka menyatakan bahwa dia menyesal melakukannya. Dia mengatakan bahwa trend tersebut telah mengakibatkan kebakaran hutan dan kecelakaan. Tak seharusnya dirinya merayakan sesuatu yang akhirnya malah menimbulkan dampak yang merugikan banyak orang.


KOLEKSI THREAD MENARIK

Quote:
Diubah oleh ashibnu 25-07-2022 05:47
motormeo
handa 23
black.robo
black.robo dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.4K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan