Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Harga Minyak Mentah Sudah Melejit 350%, Sri Mulyani: Ini Situasi Ekstrem!



Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Nusa Dua - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkap saat ini dunia sedang dalam situasi yang tidak baik-baik saja. Menurut data Bank Dunia (World Bank) harga minyak mentah sudah naik 350% sejak April 2020 hingga 2022.
Merespons data tersebut, Sri Mulyani mengatakan peningkatan itu menandakan situasi ekstrem pada sektor energi.

"Saya pikir kita semua ingat awal pandemi di bulan April ada dua hari di mana harga minyak sebenarnya nol atau bahkan sedikit negatif. Dan sekarang kita menghadapi situasi ekstrem," jelas Sri Mulyani dalam pembukaan pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20, di BNDCC 1, Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022).

Ia menambahkan, lonjakan 350% ini merupakan peningkatan terbesar untuk periode dua tahun sejak 1997. Padahal pada awal pandemi COVID-19 harga minyak mentah sempat merosot ke angka nol bahkan negatif.

"Kami menyaksikan harga gas alam di Eropa meningkat 60% hanya dalam dua minggu. Bahkan di sejumlah negara mengalami kelangkaan. Kami melihat ini memiliki implikasi politik dan sosial yang besar di Sri Lanka, Ghana, Peru. Ekuador dan di tempat lain," tuturnya.

Kelangkaan gas alam pun disebut menjadi ancaman penghambat pemulihan ekonomi negara. Oleh sebab itu, Sri Mulyani meyakini saat ini situasi global alami krisis energi. Ia khawatir, situasi saat ini akan meningkatkan inflasi global.

"Perang serta kenaikan harga komoditas dapat memperburuk lonjakan inflasi global dan meningkatkan ketidakstabilan sosial lebih lanjut. Kita bisa melihat penurunan lebih lanjut dalam standar hidup, terutama untuk rumah tangga miskin dan rentan," tutupnya.

Berdasarkan data di website resmi The World Bank, harga energi meningkat 26,3% antara Januari dan April 2022. Angka lonjakan itu didorong peningkatan harga batu bara, minyak, dan gas alam.

Secara nominal, harga minyak mentah sendiri telah meningkat sebesar 350% dari April 2020 hingga April 2022. Kenaikkan ini menjadi peningkatan terbesar dalam dua tahun ini

https://finance.detik.com/energi/d-6...tuasi-ekstrem.

Pertanda BBM subsidi bakal naik atau ambil jalan impor dari Rusia aja kayak wacana sebelumnya


Pertamina Disarankan Beli Minyak Murah dari Rusia

Penulis Kiki Safitri | Editor Yoga Sukmana 

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi tidak perlu dilakukan, seandainya Indonesia mau mengimpor minyak mentah murah asal Rusia. 

Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi untuk jenis Pertamax Turbo, Dex Series, dan LPG Non Subsidi pada Minggu (10/7/2022). Kenaikan harga ini dilakukan Pertamina siring dengan adanya kenaikan harga minyak dunia.

 “Kemarin kan pemerintah (Jokowi) bertemu dengan Putin, kan bisa (menjajaki) untuk pembelian minyak mentah dengan harga murah. Kenapa China bisa? India juga bisa? Bahkan India berlomba membeli minyak mentah murah, kita kok enggak, harusnya kan bisa,” kata Trubus saat dihubungi Kompas.com. 

Trubus juga mengatakan meskipun saat ini Rusia dihadapkan pada sanksi barat akibat invasi ke Ukraina, hal ini jangan menjadi patokan Indonesia. Sebab kata dia, Indonesia memiliki kedaulatannya sendiri. 

“Untuk membeli minyak harga murah itu, kita tidak usah memikirkan ancaman barat kan, kita kan punya kedaulatan sendiri. China sama Brasil juga beli solar dari Rusia langsung,” kata Trubus.

 Sementara itu, Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan Pertamina memiliki dua opsi, kenaikan harga BBM non subsidi atau menambah subsidi. Sebab saat ini Indonesia masih mengimpor minyak mentah.

 “Kalau enggak harganya dinaikkan, ya opsi lain subsidi. Mereka punya enggak uang untuk subsidi? Kan kita 50 persen masih impor. Kalau belinya lebih mahal, masa jualnya lebih murah? kan rugi,” kata Agus. 

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, kenaikan harga BBM non subsidi dilakukan untuk menyesuaikan dengan harga pasar. 

“Jadi itu disesuaikan dengan formula yang dikeluaran oleh Kementerian ESDM, dan secara berkala, jika harga minyak dunia yang terefleksi dari Indonesia Crude Price atau ICP, maka dengan format tersebut harga BBM non subsidi memang dinaikkan,” jelas Nicke saat berbincang dalam Economic Challenges - Bom Waktu Subsidi BBM di Metro Tv.

Nicke mengatakan kenaikan harga BBM non subsidi bisa menyebabkan sifting ke BBM subsidi, namun hal ini telah diantisipasi dengan perhitungan yang matang. Karena jika terjadi shifting yang tinggi akan dapat merugikan negara.

“Ya, itu pasti terjadi shifting, kita hitung betul ketika kita ingin menaikkan harga, berapa kira – kira perpindahannya. Ini yang harus dilakukan lebih lanjut, agar perpindahan ini terkendali, dan tidak semuanya pindah ke BBM subsisdi, karena ini akan merugikan negara,” kata dia. 

 Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyebutkan, negara memiliki keterbatasan dalam hal keuangan. Problem saat ini adalah dari sisi minyak mentah Indonesia memang masih impor untuk konsumsi dalam negeri. Untuk konsumsi per hari, Indonesia membutuhkan kurang lebih 1,4 juta barel, sementara lifting minyak mengalami penurunan. Hal ini merupakan masalah mendasar yang berkaitan dengan BBM, dari hulu ke hilir. 

“Jadi betul, problemnya sekarang, dari sisi minyak secara volume saja kita impor. Sementara untuk memberikan subsidi tentunya kemampuan negara ada batasnya,” ujar Sugeng

 https://money.kompas.com/read/2022/07/13/091500426/pertamina-disarankan-beli-minyak-murah-dari-rusia?page=all.

Padahal waktu ketemu Presiden Putin nggak bahas masalah minyak... Cuma pangan , pupuk dan lain-lainnya
0
2.5K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan