Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mantan.walikotaAvatar border
TS
mantan.walikota
Kejanggalan Kematian Brigadir J:WA Keluarga Diretas, Polisi Paksa Tanda Tangan, Orang
Kejanggalan Kematian Brigadir J: WA Keluarga Diretas, Polisi Paksa Tanda Tangan, 'Orang Itu Mencari Sesuatu Terkait Almarhum'



Kejanggalan Kematian Brigadir J: WA Keluarga Diretas, Polisi Paksa Tanda Tangan, 'Orang Itu Mencari Sesuatu Terkait Almarhum'


Keluarga mengalami sejumlah kejadian tak menyenangkan seusai Brigadir J yang bernama asli Nofriansyah Yosua Hutabarat tewas karena penembakan.

Tewasnya Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022), menyisakan sejumlah kejanggalan.

Polisi menyebut Brigadir J sempat melakukan pelecehan seksual sebelum ditembak Bharada E, namun muncul kecurigaan ada yang ditutupi pihak kepolisian.

Adapun ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat membeberkan sejumlah kejadian yang diterima keluarga pasca-tewasnya Yosua.

WhatsApp Diretas

Dikutip dari Kompas.com, Samuel mengatakan ada yang berupaya meretas WhatsApp dan media sosial keluarganya.

Mulai dari miliknya, milik sang istri, hingga milik kakak Brigadir J.

Samuel menduga ada sesuatu yang dicari oleh peretas mengenai almarhum.

"Orang itu mau menyelidiki kami, mencari sesuatu terkait almarhum untuk mengaitkannya dengan kami," kata Samuel di rumah duka di Jambi, Selasa (12/7/2022), dilansir Sosok.ID dari Kompas.com.

Pada aplikasi WhatsApp tertulis, "Kami menemukan upaya login yang biasanya tidak Anda gunakan. Kami sudah mengunci akun Anda untuk mengamankannya".

Dilarang buka peti dan dipaksa tanda tangan

Bukan itu saja, polisi juga sempat melarang keluarga membuka peti jenazah tanpa menjabarkan alasannya.

"Kita dilarang, tapi tidak dijelaskan kenapa peti jenazah tidak boleh dibuka?" kata Samuel.

Samuel merasa tak terima karena tak diizinkan membuka peti jenazah anaknya sehingga terjadi adu argumen.

Polisi lebih lanjut meminta Samuel melakukan tanda tangan, namun ayah Brigadir J menolak.

"Saya disuruh tanda tangan dulu, baru nantinya boleh dibuka. Saya tolak, karena itu sama dengan membeli kucing dalam karung.

Nanti kalau terjadi masalah dan saya sudah tanda tangan, malah saya dipermasalahkan," kata Samuel.

Akhirnya Samuel dan istri diizinkan membuka peti jenazah. Namun saudara-saudara Brigadir J hanya boleh melihatnya.

Orang-orang juga diminta keluar saat peti jenazah dibuka. Jendela dan tirai bahkan ditutup.

"Dibukanya itu sedikit sekali. Tapi ibunya (syok) berteriak-teriak dia, karena melihat banyak sekali luka di bagian tubuh dan wajah," kata Samuel.

Ratusan polisi kepung rumah

Mendadak ratusan polisi juga mengepung rumah duka, membuat keluarga ketakutan.

"Waktu datang orang itu ke rumah, kami terkejut. Jantung kami serasa mau copot, maklum kami baru trauma baru kehilangan," kata Bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak.

Rumah orang tua Brigadir J berada dalam kompleks perumahan SD, membuat pagar SD akses keluar masuk perumahan pun ditutup.

Polisi datang dengan 10 mobil dan satu bus, suasana rumah duka langsung mencekam.

"Kami seolah diserang, karena rumah didatangi," kata Rohani. Merasa terdesak, Rohani menegur polisi dengan nada tinggi.

"Jangan seperti itulah Pak masuk rumah orang, kami ini lagi sedih loh, lagi trauma. Yang sopan lah, pakai permisi," kata Rohani.

Keanehan Kasus Brigadir J dan Jawaban Polisi

Melalui konferensi pers Selasa (12/7/2022),
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto menjawab sejumlah kecurigaan pihak keluarga.

1. CCTV di TKP

Mengenai tidak adanya CCTV yang mengungkap kejadian, Kombes Budhi menjelaskan, CCTV di TKP sudah rusak dua minggu sebelum terjadinya penembakan.

Meski begitu, polisi mengaku mendapatkan CCTV di sekitar TKP.

"Bisa membuktikan petunjuk adanya proses ataupun orang-orang yang mungkin berada di rumah tersebut," jelas Kombes Budhi, Selasa (12/7/2022), dikutip dari KompasTV.

2. Luka Sayatan

Di tubuh Brigadir J ditemukan 7 luka tembakan dan luka sayatan.

Menurut Kombes Budhi, luka sayatan juga berasal dari luka tembakan.

"Luka sayatan yang berada di bawah kelopak mata kanan itu adalah karena luka tembak masuk," jelas Kombes Budhi.

3. Tak Adanya Luka di Tubuh Bharada E

Keluarga juga mencurigai tidak adanya luka tembak di tubuh Bharada E, padahal katanya Brigadir J melakukan penembakan sebanyak 7 kali.

Selain itu, Brigadir J juga merupakan sosok sniper handal yang mustahil tak satupun tembakannya mengenai lawan.

Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menyebut Bharada E berada di tempat yang terlindungi sehingga aman dari tembakan.

"Tidak ada (kena tembak), kan posisi dia lebih tinggi dan dia posisinya dalam keadaan yang terlindungi," katanya pada Senin (11/7/2022).

Sekedar informasi, Kapolri Listyo Sigit Prabowo saat ini telah membentuk tim investigasi untuk mengusut sebab-akibat kematian Brigadir J yang dinilai janggal.


https://sosok.grid.id/read/413375498...arhum?page=all





pilotwaras108
pilotwaras108 memberi reputasi
3
1.6K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan