Bismillah

Ibadah merupakan salah satu bukti bahwa seorang hamba itu beriman. Tuhan Rabbul 'alamiin mencipta manusia memang dengan beberapa alasan.

Ibadah adalah salah satu tujuan penciptaan. Ketika seorang hamba menjalankan perintah Allah dengan beribadah sungguh-sungguh, itu membuktikan bagaimana ketakwaan seseorang.

Menjadi orang yang bertakwa kepada Allah, tentu ia tidak akan pilih-pilih perintah yang memang harus dikerjakannya dan menjauhi apapun yang dilarang.

Dari beberapa tujuan penciptaan dan hidup kita, satu yang paling
utama yaitu hanya agar beribadah kepada Allah SWT.



Ibadah tidak sekadar ibadah, karena ia juga harus sesuai syari'at atau aturan yang ditentukan oleh agama Islam. Tentu saja setiap orang akan menginginkan ibadahnya diterima, berikut beberapa upaya agar ibadah diterima:

1. Ada Iman atau Keyakinan Kuat
Iman atau percaya, dalam hal ini kepercayaan kepada Rabb pencipta harus dan wajib ada dalam dada seorang hamba.

Dalam Syari'at Islam, mengimani adanya Allah subhanahu wa ta'ala adalah yang paling utama. Mengimani adanya Allah pun harusnya tidak sekadar diucapkan melalui lisan, tetapi diyakini dalam hati juga. Kemudian tentu saja goalnya adalah pengamalan atau implementasi.

Mengimani Allah mengapa penting? Karena iman adalah gerbang awal dalam menjalankan amal saleh. Ketika amal saleh tidak benar-benar ditujukan kepada Allah semata, tentu amalan itu akan jatuh pada kesyirikan, baik itu kecil hingga besar.

Ketika manusia menyekutukan Allah, ingatlah bahwa itu akan berakibat buruk, yaitu akan mendapat dosa besar. Syirik memanglah salah satu dari beberapa dosa yang merupakan dosa besar.

Namanya saja dosa besar, maka dosa itu tidak akan mudah diampuni oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Jika ingin diampuni, tentu harus benar-benar bertaubat akan dosa itu.

2. Niat Benar dan Lurus

Semua amalan yang dilakukan seorang hamba, tidak akan diterima jika niatnya tidak benar atau lurus.

Niat memang termasuk ibadah hati, yang dapat mengetahui hanyalah rabb pencipta dengan hamba yang bersangkutan.

Urusan niat ini perkara mendasar. Seorang hamba jangan sampai salah niat saat beramal. Jika kita dari awal memiliki niat tidak benar, seperti niat ingin dipandang orang atau ingin dipuji, maka bisa dipastikan amalan yang dilakukan itu akan sia-sia saja.

Untuk itulah, penting bagi hamba dari awal ketika akan melakukan amal shalih, maka harus diniati dengan hati yang tulus. Insyaallah ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

3. Taqwa dan Merasa Diawasi
Seperti kita tahu bahwa taqwa adalah bukan perkara remeh, ia tingkatan tertinggi dari seorang hamba.

Jika seorang hamba ingin amal salehnya ternilai di hadapan sang pencipta, maka perlu ada ketakwaan dalam jiwa seseorang. Selain itu, perlu baginya ada rasa bahwa dirinya selalu diawasi oleh sang pencipta.

4. Fokus Harap Rida-Nya

Ketika seorang hamba beramal, tentu tidak sedikit godaan yang mengiringi sebuah amal. Untuk itulah, seorang hamba haruslah fokus, benar-benar fokus untuk apa ia melakukan sebuah amal.

Jika beramal sekadar beramal, tidak berpikir hendak diterima ataukah tidak, maka tentu saja hanya menjadi sebuah kesia-siaan saja.

Jika hanya ingin meraih rida netizen, sementara netizen itu seabrek dan beragam maunya, tentu hanya akan membuat seorang hamba lelah. Cukupkan sebuah amal itu hanya berharap rida dari-Nya.



5. Amalan yang Berdasar
Jika seorang hamba ingin amal salehnya tidak sia-sia, satu hal yang cukup penting selain yang telah disebutkan di atas, yaitu contoh atau dasar.

Jadi, amal saleh itu ada dan mengikuti panduan yang jelas dan sahih. Tidak asal melakukan amal.

Begitulah beberapa cara agar sebuah ibadah itu ada nilainya kelak.

Wassalam
Penulis:@nibrasulhaq
Narasi: Oppri