ashibnuAvatar border
TS
ashibnu
Insiden Mont Blanc, Lenyapnya Pelabuhan Halifax Dalam Sekejap

Pada tanggal 6 Desember 1917, dua kapal bertabrakan di Pelabuhan Halifax, Nova Scotia, Kanada. Tabrakan itu memicu insiden besar di salah satu kapal yang penuh dengan muatan bahan peledak. Lewat 35 detik setelah pukul 09:04 sebuah kapal kargo meledak, menyebabkan salah satu ledakan non-nuklir terbesar yang pernah terjadi.

7 Benda Aneh Peninggalan Sejarah

Pelabuhan Halifax adalah pelabuhan terbesar di pantai Atlantik Kanada. Tempat itu berada di sebuah teluk, yang dikenal sebagai Basin Bedford, yang diapit oleh selat kecil yang dikenal sebagai The Narrows, yang mengarah ke laut terbuka samudra Atlantik, dengan beberapa pulau kecil yang berada di lepas pantai. Pada tahun 1917, Pelabuhan Halifax yang ramai dengan aktifitas pelabuhan membuat tempat itu juga dikenal dengan kota Halifax yang berdekatan dengan kota Dartmouth.

Kedua kota tersebut memiliki populasi gabungan sekitar 65.000 orang. Populasi tersebut terus tumbuh yang diakibatkan oleh Perang Dunia Pertama yang sedang berlangsung yang membuat pelabuhan menjadi sangat strategis. Tempat itu menjadi titik keberangkatan utama untuk konvoi kapal perang menuju Eropa. Halifax adalah pelabuhan yang sangat penting, yang menjadi lebih sibuk selama perang dunia daripada sebelumnya. Beberapa hari sebelum kecelakaan terjadi, Kapal Norwegia SS Imo tiba di Pelabuhan Halifax dan berlabuh di Basin Bedford, kapal tersebut berlabuh selama beberapa hari menunggu pasokan yang akan dimuat. Beberapa barang yang dimuat, yakni batu bara sebagai bahan bakar kapal uap yang sudah mengalami keterlambatan.


Meski diizinkan untuk berangkat pada 5 Desember, SS Imo tidak menyelesaikan pemuatan hingga akhirnya terlambat untuk berangkat. Jaring kapal selam, yang dirancang untuk melindungi kapal yang sedang berlabuh di Basin Bedford dari serangan kapal selam U-boat Jerman, telah dipasang pada malam hari, oleh karena itu tidak ada kapal yang bisa masuk atau keluar pelabuhan. Meskipun sudah ingin segera berangkat, awak kapal Imo harus menunggu hingga keesokan paginya.


Sementara itu kapal kargo Prancis SS Mont Blanc berada dalam situasi yang sama di luar pelabuhan. SS Mont Blanc sudah terlambat untuk memasuki Basin Bedford, sehingga terpaksa menunggu di luar pelabuhan sampai jaring kapal selam diangkat lagi keesokan paginya. Awak Kapal Mont Blanc lebih suka menghabiskan malam dengan kapal yang sudah ditambatkan dengan aman di dalam pelabuhan, terutama mengingat muatan yang dibawanya. Di kapal Mont Blanc terdapat sejumlah besar bahan peledak termasuk TNT, guncotton, picric acid, benzol dan tar. Ketakutan yang dirasakan oleh awak kapl Mont Blanc akhirnya berakhir.

Pada pukul 07:30 pagi tanggal 6 Desember jaring kapal selam akhirnya dibongkar dan kedua kapal mulai bergerak, Imo keluar dari Pelabuhan Halifax dan Mont Blanc masuk ke pelabuhan. Kapal yang melewati The Narrows seharusnya mengambil sisi kanan dan mematuhi batas kecepatan kapal yang hanya lima knot. Namun, pada hari itu, kapten SS Imo sangat ingin cepat bergerak sehingga dia mengabaikan batas kecepatan, melaju ke The Narrows dengan kecepatan yang jauh lebih cepat.


Pada titik ini SS Imo bertemu dengan dua kapal lain di jalur The Narrows. Pertama adalah SS Clara, kapal Amerika yang masuk ke pelabuhan di sisi yang salah dari jalur The Narrows. Kedua kapal itu memberi isyarat satu sama lain dan SS Imo akhirnya bergerak menuju jalur tengah The Narrows untuk menghindari tabrakan. Beberapa saat kemudian SS Imo bertemu dengan kapal penarik Stella Maris, yang sedang berjalan di tengah The Narrows. SS Imo segera banting kemudi ke samping, kali ini dari posisi dekat tengah The Narrows ke sisi yang tak seharusnya. Akhirnya tabrakan tak terhindarkan antara SS Imo yang akan keluar dengan SS Mont Blanc yang akan masuk pelabuhan.

Kedua kapal itu terlihat satu sama lain ketika jarak mereka 1,2 kilometer dan memulai memberikan serangkaian sinyal panik. Mont Blanc bersikeras untuk tetap jalan, tetapi SS Imo juga tidak mau mengalah karena mereka sudah terlambat. Ketika semakin dekat berpapasan, kedua kapal tersebut mematikan mesin mereka. Mont Blanc berusaha untuk menghindari SS Imo, tetapi Imo membalikkan kemudi ke arah yang salah. Akibatnya hidung kapal Imo berayun ke lambung kapal Mont Blanc. Tabrakan itu terjadi dengan kecepatan yang relatif rendah, meskipun cukup merusak, tetapi tidak langsung membuat kapal meledak. Beberapa barel kargo Mont Blanc yang mudah terbakar pecah dalam tabrakan, mengakibatkan tumpahan besar bahan yang sangat mudah terbakar. Kemudian mesin SS Imo dinyalakan dan kedua kapal mulai untuk saling menjaga jarak.


Saat kedua kapal mencoba untuk saling menjauh, dinding kapal yang terbuat dari logam saling menggores, percikan api dari goresan logam  membuat Mont Blanc mulai terbakar. Menyadari akan datangnya bahaya, kapten Mont Blanc, Aimé Le Medec, memerintahkan krunya untuk segera meninggalkan kapal. Dengan menaiki sekoci, awak kapal Mont Blanc berteriak berusaha untuk memperingatkan semua yang berada di pantai dan sekitarnya. Sayangnya, akibat kebingungan dan kebisingan aktifitas pelabuhan sehingga sangat sedikit orang yang menyadari dan memahami peringatan itu. Gumpalan asap besar membubung tinggi ke udara dan orang-orang tertarik untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Pada pukul 09:04 lewat 35 detik, kargo di atas kapal Mont Blanc meledak. Ledakan itu sangat besar yang menghancurkan segalanya dalam jarak 2,6 kilometer dari kapal. Ribuan bahan berat dan pecahan logam panas menghujani seluruh kota. Sebuah meriam dari dek Mont Blanc terpental ke udara dan mendarat sejauh 5,6 kilometer. Gelombang kejut berjalan dua kali lipat kecepatan suara dan dirasakan di seluruh Nova Scotia. Bangunan-bangunan hancur, pohon-pohon rata, mobil-mobil berjatuhan dan kapal-kapal terangkat sepenuhnya dari pelabuhan menuju ke daratan.


Dalam waktu singkat sekitar 1.600 orang tewas seketika dan banyak lagi yang terluka parah. Para korban terkubur di bawah puing-puing dan banyak yang mengalami cedera mata serius karena mereka melihat langsung ledakan. Selain kekuatan destruktif dari ledakan, peristiwa itu juga menciptakan tsunami dengan gelombang air setinggi enam lantai yang menerjang ke kota terdekat, menghancurkan dan menenggelamkan banyak dari mereka yang selamat dari ledakan. Kapal Imo adalah salah satu dari sekian banyaknya kapal yang tersapu oleh tsunami. Saat terlempar dari pelabuhan, hampir semua awak kapal di dalamnya sudah tewas.

Lebih buruk lagi, saat air sudah surut, api mulai membakar reruntuhan bangunan di daratan. Ledakan itu juga telah menghancurkan mesin boiler yang meruntuhkan pabrik dan merobohkan bangunan di sekitarnya. Dengan banyaknya puing-puing bangunan yang terbakar, mengubah upaya penyelamatan menjadi berpacu dengan waktu. Karena peristiwa itu terjadi dalam suasana Perang Dunia Pertama, banyak yang berasumsi bahwa kejadian itu disebabkan oleh serangan musuh. Alih-alih segera fokus pada penyelamatan, para tentara banyak yang berlari ke pos mereka untuk bersiap menghadapi serangan selanjutnya. Setelah beberapa jam berlalu, sumber sebenarnya dari ledakan itu segara dipahami secara luas.


Tim penyelamat yang terdiri dari petugas pemadam kebakaran dari seluruh provinsi bergabung dengan polisi dan militer, serta ratusan sukarelawan yang sangat terguncang oleh peristiwa itu. Mereka menggali sisa reruntuhan, menarik keluar setiap orang yang selamat yang bisa mereka temukan. Para korban yang ditemukan segera dikirim ke fasilitas medis kota yang masih tersisa, ribuan korban luka parah tiba di setiap rumah sakit yang tersedia dalam hitungan jam. Beberapa kapal militer yang dekat pada saat ledakan, dialihkan untuk menawarkan bantuan dan segera diubah menjadi kapal rumah sakit darurat. Meskipun terluka dan terkejut dengan apa yang terjadi, semua orang melakukan apa pun yang mereka bisa untuk saling membantu. Bahkan beberapa anak-anak yang secara sukarela membawa pesan ke seluruh kota. Upaya penyelamatan juga diperumit oleh cuaca yang memburuk.

Sehari setelah ledakan, ketika ratusan orang masih terluka, kehilangan tempat tinggal dan terjebak di bawah puing-puing, badai salju segera menerjang kota, membuat suhu di bawah titik beku dan tumpukan salju setinggi 1,2 meter. Kondisi yang mengerikan itu tidak hanya menjadi tantangan bagi penyelamat, tetapi juga menghentikan bantuan untuk mencapai kota. Kereta yang membawa pasokan medis dan bahan makanan terpaksa berhenti akibat jarak pandang yang buruk meskipun pasokan mereka sangat dibutuhkan  dalam zona ledakan. Jumlah korban tewas sulit diperkirakan, tetapi totalnya sekitar 2.000 orang, dengan 9.000 orang lainnya menderita luka serius.


Segera setelah situasi di lapangan terkendali, penyelidikan diluncurkan untuk menetapkan siapa yang harus disalahkan atas insiden tersebut. Mungkin sedikit masuk akal jika kapten kapal Imo yang harus disalahkan atas bencana itu. Lagi pula, kapal Imo juga melaju kencang melampui kecepatan yang sudah ditetapkan ketika melalui The Narrows tepat sebelum tabrakan terjadi. Imo melaju di sisi yang salah dan menolak untuk mengalah bahkan ketika diberi isyarat oleh Mont Blanc. Namun, hakim Arthur Drysdale juga menyalahkan awak Mont Blanc yang menurutnya telah gagal mengikuti aturan pergerakan kapal.

Ada beberapa alasan untuk menyalahkan awak Mont Blanc, di antaranya adalah kemarahan publik yang sudah memuncak. Dan mengingat bahwa semua awak kapal Imo telah tewas dalam ledakan itu, kemarahan itu terjadi akibat mereka telah meninggalkan kapal untuk menyelamatkan nyawa mereka sendiri ketika kebakaran terjadi. Tiga orang didakwa dengan pembunuhan berencana. Mereka adaalah Aimé Le Medec kapten Mont Blanc, Francis Mackey petugas pelabuhan dan Frederick Evans Wyatt kepala petugas pemeriksa Pelabuhan Halifax. Namun, tak satu pun dari mereka dibawa ke pengadilan, karena tidak ada cukup bukti untuk melakukannya.


Keputusan bahwa Mont Blanc yang bersalah dibatalkan oleh Mahkamah Agung Kanada pada tahun 1919 dan ditetapkan bahwa kedua kapal telah membuat kesalahan yang berkontribusi pada bencana. Terlepas dari kehancuran Halifax, beberapa hasil positif memang muncul dari bencana tersebut. Aturan tentang keluar masuk pelabuhan dan penyimpanan bahan berbahaya diperbahrui agar bencana serupa tidak terulang lagi.


Upaya penyelamatan besar-besaran pada kejadian itu juga mendukung organisasi amal di Kanada. Akibat dari banyaknya korban yang mengalami luka serius pada mata maka berdirilah Institut Nasional Kanada untuk Tunanetra beberapa tahun kemudian. Sementara upaya penyelamatan yang ekstensif menggarisbawahi pentingnya Palang Merah dan membantu organisasi itu tumbuh menjadi organisasi kemanusiaan seperti sekarang ini. Salah satu warisan yang paling abadi dari bencana tersebut adalah persahabatan sipil antara Nova Scotia dan Boston City. Boston adalah salah satu kota pertama yang mengirim bantuan ke Halifax. Sebagai ucapan terima kasih atas dukungan itu, Nova Scotia menyumbangkan sebuah pohon natal ke kota Boston. Bertahun-tahun kemudian hal itu menjadi tradisi dan hingga hari ini Nova Scotia selalu memberi Boston sebuah pohon untuk perayaan natal setiap tahunnya.


KOLEKSI THREAD MENARIK

Quote:
Diubah oleh ashibnu 11-07-2022 00:42
Okutet
Okutet memberi reputasi
24
6.5K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan