cangkeman.netAvatar border
TS
cangkeman.net
Dialek Jonegoroan yang Wajib Kamu Ketahui Sebelum Main Ke Bojonegoro


Cangkeman.net - Sebagai kontributor pertama di cangkeman yang berasal dari kota Bojonegoro, saya berhasrat untuk memperkenalkan sesuatu. Alasannya apalagi kalau bukan karena kota kelahiran saya ini sangat-sangat tidak terkenal.

Bahkan, kamu mungkin baru kali ini kan dengar nama Bojonegoro? Ngaku aja deh, saya nggak akan marah kok hehe..

Demi memperluas pengetahuan pembaca setia cangkeman dan meminimalisir konflik antar daerah, khususnya di pulau Jawa. Ijinkan saya untuk menampilkan uniknya dialek Jonegoroan : dialek khas Bojonegoro yang terkadang lucu dan juga rawan untuk disalahpahami.

1. Akhiran kata –em
Tidak seperti Bahasa Indonesia atau Bahasa Jawa di daerah lain yang menggunakan akhiran –mu untuk menunjukkan kata kepemilikan, entah mengapa dialek Jonegoroan ini memilih akhiran –em. Apa karena ingin tampil beda? Saya juga tidak tahu, mendingan kita lihat yuk contohnya.

Bahasa Jawa Umum : Wedi karo bojomu
Dialek Jonegoroan : Wedi karo bojonem
Keduanya memiliki arti yang sama, yaitu “takut sama istri/suamimu”

Jadi kalau kamu ketemu dengan orang yang suka ngomong klambinem (bajumu), omahem (rumahmu) dan em em lainnya maka patut dicurigai kalau dia adalah orang Bojonegoro.

2. Gara-Gara Permen
Suatu ketika saya pergi ke kota Malang untuk mengikuti ujian masuk di sebuah politeknik ternama. Sudah menjadi kebiasaan, saat grogi saya akan ngemut permen agar lebih tenang dan bisa berkonsentrasi. Permen merek apa saja tidak masalah, masalahnya ada di cara saya menyebut permen itu sendiri.

Melihat orang yang duduk di sebelah saya membawa permen yang lumayan banyak, saya pun dengan agak sungkan bilang, “Eh aku njaluk mut-mutan e ya” artinya : “Eh aku minta permennya ya”

Sontak orang tersebut menunjukkan wajah kaget kemudian tertawa. Semenjak itu juga saya tahu kalau di daerah lain mut-mutan memiliki arti ciuman. Bukan sekadar ciuman biasa tapi ciuman yang mesra, spesifik bibir ke bibir. Aduh malu banget, bingung gimana jelasinnya kalau saya cuman mau minta permen, nggak yang aneh-aneh

Pantas saja lawan bicara saya kaget, saya juga kaget karena masih sama-sama di Jawa Timur tapi kok bisa kena culture shock perkara permen ya? Untung masnya baik dan saya tetap dapat permen gratis hehe..


3. “Genyo” is our Pride
Untuk bilang “kenapa” dalam Bahasa Jawa pada umumnya orang akan berkata “Kenek opo?”“Kenopo sih?”, atau kalau di daerah Surabaya dan sekitarnya lebih familiar dengan, “Nyapo rek?”.

Tapi di Bojonegoro kamu akan banyak bertemu “Genyo”“Geno”“Ginyo”, dan berbagai kata yang mirip tergantung di Bojonegoro mana mereka tinggal

Nah, berikut beberapa kata khas Jonegoroan yang biasanya tidak dimengerti oleh orang luar Bojonegoro (menurut pengalaman saya pribadi ya, hehe)

a. Matoh : keren

b. Njungok : duduk

c. Jengklong : nyamuk

d. Petil : ambil

e. Menyok : singkong

f. Pelas : dadar jagung

g. Buwuh/Anjeng : kondangan

h. Nglenyer : jalan mulus / tidak berlubang

Gimana apakah kamu tertarik punya pacar orang Bojonegoro? Eh, maksud saya apakah kamu tertarik belajar dialek Jonegoroan?


Tulisan ini  ditulis oleh Galih Agus Santoso di Cangkeman pada tanggl 29 Mei 2022
nomib
nomib memberi reputasi
3
1.4K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan