Terkini.id, Jakarta – Tak setuju dengan izin Ponpes Shiddiqiyyah dicabut, PKS sebut tidak harus dicabut izinnya, Jumat 8 Juli 2022. Kementerian Agama (Kemenag) telah memutuskan buat mencabut izin dari pondok pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang Jawa Timur. Hal tersebut terjadi karena polisi hendak dihalangi ketika ingin menangkap tersangka pencabulan pada santriwati, yakni Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) atau disebut Mas Bechi (42).


Anggota Komisi VIII DPR Fraksi PKS yakni Bukhori Yusuf merasa bahwa Kemenag harusnya tidak mesti sampai mencabut izin ataupun membubarkan pondok pesantren itu. “Tidak harus dicabut izin dan dibubarkan,” sebut Bukhori saat dihubungi pada Kamis 7 Juli 2022.


Bukhori merasa bahwa Kemenag mestinya fokus buat penyelamatan para santri dan juga santriwati pondok pesantren itu. Di samping itu, baginya mesti ada evaluasi pada proses pendidikan ponpes itu. “Yang perlu diselamatkan adalah para peserta didik dan proses pendidikannya,” sebut Ia. Walaupun tidak setuju dengan izin ponpes dicabut, Ketua DPP PKS tersebut tetap mendorong supaya penegak hukum bisa memberikan hukuman yang berat kepada Mas Bechi.


“Seharusnya pelakunya (Mas Bechi) yang dihukum berat,” tegas Ia. Sebelumnya, Kemenag telah mencabut izin operasional dari Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah tersebut. Pesantren itulah yang mana menaungi tempat tersangka melakukan pencabulan atas nama Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) atau Mas Bechi. Direktur Pendidikan Diniyah dan juga Pondok Pesantren yaitu Waryono, mengatakan bahwa nomor statistik dan juga tanda daftar pesantren Shiddiqiyyah sudah dibekukan. “Sebagai regulator, Kemenag memiliki kuasa administratif untuk membatasi ruang gerak lembaga yang di dalamnya diduga melakukan pelanggaran hukum berat,” ujar Waryono pada Kamis 7 Juli 2022 yang dilansir dari detiknews.

sumur

semoga umat tidak kapok memasukan anaknya ke ponpes untuk dicabuli