Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

albyabby91Avatar border
TS
albyabby91
Manusia Dan Perjuangan Mengasuh Ruang Dan Waktu
Manusia dan Perjuangan Mengasuh Ruang dan Waktu

Sejak permulaan penciptaannya, manusia dan makhluk lainnya oleh Tuhan telah dianugerahi dua dimensi pelengkap ; ruang dan waktu. Dimensi yang senantiasa berdampingan dengan kehidupan ini adalah faktor eksternal yang sangat menentukan kelangsungan dan kelestarian kehidupan.

Bumi tempat kita berpijak yang amat luas ini, adalah ruang tanpa batas (dalam pengertian untuk mengelolanya dibutuhkan human resources yang cukup) dimana manusia dan makhluk lainnya saling berbagi peran untuk mengelolanya. Setiap makhluk hidup telah memiliki porsinya sendiri. Sehingga bagian yang dimanfaatkan seharusnya adalah bagian yang menjadi porsinya saja. Keseimbangan di alam ini telah diatur sedemikian rupa sehingga asas keadilan di bumi terpenuhi. Tidak akan ada satupun makhluk yang terabaikan dan tidak akan ada yang mendapatkan porsi yang tidak semestinya. Itulah hukum alam mula-mula setelah penciptaannya.

Keseimbangan alam yang telah lama terjaga dengan hukum seleksinya, kemudian menjadi terganggu, atau bahkan menciptakan keseimbangan baru yang oleh alam sebenarnya adalah sebuah proses "pengrusakan" dan manusia sebaliknya menganggap itu sebagai peradaban yang harus di terus bertumbuh.

Dimensi ruang yang awalnya baik-baik saja, kemudian merasa "hidupnya" terancam dan melakukan perlawanan balik dengan cara melawan proses yang sedang berlangsung. Manusia yang kadung terobsesi pada mimpi peradabannya itu, kemudian mengumpat alam, yang merupakan perwujudan dari dimensi ruang, dengan sebutan "bencana alam". Sungguh ironis sebab disaat bersamaan, alam yang terancam keseimbangannya tidak pernah melakukan hal yang sama, semisal mengumpat manusia dengan "bencana manusia", alih-alih memilih mengembalikan keseimbangannya seperti semula.

Sementara itu, dimensi waktu pula yang merupakan saudara tua dimensi ruang adalah pencatat sejarah. Dia memperhatikan detil demi detil kejadian secara saksama dan tak ada satupun yang luput. Demikianlah perannya yang menyaksikan berbagai peristiwa dan tersimpat kuat dalam memorinya.

Meski tak langsung berdampak pada usaha mengembalikan keseimbangan, namun dimensi waktu adalah pengamat yang jujur. Dia mengikuti setiap perkembangan dan mencatatnya dengan rapi. Dia tahu, bahwa siklus di bumi serupa rantai besar yang tak berujung. Dia tahu generasi lama akan berganti generasi baru. Dia tahu manusia akan lapuk bukan olehnya, tetapi oleh pergeseran siklus. Namun lagi-lagi, nampaknya manusia selalu mengumpatnya dengan sebutan " termakan waktu". Padahal apa saja perubahan yang terjadi, adalah keniscayaan yang oleh alam dianggap sebuah siklus biasa.

Sesekali, rasanya manusia perlu merenung tentang apa yang telah sebut keseimbangan itu. Nampaknya, beberapa hal yang kita anggap lumrah nyatanya oleh dimensi ruang ataupun waktu dianggap sebagai upaya mengganggu keseimbangan. Jadi, sudah sejauh mana keadaan kita sekarang? Apakah masih bisa hidup dengan peradaban tanpa merusak keseimbangan? Jawabnya tanyakan pada dimensi waktu. Pada akhirnya, kita akan menerima catatannya tentang segala kejadian di bumi.
gramediapubl701
penikmatbucin
tumiskecap
tumiskecap dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan