Pelajaran Berharga yang Bisa Kita Petik dari Kejadian Hanyutnya Emmeril Khan



Berita hanyutnya anak Ridwan Kamil, Emmeril Khan di Sungai Aare, Swiss belakangan menjadi berita nasional yang kemudian juga heboh di Swiss.

Setelah dilakukan pencarian selama dua minggu, akhirnya Emmeril Khan atau Eril ditemukan di sebuah bendungan di kota Bern, Swiss.

Dua minggu pencarian yang juga membuat keluarga Ridwan Kamil ikut terjun ke sungai untuk secara langsung mencari Eril sempat bocor ke media sosial.

Betapa terlihat ekspresi khawatir dan sedih dari wali kota Bandung itu saat mencari anaknya dengan menggunakan tongkat.



Sementara itu tim SAR Swiss juga tak henti - hentinya mencari keberadaan Eril. Beruntung saat proses pencarian, di Swiss sedang musim panas bukan musim salju.

Sayangnya, Eril ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa di Bendungan Engehalde, Bern, Swiss. Kejadian yang menimpa anak wali kota Bandung ini merupakan sebuah pelajaran bagi kita semua bahwa umur tidak tahu sampai kapan diberikan oleh-Nya.



Di beberapa video yang tersebar dalam YouTube, terlihat sebuah wawancara media dengan Emmeril Khan. Betapa pemuda itu masih punya cita - cita yang tinggi.

Eril ke Swiss dengan tujuan menempuh pendidikan sekaligus menjaga sang adik yang juga akan kuliah di Swiss.



Optimisme Eril nampak jelas dari cara dia berbicara, tak ada pikiran di dalam kepalanya bahwa sebentar lagi akan menghadap pada Yang Maha Kuasa.

Maut memang bisa mendatangi siapa saja tanpa memandang usia. Kematian bisa menjemput seseorang dengan cara yang tak disangka - sangka.

Lalu apa sebenarnya yang harus kita ambil pelajaran dari contoh kasus Emmeril Khan yang meninggal karena hanyut di sungai Aare?

1. Manfaatkan waktu bersama orang terkasih

Orang bilang, hidup di dunia hanya sebentar. Kehidupan di bumi ini tidak kekal, suatu saat kita akan pergi meninggalkan semua yang kita miliki, baik itu gelar, harta dan orang - orang yang kita cintai.

Maka selagi diberi kesempatan, manfaatkanlah waktu dengan baik bersama orang - orang terkasih. Buatlah kenangan yang indah bersama mereka. Jika bisa, bantulah siapapun, saling memaafkan dan buat mereka bahagia.

Kelak di saat kita telah tiada, keberadaan kita akan dikenang dan tak akan lekang dimakan waktu dalam ingatan mereka. Jadilah manusia yang dikenal baik dan berarti minimal untuk orang yang kita cintai.

2. Menggunakan kesempatan untuk menyenangkan diri

Menyenangkan diri bukanlah sebuah hal yang dilarang. Berjuang dan bekerja keras memang bagian dari perjalanan hidup, namun janganlah terlalu keras pada diri sendiri hingga tidak mau menggunakan kesempatan untuk menikmati hidup.

Ingat, waktu kita terbatas! Selagi masih ada kesempatan untuk menyenangkan diri, lakukanlah! Selama hal itu tidak bersifat negatif dan merugikan diri sendiri ataupun orang lain.

Pergilah ke tempat - tempat yang indah, belilah pakaian yang disukai, makanan yang belum pernah dicoba hingga menjelajahi alam bersama teman atau keluarga.

Dengan begitu, kita tidak akan menjadi manusia yang merugi karena selama hidup hanya menempa diri di tengah ujian dan tak pernah bersenang - senang.

3. Banyak melakukan amal kebaikan

Ini hal yang paling penting. Kita hidup di dunia sebenarnya hanya untuk mengoleksi amal sebagai bekal kita kelak di kehidupan selanjutnya.

Amal tidak harus selalu berupa harta dan materi. Beramal ilmu dan tenaga jika dilakukan secara ikhlas juga sudah termasuk ibadah.

Bekerja dengan ikhlas juga ibadah... maka selagi ada kesempatan, manfaatkanlah!

Referensi: Ridwan Kamil mencari Eril| Eril Ditemukan | wawancara dengan Emmeril Khan + pemikiran TS