Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

suryahendroAvatar border
TS
suryahendro
Putin "Nyerah" Juga ke Sanksi Barat, Ini Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali buka suara soal keadaan ekonomi negara pimpinannya itu. Hal ini dilakukan tatkala negara-negara Barat masih menjatuhkan sanksi ekonomi dan keuangan kepada Rusia akibat serangannya ke Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan di depan para pengusaha muda Rusia, Putin mengisyaratkan ekonomi negeri itu tak begitu kuat melawan sanksi barat. Ia mengatakan bahwa "bergantung pada barang-barang buatan negeri sendiri tidak akan membalikkan kondisi ekonomi negara itu" dan karenanya Kremlin sedang mencari mitra dagang baru.
"Substitusi impor bukanlah obat mujarab. Kami tidak berusaha sepenuhnya mengganti impor ... Rusia harus berkolaborasi dengan mereka yang memungkinkan untuk berkolaborasi," ujar Putin dikutip AFP, Jumat (10/6/2022).SCROLL TO RESUME CONTEN

Dengan kondisi ini Putin menegaskan bahwa Rusia harus mulai mengembangkan pengetahuan sendiri. Ini untuk melawan ketergantungan teknologi dari negara-negara Barat yang saat ini mengembargo Negeri Beruang Putih itu.

"Tetapi untuk teknologi yang sangat penting, kita harus memiliki pengetahuan kita sendiri. Kami sedang mengembangkannya," terangnya.

Beberapa industri penting di Rusia masih mengandalkan produk-produk impor dalam pengembangannya. Salah satunya adalah industri farmasi, yang sangat diandalkan dalam pembuatan vaksin Covid-19.

Sebelumnya, Institute of International Finance, kelompok perdagangan perbankan global, meramal ekonomi Rusia di 2022 akan melambat 15%. Sementara di 2023 susut 3%.
Aturan pemerintah soal rubel, mata uang Rusia, memang sebagian telah melindungi ekonominya dari dampak penuh sanksi. Penjualan minyak dan gas alam yang telah dipersenjatai dengan kewajiban membayar dengan rubel dan masih lancar, membuatnya perkasa.
Belum lagi aturan Bank Sentral Rusia (CBR), yang telah menaikkan suku bunga. Pemerintah juga memberlakukan kontrol modal untuk mencegah uang keluar dari negara itu.
Tapi, lembaga keuangan tersebut berpendapat bahwa sanksi, sebagian telah mendorong perusahaan asing untuk meninggalkan Rusia. "(Ini) menguraikan ekonominya, menghapus lebih dari satu dekade pertumbuhan ekonomi, dan beberapa konsekuensi paling berarti belum dirasakan," kata Institute of International Finance.
Sebelumnya, ramalan menyusutnya ekonomi Rusia juga dimuat Bank Dunia (World Bank) Selasa. Ekonomi Rusia diperkirakan akan mengalami kontraksi tahun ini sebesar 11,3%.



https://www.cnbcindonesia.com/news/2...t-ini-buktinya


Putler lagi nyari partner baru....
emoticon-Wakaka emoticon-Leh Uga




emoticon-Wakaka emoticon-Wakaka
ssdestroyer
sionko
tsukin0
tsukin0 dan 3 lainnya memberi reputasi
0
1.4K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan