Sumber gambar : Google.com, tokopedia


Selamat pagi semua....
Semoga semuanya selalu diberi kesehatan....

Di sini saya ingin bercerita dan menuliskan apa yang telah diceritakan guru saya kepada saya. Semua cerita tentang Abu Nawas yang kemarin - kemarin sampai sekarang adalah bersumber dari guru saya. Dan saya ingin berbagi sedikit cerita yang saya tahu dari guru saya untuk kalian. Semoga kalian suka.


Abu Nuwas al-Hasan bin Hini al-Hakami atau biasa dipanggil dengan panggilan Abu Nawas adalah seorang penasehat cerdik yang di amat disayangi raja. Raja Harun Al Rasyid telah mengangkatnya sebagai penasehat istana sejak umurnya masih muda.


Saat masih muda, ketika ia sedang duduk bersantai di teras rumahnya. Datanglah kepadanya segerombol orang dengan dipimpin seorang komandan.

"Wahai anak muda, apakah kau tahu di mana tempat untuk bersenang - senang di tempat sekitar sini?" tanya Komandan.

"Oh ya, ada di sebelah sana," jawab Abu Nawas

"Di mana?"

"Ambil arah jalan lurus..."

"Lurus saja tanpa berbelok"

"Maka kalian akan menemui tempat untuk bersenang - senang"

Betapa senangnya Komandan dan rombongan mendengar penjelasan dari Abu Nawas. Tanpa berlama-lama di rumah Abu Nawas. Mereka segera beranjak pergi menuju tempat yang dimaksud.

Setelah sampai, betapa terkejutnya mereka. Mereka tidak melihat apapun di tempat itu selain kuburan. Merasa ditipu oleh Abu Nawas. Mereka kembali menemui Abu Nawas di kediamannya.

"Wahai Anak Muda!"

"Keluarlah engkau!"

"Berani - beraninya kau menipu kami!

"Emangnya siapa kau ini!" ucap mereka begitu marah.

"Aku hanyalah seorang Abdi," jawab Abu Nawas.

Kemarahan mereka sudah meluap. Mereka membawa Abu Nawas ke hadapan pimpinan mereka.

"Tangkap dia!"

"Kita bawa dia ke hadapan Panglima!"

Abu Nawas telah sampai bersama mereka di kerajaan mereka yang dipimpin oleh seorang Panglima.

"Wahai Panglima!"

"Kami telah menangkap seorang pembohong yang berani membohongi kami sebagai pasukan kerajaan," ucap Komandan.

"Betapa lancangnya dia!" lanjut Komandan kemudian.

Panglima hanya mendengar pengaduan komandan. Ia memerintahkan prajuritnya untuk membuka borgol yang berada di tangan Abu Nawas. Hal tersebut membuat Sang Komandan bertanya - tanya dalam pikirannya. Panglima itu berjalan mendekati Abu Nawas yang dibuka borgolnya.

"Maafkan perlakuan anak buah hamba pada Tuan Abu..." ucap Panglima pada Abu Nawas.

"Sebenarnya, perihal apa dan kebohongan apa yang mereka tuduhkan kepada Tuan Abu..." lanjut Panglima yang membuat Sang Komandan beserta rombongannya terkejut dan membuat nyali mereka menciut.

Panglima dan Abu Nawas memang sudah saling kenal. Mereka berdua sering bertemu saat Raja Harun Al Rasyid mengundangnya ke istana. Panglima sangat mengerti bahwa Abu Nawas adalah penasehat kerajaan. Maka dari itulah, betapa Panglima menaruh rasa hormat padanya.

"Wahai Panglima!" ucap Abu Nawas

"Mereka memintaku untuk memberitahu di mana tempat untuk bersenang - senang..."

"Maka aku memberitahu mereka..."

"Bahwa kuburan adalah tempat untuk bersenang - senang..."

"Karena kuburan adalah tempat terbaik bagi orang - orang yang taat kepada Allah SWT yang di mana Allah SWT memberikan nikmat di dalamnya..."

"Dan dengan itu manusia bisa terlepas dari beban, fitnah, dan kejahatan manusia - manusia jahat!" ucap Abu Nawas memberi penjelasan yang panjang lebar.

Komandan merasa malu. Ia mendekati Abu Nawas.

"Maafkan hamba Tuan Abu..." ucap Komandan

"Dan apakah aku membohongi kalian..."

"Bukankah aku telah berkata bahwa aku ini seorang Abdi..."

"Setiap orang adalah Abdi Allah SWT..."

"Termasuk kalian semua..." ucap Abu Nawas

"Anda benar, wahai Tuan Abu..."

Komandan dan rombongan merasa malu. Andai saja ia tahu bahwa Abu Nawas adalah penasehat kerajaan. Mungkin ia tidak sampai membawanya ke hadapan Panglima.



Foot Note :

Abdi = Hamba Allah SWT



Jujur Tapi Tidak Berbohong Part 1