Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

serbaserbi.comAvatar border
TS
serbaserbi.com
[Horor Story] Sosok Peniru dan Siluet Pria Tinggi yang Meneror Lisa BLACKPINK


Hai Blinkeu!
emoticon-Hai




Kalau ngomongin Lisa Blackpink yang terlintas di benak kita pastilah lagu-lagunya yang hits, kemampuan rap dan dance-nya yang luar biasa, visual yang memukau, styleyang keren dan glamour, serta prestasi yang sudah go international. Namun, pernahkah kalian bertanya-tanya, apakah Lisa Blackpink punya pengalaman horor? Kalo pernah bertanya kayak gitu, maka jawabannya adalah, “Pernah”. So, itulah yang akan kita bahas sekarang. Simak thread-nya sampai habis ya, Blinkeu.

Disclaimer: cerita ini dipaparkan langsung oleh Lisa Blackpink waktu melakukan Vlive bareng Jisoo. Aku hanya menuliskan ulang dalam bentuk mini story tanpa mengubah inti ceritanya.



Di suatu malam di tahun 2017, keempat member Blackpink sedang beristirahat di asrama mereka. Aktivitas yang padat dan sesi latihan yang melelahkan membuat mereka enggan melakukan kegiatan lain selain merebahkan diri di kasur. Rose dan Jennie di kamar masing-masing, sedangkan Lisa bertandang ke kamar Jisoo.

Malam itu cukup hening. Antara Jisoo dan Lisa pun juga tak ada percakapan heboh dan saling menjahili seperti biasanya. Mereka hanya mengobrol ringan sambil sesekali bermain ponsel, kadang menatap ke pintu kamar yang dibiarkan terbuka, kali-kali Rose keluar dari kamarnya dan bergabung dengan mereka.

Tiba-tiba Jisoo menaruh ponselnya dan turun dari kasur, berjalan pelan menuju lemari tempat ia biasa menaruh perlengkapan perawatan wajahnya.

Unnie, kamu mau apa?” tanya Lisa. Matanya bergerak-gerak, memperhatikan setiap gerak-gerik Jisoo.

“Biasa, skincare-an,” jawab Jisoo santai. Ia menyambar handuk kecil yang tergantung di dinding, lalu berhenti sejenak di depan pintu kamar mandi. “Kamu ga mau cuci muka jugakah?”

Lisa menyengir, “Ahihi, Unnie duluan aja. Aku nanti aja, mager.”

Jisoo mengangguk pelan, lalu masuk ke kamar mandi. Lisa pun lanjut bermain ponsel sambil berselonjor nyaman di kasur. Sesekali ia bersenandung, memecah kesunyian malam yang agak terasa lain.

Menit-menit berikutnya berlangsung seperti itu, tenang, agak terlampau tenang malah. Lalu entah kenapa, ada dorongan aneh dalam diri Lisa yang menyuruhnya untuk melongok ke luar pintu, menatap kamar Rose yang pintunya sama terbuka. Lalu dengan sangat cepat, sepersekian detik ketika ia menatap pintu itu, ia melihat Rose keluar dari kamarnya, berjalan melewati kamar Jisoo menuju ruang tamu yang sekaligus ruang TV tempat mereka biasa berkumpul.

“Rose?” bisik Lisa. Ia heran, kenapa Rose berlalu begitu saja tanpa menyapanya terlebih dulu. Namun Lisa tak mau ambil pusing. Ia malah nyengir lebar seraya turun dari kasur. “Si Rose mah gitu, nonton TV gak ngajak-ngajak. Aku, kan, juga pingin nonton.”

Lisa melesat keluar kamar. Langkahnya ringan ingin menemui Rose di ruang TV dan menonton drama bersama. Namun, sesampainya di sana, ia hanya melihat ruang TV yang sepi dan remang. TV juga tidak menyala.

“Lha? Si Rose mana? Bukannya tadi ke sini, ya?” Lisa menatap ke sekeliling, mencari Rose, kalau-kalau rekannya itu bersembunyi di suatu tempat atau di balik sofa untuk mengagetkannya, seperti yang biasa gadis itu lakukan. Namun setelah Lisa mengitari ruang tamu, tetap tidak ada Rose di sana. Di ruangan itu tidak ada siapa-siapa selain dirinya.

“Ke mana, ya, si Congah?” Lisa berbisik. “Chaeyouung! Yuhuuu! Kamu di mana?” Lisa berteriak, memanggil Rose dengan nama Koreanya.

Terdengarlah sahutan Rose dari dalam kamarnya. “Apa, sih, Lisa teriak-teriak malam-malam gini?!”

Refleks Lisa menoleh ke belakang, ke lorong tempat kamar mereka berada. “Lha kok, Chaeyoung ada di kamarnya?” bisik Lisa. Merasa kurang yakin, Lisa memanggil Rose sekali lagi. “Rose! Kamu di kamar?!”

“Iyalah, di mana lagi coba?” jawab Rose cukup keras.

Lisa mematung seketika, masih tak habis pikir dengan apa yang dialaminya. Ia yakin, ia benar-benar melihat Rose keluar dari kamarnya. Tapi, Rose kok udah di kamar lagi?

“Masa iya hantu?” bisik Lisa. Bulu romanya meremang seketika. Lisa bergidik ngeri. Tanpa pikir panjang, ia langsung lari ke kamar Jisoo.

Jisoo sedang memakai skincare ketika Lisa masuk kamar dengan napas memburu. “Kamu kenapa lari-lari?” tanya Jisoo sambil fokus mengoles pelembab ke wajahnya.

Unnie, aku tadi melihat sesuatu.” Suara Lisa tercekat.

Jisoo otomatis menoleh. Dilihatnya Lisa yang pucat pasi dengan dada naik turun. “Liat apa?” tanyanya, lalu mengulurkan tangan, menarik Lisa untuk duduk di sampingnya. “Tarik napas dulu baru cerita.”

Lisa mengikuti saran Jisoo. Ia tarik napas pelan, dan mengeluarkannya dengan pelan juga. Setelah merasa agak tenang, ia pun menjelaskan kejadian tadi kepada Jisoo. “Aku takut, Unnie. Yakali asrama kita ada hantunya?”

Jisoo terkekeh pelan. “Wah, jangan-jangan wanita itu masuk ke kamarmu, Lisa. Hehe.”

“Aaa, Unnie! Jangan gitu, ah!” Lisa merenggut. Jisoo makin tertawa melihatnya, senang sekali ia menjahili member termuda grupnya itu.

“Udah, ah. Buruan ke kamarmu, Lisa! Tidur. Udah malem.” Jisoo merebahkan dirinya ke kasur.

Unnie, aku tidur di sini aja ya?” mohon Lisa. Ia memelas, yang tentu saja tak bisa Jisoo tolak.

Lagi-lagi Jisoo terkekeh, “Takut, ya?”

Lisa tak menjawab. Ia langsung melompat ke kasur dan berbaring di samping Jisoo.

“Cuci muka dulu, Lisa,” suruh Jisoo usil.

“Duh, ga dulu deh, Unnie. Takut hantunya sembunyi di kamar mandi.”

***




Malam kembali datang. Lisa di kamarnya, seorang diri, sedang bersiap-siap untuk tidur. Ia tidak mau tidur di kamar Jisoo lagi, takut ketemu hantu yang kemarin. Setelah menaruh ponselnya di meja kecil di samping tempat tidur, Lisa berbaring dan memejamkan mata, berusaha untuk segera tidur. Ia benar-benar lelah sekali. Sialnya, Lisa malah teringat kejadian kemarin malam. Wanita dari kamar Rose itu kembali terbayang di benaknya. Ia masih tak habis pikir, antara percaya dan tidak. Benarkah ada hantu di asrama mereka?

”Duh, bodo amatlah! Mending tidur daripada mikirin hantu.” gerutu Lisa sambil menarik selimut hingga sebatas dada. Ia pun memejamkan mata, berharap segera bertandang ke alam mimpi.

Malam bergulir pelan bersama kegelapan dan kesunyiannya yang asing. Pagi masih agak lama, dan Lisa pun terlihat pulas di ranjangnya. Sayangnya, ketenangan itu langsung terusik. Lisa tiba-tiba saja keluar dari alam mimpinya. Ia menggeliat karena sangat gerah. Padahal seingatnya, AC di kamarnya menyala dengan baik.

Belum hilang gerahnya, Lisa mendadak sesak napas, seakan ada yang menekan dadanya dengan benda berat. Makanya, Lisa buru-buru menarik napas dengan boros seraya berusaha bangun karena tak nyaman. Namun matanya tak bisa dibuka walau sudah dipaksa. Seperti ada yang menahan matanya untuk terus terkatup. Padahal ia sadar jika dirinya sudah bangun, sama sekali bukan mimpi.

“Wah, gak bener nih.” Lisa membatin. Ia menggeliat, mencoba meronta, menjatuhkan apa pun yang terasa menghimpit tubuhnya. Tapi tidak bisa. Tubuhnya terasa sangat kaku dan berat. Lisa mulai panik dan kepayahan.

“Ji-soo… J-jjisoo.” Lisa mencoba berteriak, memanggil unnie-nya di kamar sebelah. Tetapi yang keluar hanya suara-suara tercekat lirih. Apalagi kini lehernya terasa seperti dicekik seseorang, membuat dadanya terasa kering dan perih karena sesak.

Sadar tak bisa melakukan apa pun, Lisa mulai merapal mantra-mantra Budha dalam hati. Ia rapal mantra-mantra itu dengan sangat cepat, berharap itu semua segera berakhir karena ia sangat kepayahan.

“Budha, tolong bantu saya!”
“Budha, tolong bantu saya!”

“BUDHAA BANTU SAYAA!” Lisa berteriak kencang. Matanya terbuka lebar. Napasnya memburu, berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Tangannya pun terangkat, mengusap peluh yang mengalir pelan hingga lehernya.

“Mati! Hampir aja aku mati!” Lisa menegak ludahnya kasar, membasahi kerongkongannya yang terasa sangat kering. “Haus banget ya ampun.”

Lisa bangkit pelan-pelan dari tidurnya, duduk di ranjang, hendak menjangkau minumnya di nakas. Namun, sesuatu membuatnya ingin mengumpat seketika. Di ujung ranjang, tepat di bawah kakinya, dalam kegelapan, ia melihat jelas siluet sesosok laki-laki duduk memunggunginya. Laki-laki kurus dan sangat tinggi.

“Oh, Gosh!” Lisa refleks mendesis. Keringat dingin membanjiri punggungnya. Ia bergetar takut. Ingin lari, tapi tubuhnya terasa lemah tanpa tulang. Tak tau mau berbuat apa, Lisa segera menarik napas panjang dan berteriak kencang, “JISOO UNNIEEE!!!”

Setelah itu semuanya langsung gelap.

***

Jadi guys, Lisa mengalami kejadian horor itu selama 2 malam berturut-turut. Setelah kejadian sosok laki-laki di kamarnya, Lisa sempat sakit beberapa hari karena syok. Poor My Lalisa.

Jangan-jangan hantunya lagi mencoba caper ke Lisa, hehe. 😆



Sumber:di sini


Diubah oleh serbaserbi.com 14-05-2022 14:39
andrah.aja
provocator3301
emineminna
emineminna dan 4 lainnya memberi reputasi
5
3K
40
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan