wukuwuyeAvatar border
TS
wukuwuye
Pergulatan Batin Jenderal A.H. Nasution : Identitas Nusantara hingga Prinsip Diri

#HowTheyStarted
#Eps2



Quote:


Ya, setelah beberapa saat tidak menulis saat Ramadhan, ane coba menulis lagi dimari dan mungkin akan di post di masa lebaran, sebagai pembuka setelah Hari Raya Idul Fitri.

Dan kali ini akan membawakan tema tentang perjalanan hidup, persona, arah sikap dan keteguhan hati dari Seorang Tokoh, sekali lagi.

Setelah beberapa waktu yang lalu adalah sebuah narasi tentang Tokoh Global yaitu Kolonel Sanders, yang juga seorang prajurit militer namun berhenti setelah masa tuganya selesai. Yang nantinya, prajurit biasa ini akan menjadi Maestro Pemilik Restoran Cepat Saji terbaik hingga saat ini, sebuah alasan Pemerintahan Amerika menaikkan pangkat keprajuritannya dan memberikan Gelar Kehormatan 'Kolonel' kepada Harland Sanders.

Cek Kolonel Sanders



Namun, kali ini bukan Tokoh yang sedang memperjuangkan sebuah Perusahaan atau Bisnis, ataupun Tokoh dari negara lain.


Melainkan seorang..


Jenderal Perang





Pejuang Kemerdekaan dan Tokoh Bangsa dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ).

Spoiler for Pejuang - The Heroes of Country:


Salah satu Tokoh yang mendapatkan Gelar Penghormatan Tertinggi di dalam sejarah Militer Indonesia, yang berhak memiliki Gelar "Jenderal Besar Bintang 5".

Suatu penghargaan terhadap Tokoh Militer oleh Negara ini kepada mereka yang telah memberikan segenap Jiwa & Raganya dalam mengabdi kepada Tanah Air walaupun harus bertaruh nyawa sekalipun.


Ya, Dia adalah, Bapak Abdul Haris Nasution..


Spoiler for Jenderal Bintang 5 A.H. Nasution:


Yang juga dijuluki 'Imam Tentara' sebab ketaatannya dalam menunaikan shalat 5 waktu dan kebiasaannya mengimami pasukan dan sipil.

Ya tulisan ini akan membawa kita semua beranjak sejenak ke 1 abad sebelumnya, mengarungi kisah tentang " Pergulatan Batin Sang Jenderal Besar Bintang 5, A.H. Nasution " dari masa awal penyatuan wilayah maritim asia tenggara, keterlibatan dalam perselisihan ideologi antar tokoh besar, pengaruh sang jenderal dalam kapal pemerintahan, hingga prinsip kuat yang dipegangnya hingga akhir hayat.

A.H. Nasution adalah anak seorang petani yang lahir pada tanggal 3 Desember 1918, di Kotanopan, Sumatera Utara.

Spoiler for Calon Jenderal Besar Kelak:


Bayi kecil yang lahir di tahun 1918 ini, yang kelak akan merubah jalannya bangsa dengan berbagai macam Idenya entah di Militer, Pemerintahan serta Politik di Era Kolonial, Kemerdekaan, Orde Lama dan Orde Baru.

Bahkan entitas konsep pemikirannya tetap everasting, ya kekal tidak dimakan zaman. Buku buatan sang jendral tentang konsep perang gerilya tetap dipakai Pendidikan Militer di berbagai negara sebagai materi pembelajaran, sebagai bukti sang jendral tetap hadir hingga saat ini dalam bentuk legacynya.

Spoiler for Warisan Tak Bernilai Sang Jenderal, Sebuah Ilmu:


Dikarenakan telah dianugerahi sebuah nama "Jenderal Besar Bintang 5", dipastikan ia adalah seorang Tokoh yang benar-benar memberikan segalanya bagi bangsa ini.

Seperti yang kita ketahui, 2 Tokoh lain penerima Bintang 5 di Indonesia adalah...


Jenderal Besar Sudirman
Spoiler for Soedirman:



Jenderal Besar Soeharto
Spoiler for Soeharto:



ya, ketiga tokoh yang oleh pemerintahan bangsa ini diberikan gelar kehormatan tertinggi di Bidang Militer.


3 Jenderal Besar Indonesia
Spoiler for 3 Jenderal Bintang Lima Indonesia:


Namun, untuk kali ini penulis memilih untuk membahas Sang Jenderal yang berasal dari utara sumatera. Karena mungkin sosok Bapak Soedirman atau Bapak Soeharto sudah terlalu sering terdengar dan dibahas.

Ya, Jenderal A.H. Nasution, dari kisahnya, diluar tentang pemahaman umum tentangnya di seputaran perang gerilya, seorang jenderal besar, target PKI dan tokoh politik.

Kali ini, penulis mencoba, membahas sang jendral dari segi pemahaman dan pikirannya dalam menentukan perjalanan bangsa ini hingga ke titik ini. Jika ingin membaca tentang hidupnya dari awal hingga akhir bisa membaca biografi, wikipedia atau artikel lain tentangnya.

Spoiler for Pembahasan dengan Angle yang Berbeda, Sebuah Perjalanan dan Pemikiran Sang Jenderal:


Namun, disini akan melihat perjalanan sang jenderal dari sisi lain. Penjabaran peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dari Masa Kolonial hingga Wafatnya Tokoh dengan meng-korelasikan terhadap variabel dari sisi Relevansi Waktu, Geografis, Sosiologis, Politik dan Penyebaran Ideologis kala itu.

Penulis akan memposisikan diri untuk se-objektif mungkin tanpa men-judge yang benar atau salah. Serta mengajak pembaca memainkan pengkorelasian nalar tentang hukum sebab akibat yang terjadi di Peradaban Nusantara di Era Abad 20 ( Medio 1900 - 1999 ).

Disebabkan sebuah narasi dengan garis waktu A.H. Nasution, Jangan heran di Alur Waktu ini akan berpusat ke 3 Tokoh Besar Bangsa.


3 Tokoh Sentral Kisah Penyatuan Nusantara
Spoiler for 3 Tokoh Sentral dalam Penyatuan Kawasan Nusantara:


Karena ini juga di akhir Bulan Ramadhan bahkan post lebaran, yang penuh dengan keberkahan pembukaan Awal Bulan Baru.

Jadi, kita coba melihat kisah seorang jenderal yang juga diakui prajurit dan koleganya apapun ras dan agamanya, jika beliau selalu bersungguh-sungguh dalam menjalankan Ajaran Nabi Besar Muhammad SAW selagi menjalankan tugasnya sebagai Komandan Militer dan Negarawan.

Quote:


Ok, stop dulu. Sebelum berlanjut..

Quote:



Mulai dari sini, kita akan menyimak arah jalan hidup Sang Jendral Bintang 5...


Quote:


Perjalanan Hidup Si Jenderal, yang penulis telah atur sedemikian rupa agar pembaca juga akan menyelami suasana perjalanan dari Era Kolonial, Kemerdekaan dst.

Penyelaman jejak peradaban bangsa ini melewati manis maupun pahit serta misteri didalamnya.

Tentang alasan mengapa adanya Penyatuan WIlayah Kawasan Nusantara,

Spoiler for Penyatuan Kawasan Nusantara:


WIlayah Kepulauan Strategis yang membagi 2 Benua,

Wilayah yang Sebagai Jalur Perdagangan Laut Area Barat dan TImur Dunia,

Wilayah yang Sangat Strategis untuk Menjadi Medan Tempur Dunia,

Sebuah Alasan Mengapa Harus Ada Penyatuan Wilayah yang Bahkan Berbeda-Beda Suku, Agama, dan Ras nya.

Alasan yang Membuat Penduduk Nusantara Membesarkan Hati untuk Menurunkan Ego Masing-Masing sebagai Penyeimbang.

Yang Melahirkan Sebuah Bangsa yang Bersatu di Tengah Milyaran Perbedaan. Sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Makna yang Telah Lama Hilang di Hati Masing-masing Penghuni Nusantara, Mengakibatkan Banyaknya Wilayah ingin Merdeka dan Membonekakan Diri dengan Gerakan Separatisnya.

Mungkin Satu Alasannya adalah Pemerintahan Pusat sebagai Orang Tua tidak Mengayomi Anaknya Secara Benar.



Ya, tentunya kisah ini, dari mata Bapak A.H. Nasution.


dan juga narasi khas penulis, yang disediakan dari beberapa sumber.


so, enjoy it bruh.


**********

Awal Mula Perjalanan Sang Jenderal Besar Memasuki Ranah Militer

Spoiler for Pedesaan Jauh di Utara Sumatera:


Lahir di masa kolonial, sebagai seorang anak petani penjual tekstil, kopi, karet dan berbagai jenis hasil perkebunan. Ya, jauh di Utara Sumatera tepatnya di Desa Hutapungkut, Sumatera Utara tahun 1918.

DItengah keinginan Nasution ingin menjadi seorang guru pengajar bagi anak-anak Indonesia, kedua orang tuanya memiliki keinginan yang berbeda, ayahnya sangat menginginkan Nasution agar melanjutkan di Sekolah Agama sedangkan ibunya berharap anaknya melanjutkan pendidikannya setelah sekolah ke bidang kedokteran di Jakarta, dulu Batavia.

Pada tahun 1935, pemuda yang akan menjadi seorang jenderal perang ini merantau ke pulau jawa untuk melanjutkan pendidikannya, tepatnya di Kota Bandung.

Berada di Tanah Jawa, yang pada saat itu pendistribusian ilmu dalam bentuk cetak buku lebih memadai. Nasution muda mencoba membaca berbagai macam jenis bacaan untuk mencari jati dirinya, tentang faham dan ideologi yang akan dipegang nantinya.

Setelah beberapa selang waktu menempuh pendidikan, teman-temannya memperkenalkan bacaan yang ditulis oleh Ir. Soekarno. Saat itu, Nasution sepertinya tertarik dengan isi dan pemahaman sang pena.

Pak Nas muda menjalani pendidikan dengan membaca buku-buku dan tulisan dari bakal calon Presiden Indonesia. Tulisan Pak Karno benar-benar mampu membuatnya tertarik kepada hal berbau politik, atau di masa itu lebih kearah berhubungan sosial di masyarakat.

Buku tulisan Presiden Pertama Indonesia ini yang membuat niat awal Nasution akan menjadi Guru perlahan-lahan hilang dan mulai tertarik ke arah Ilmu Politik. Ya, guru dirasa hanya akan menjabarkan sebuah ilmu ke anak murid lalu selesai, namun jika dapat memasuki Politik semua akan berbeda.

Arah politik di zaman 1930an dan 2020an memang berbeda, di kala '30 sebuah ideologi politik lebih mengarah kepada penentangan kolonialisme dan memperjuangkan Tanah Air, hingga memperbaiki martabat bangsa yang telah diinjak-injak selama 300 tahun lebih, dan sangat taat akan namanya tata krama politik.

Sedangkan di era sekarang, politik lebih mengarah ke perebutan kekuasaan dan menancapkan kerajaan famili dan kelompok masing-masing di sistem tanpa memperdulikan tata krama tak tertulis, serta pemanfaatan jabatan untuk mengeruk materi sebanyak-banyaknya, yang semua uang itu bersumber dari pajak yang dibayarkan oleh masyarakat dari tiap macam dan jenis pajak yang ada.

Mungkin tepatnya bukan 2020an hal ini terjadi, namun setelah masa kemerdekaan, seperti kata Bung Karno perihal melawan penjajah dan melawan bangsa sendiri.

Spoiler for Pilihan terus menjadi guru atau ?:


Pada tahun 1937, setelah perantauan ke Bandung, Nasution memutuskan kembali ke tempat asalnya dan menjadi tenaga pengajar di daerah Bengkulu. Tak disangka, tempat ia mengajar dekat dengan tempat dimana Bung Karno menjalani pengasingan, alhasil Nasution pun terkadang hadir disaat Bung Karno sedang berpidato di daerah sekitar ataupun saat Bung Karno membuat sesuatu acara yang mengumpulkan beberapa massa.

Hal ini, yang membuatnya semakin yakin untuk memasuki ranah militer dan politik yang menjadi konsern di Hindia Belanda pada saat itu.

Tahun 40, dikarenakan Belanda kalah perang oleh Jerman pimpinan Adolf Hitler, untuk menjaga keutuhan koloni nya di Hindia Belanda, mereka membuat Bakal KNIL yaitu pembukaan dan penerimaan pendidikan Calon Perwira bagi Hindia Belanda. Tak perlu waktu lama Nasution langsung bergegas mendaftar dan menuju pelatihan yang diadakan di Akademi Militer di daerah Bandung.

Spoiler for Akademi KNIL dibuka untuk Perwira Cadangan:


Ya, inilah awal mula Jenderal Besar A.H. Nasution memasuki ranah Politik dan Militer yang pada masa itu masih berjalan selaras tanpa sekat karena pada masa urgensi, disaat yang sama Perang Dunia juga tengah berlangsung.

Perjalanan Pak Nas terjun ke militer dan meninggalkan pendidikan sebelumnya juga ada andil Bung Karno yang telah mempengaruhi Nasution dalam setiap pidatonya, yang tidak terduga keduanya juga saling bertemu walau hanya sebagai pembicara dan pendengar saat Pak Nas menjadi pengajar.

Kelak Nasution muda ini akan menjadi seorang kepercayaan Soekarno, walaupun nantinya intrik antar keduanya juga akan terjadi yang menjadi sekelumit kisah dari sejarah bangsa ini.

**********

Perjalanan Jenderal A.H. Nasution di Panggung Sejarah Indonesia

Periode Awal Mula,

Spoiler for Pertempuran Pak Nas di Surabaya, dan pelarian ke Bandung:


Setelah mendaftarkan diri ke KNIL dan menjadi perwira disana, ia ditugaskan ke Surabaya untuk mempertahankan Pelabuhan kota itu dari penyerbuan Jepang. Namun, hal yang tidak diharapkan terjadi, pasukan buatan belanda ini kocar kacir, hingga membuat Nasution kembali lagi ke bandung untuk bersembunyi menggunakan sepeda.

Kemerdekaan dikumandangkan Bung Karno pada 17 Agustus 1945, di tahun 1946 Nasution dinaikkan menjadi seorang Panglima Divisi Siliwangi menjaga Jawa bagian barat. Karena adanya Perjanjian Renville tentang pengotakan wilayah Indonesia, Nasution harus rela mengarahkan pasukan Divisi Siliwangi mengarah ke Jawa Tengah.

Spoiler for Indonesia dipecah Aliansi Barat lagi, Pemerintahan langsung dipindahkan dari Batavia ke Yogyakarta:


Tahun 1948, Nasution menjadi orang berpengaruh kedua di Militer setelah Jenderal Soedirman, ya sebagai Wakil Panglima TKR. Disaat ini, pengetahuan akan Perang Gerilya tumbuh perlahan di pikirannya dan ia coba implementasikan ke beberapa penyerangan terhadap belanda yang masih kerap melakukan agresi ke Indonesia.

Di awal mula kemerdekaan ini, Pak Soedirman dan Pak Nasution bahu-membahu dibelakang Pak Karno dalam keinginannya menyatukan Nusantara pada satu kesatuan.

Pak Karno kerapkali dihujat sebelum berdialog dengan para rakyat lokal, atas keinginannya menyatukan kawasan nusantara yang sebenarnya berbeda ras, suku, budaya dan agama. Bahkan satu kerajaan dengan kerajaan lain memiliki peraturan dan tata kelola yang berbeda.

Patut diketahui, awal mula setelah merdeka, Layaknya Amerika Serikat George Washington yang hanya memiliki wilayah di sisi timur benua sebelum membentang di utara amerika. Indonesia pada masa itu juga masih berwilayahkan sebagian area di Pulau Jawa dan sebagian area di Pulau Sumatera.

Keinginan Soekarno untuk menyatukan wilayah ini hingga ke semenanjung Indocina atau thailand selatan dan malaysia hingga filipina kerapkali ditolak. Namun, bukan Bung Karno jika hanya menerima kenyataan dan menyerah, julukan Singa Podium benar-benar nyata. Setelah berdialog dari ujung pelosok negeri hingga ke pelosok lainnya.

Semua orang tiap daerah luluh akan pembawaan dan penjabaran tujuannya dan bersedia berada di belakangnya untuk mewujudkan cita-cita penggabungan serta penghapusan koloniisme di kawasan maritim ini.

Spoiler for Sang Singa Podium benar-benar Menunjukkan Kehebatannya:


Seperti yang kita ketahui Indonesia sekarang memiliki wilayah resmi dari Sabang hingga Merauke.

Spoiler for Kelak Indonesia Membentang di Wilayah Nusantara:




Lanjut Ke Post Bawah
:mudik
Diubah oleh wukuwuye 07-05-2022 10:09
lonelylontong
bozat
leszczynski
leszczynski dan 17 lainnya memberi reputasi
18
6.1K
45
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan