Perkebunan teh memang salah satu tempat healing terbaik menurut ane. Hamparan hijau dedaunan membuat mata sehat, pikiran tenang, tambah lagi udara yang sejuk tentu membuat jiwa jadi nyaman.

Tapi sekarang ini justru banyak lokasi perkebunan teh yang dibangun bangunan demi ke-aestetikan dan instagramable yang gak seberapa. Seperti pengakuan teman ane, di deket rumahnya, mulai dari pinggir danau sampai sungai dan hutan pinus, dekat area hutan juga lagi pada dibangun buat wisata.



Contohnya kawasan Perkebunan Teh Pangalengan, Jawa Barat ini. Liat kemiringannya, apa gak liat di RDTR nya ini peruntukannya untuk apa? kok bisa dapet izin? bener-bener gak sustainable sih. Pemerintah seolah-olah tutup mata. Cape-cape bikin dokumen rencana gak di baca sama di implementasikan ya gimana.

Lagipula kalo dilihat-lihat juga gak bagus-bagus amat, menganggu dan merusak hijaunya kebun teh iya. Sebenarnya pemilik pasti punya alasan kenapa bangun tempat itu disitu. Bisnis? Wisata? Yap ane rasa dua-duanya. Karena dengan buka jadi tempat wisata, maka akan mendatangkan uang.



Namun dalam prosesnya pasti udah melalui tahap perizinan. Apakah sudah dikaji betul sebelum diizinkan berdiri? Karena sebaiknya bangunan-bangunan didaerah resapan dan Pegunungan
menggunakan konsep rumah panggung agar tidak mengurangi area tutupan hijaunya.

Kayak contoh diatas kenapa gak pakai konsep rumah panggung ya? Misalnya kayak gini:



Hmm mungkin sisi lain masalahnya selama ini perkebunan teh juga suka didatangin muda mudi yang mau bercocok tanam kali ya. Positif thinking nya, jadi mungkin ini yang punya tempat mau meminimalisir perilaku remaja-remaja liar hehe.

Oke segitu dulu untuk thread ane kali ini, thread ini sifatnya entertainment yang bersumber dari keresahan ane di sosial media ya gan. Kalau kurang informatif ya tolong dimaklumi. Kalau menyinggung ya mohon maaf. Terimakasih udah baca, jumpa lagi di thread ane selanjutnya.

Referensi: Opini pribadi & IG bandung.banget
Sumber gambar: Tertera
@abdulqadirz©2022