ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Panas, Lapar, Bising, dan Keram. Mudik Tidaklah Seindah Iklan Televisi


Untuk semua pemudik yang saat ini tengah berjuang menerobos kemacetan, mari kita berbagi keluh kesah sejenak. Tampaknya mudik sudah menjadi kegiatan tahunan yang menarik perhatian seluruh penjuru negeri. Sebenarnya tidak hanya dalam negeri, beberapa negara lain juga mengalami fenomena yang sama setiap tahunnya dan setiap tahunnya selalu sama, ada iklan Marjan.

Mudik sudah menjadi kebiasaan, namun bukan berarti mudik itu menyenangkan. Bagi beberapa orang mudik jelas merupakan kesempatan langka untuk berkumpul bersama sanak keluarga menyambut hari Idul Fitri, tetapi bagi beberapa yang lain mudik bisa saja menjadi sebuah siksaan.



Begini, saya kenal beberapa orang yang merantau ke luar pulau demi mencari peruntungan yang lebih baik. Beberapa berhasil, beberapa tidak. Setiap tahunnya mereka akan melakukan mudik, entah karena ingin atau karena terpaksa. Bagi mereka yang sukses di perantauan pastilah tak ada masalah untuk mudik, masalahnya adalah bagi mereka yang tidak.

Beberapa kenalan saya yang harus mudik sering kali meminjam sejumlah besar uang untuk mudik. Sebagian untuk tiket pulang, sebagian untuk oleh-oleh, dan sebagian lagi untuk dipamerkan di kampung halaman. Mereka pastilah malu jika pulang dengan tangan kosong dan karena itulah meminjam uang seolah menjadi kewajiban setiap tahunnya.



Dan kemudian yang menunggu mereka adalah perjalanan mudik yang memabukkan. Karena harus berhemat maka bepergian menggunakan pesawat tidaklah memungkinkan jadi para pemudik harus memilih bus atau kereta api sebagai transportasi mereka. Beberapa daerah menyediakan mudik gratis menggunakan bus tapi tetap saja di jalan pasti terkena macet.

Coba bayangkan berdiam di tengah jalan selama berjam-jam, apalagi jika tak ada kenalan dan tak ada powerbank. Panas, berisik, lapar, pantat keram, merasakan semua itu dari pagi hingga malam cukup untuk membuat siapa saja jadi gila. Belum lagi kalau di tengah jalan ban mobil bocor, ahsudahlah.



Dan kemudian, tiba di tempat tujuan. Melihat kembali wajah-wajah keluarga memang bisa memberikan kesenangan untuk sesaat namun setelahnya Anda akan dirundung dengan pertanyaan-pertanyaan seperti ’mana calonnya?’ ‘kapan nikah?’ ‘belum punya mobil sendiri ya?’ Yeah, pertanyaan-pertanyaan seperti itu.

Lalu keponakan-keponakan Anda yang lucu dan berpipi tembem akan terus menempel meminta THR. Teman-teman lama akan berkunjung dan memamerkan prestasi mereka. Mantan Anda yang pernah menjadi kenangan terindah pun sudah menikah dengan pria lain yang jauh lebih ganteng daripada Anda emoticon-Turut Berduka



Bagi-bagi THR, tamasya ke sana-sini, membeli tiket untuk pulang. Akhirnya Anda pun harus kembali merantau dengan setumpuk hutang menunggu Anda. Jika tahu keadaan saat pulang akan jauh lebih buruk, kenapa tetap bersikeras untuk mudik? Mengapa?

Karena alasan yang sama semua orang melakukannya. Beberapa dipaksa untuk mudik, beberapa yang lain hanya ikut-ikutan, sedangkan sisanya mengharapkan kebahagiaan. Bukankah itu indah? Berkumpul dengan keluarga yang telah terpisah selama setahun, saling mengenang masa lalu, saling mendoakan yang terbaik untuk satu tahun ke depan. Layaknya sekuntum bunga di padang tandus, hal itulah yang semua orang butuhkan dalam hidup.



Jadi, untuk kalian semua yang tengah dalam perjalanan pulang, semoga mudik tahun ini menjadi pengalaman yang indah. Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
Diubah oleh ih.sul 28-04-2022 22:22
dxstarz
priasolehiki
screamo37
screamo37 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
6.5K
84
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan