marywiguna13Avatar border
TS
marywiguna13 
Berbagai Pengalaman Menarik Ketika Menjadi Seorang Caregiver #RabuRandom


Tulisan ini merupakan sebentuk cerita berdasarkan pengalaman pribadi. Apa tujuan saya menuliskannya disini? Saya hanya ingin berbagi cerita tentang pengalaman-pengalaman menarik ketika saya menjadi seorang caregiver, terlepas ada tidaknya hikmah atau pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman-pengalaman tersebut.

****************************************

Apa itu caregiver?

Menurut Wikipedia, caregiver is a paid or unpaid member of a person's social network who helps them with activities of daily living. Since they have no specific professional training, they are often described as informal caregivers.


Namun, pada dasarnya dan menurut jobdescyang saya miliki, caregiver adalah orang yang dibayar untuk memberikan jasa perawatan atau pengasuhan bagi orang lain yang memiliki kondisi tertentu, seperti dalam kondisi yang sudah tua, atau sedang dalam kondisi sakit, terlepas orang lain tersebut masih memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas tertentu ataupun tidak.

Setiap pasien yang akan saya rawat memiliki jobdesc yang berbeda tergantung dari kondisi tubuhnya. Oleh karena itu, sebelum saya menjadi seorang caregiver, saya akan menjalani masa training untuk mempelajari hal-hal yang harus bisa dilakukan secara umum. Seperti memasak menu yang lazim dikonsumsi oleh orang-orang Taiwan, cara mengganti pampers, cara memandikan pasien, dan cara berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Mandarin dan Hokian. Sedangkan hal-hal yang harus bisa dilakukan secara khusus, saya akan mempelajarinya ketika saya sudah berhadapan dengan pasien dan saya akan diajari oleh caregiver sebelumnya, atau oleh pihak keluarga dari pasien itu sendiri. Seperti cara memberikan susu sebagai pengganti makanan yang dimasukkan melalui selang yang terpasang di bagian hidung, cara membersihkan luka bekas operasi atau jenis luka terbuka lainnya, atau cara menyuntikkan insulin bagi penderita diabetes, dll.

Selain itu, jika saya sudah berhadapan dengan pasien yang akan saya rawat, saya harus mengetahui jenis makanan atau minuman yang boleh atau dilarang untuk dikonsumsi oleh pasien, dan mengetahui perihal jenis-jenis obat yang rutin untuk dikonsumsi oleh pasien beserta jadwal, serta kegunaannya. Bahkan, saya harus mempelajari kebiasaan hidup pasien, termasuk menemani pasien ke rumah sakit untuk melakukan medcheck rutin, atau jika pasien harus dilarikan ke rumah sakit karena sebab tertentu.

Pernah menjadi seorang caregiver di Taiwan selama sembilan tahun tentunya memberikan saya banyak pengalaman yang mampu membuat saya terlibat secara emosional, dan memberikan hikmah atau pelajaran hidup yang menurut saya berharga, karena pengalaman-pengalaman tersebut tidak akan bisa saya alami berulang kali. Dan beberapa dari sekian banyak pengalaman yang saya miliki, saya ceritakan di bawah ini.

****************************************


Setelah pasien yang saya rawat sebelumnya meninggal, tempat bertugas saya pindah ke daerah Erlun yang masih termasuk kabupaten Yunlin. Tugas saya selanjutnya adalah menjaga seorang kakek yang berumur 77 tahun yang memiliki perawakan tinggi dan kurus, serta kondisi tubuh yang masih terbilang baik. Karena beliau masih bisa melakukan segala aktivitasnya sendiri, bahkan beliau masih bisa mengendarai motor kesayangannya dan pergi mengunjungi teman-temannya untuk minum teh disetiap sore. Tugas saya hanya membuatkannya makan dan menemaninya di kala siang hari kalau-kalau ada sesuatu hal yang buruk terjadi, mengingat istri dan anak laki-laki bungsunya harus mengurus usaha pupuk kandang yang mereka miliki. Sedangkan perihal kantong colostomyyang terpasang di bagian perutnya, kakek cenderung mempercayakannya pada nenek.

Pekerjaan yang terlihat mudah bukan berarti tanpa kendala. Ketika bahasa tidak lagi menjadi masalah yang utama, justru urusan memasaklah yang sempat membuat saya merasa bahwa enam bulan pertama bekerja di tempat tersebut adalah masa yang paling berat untuk dijalani. Bagaimana tidak? Setiap masakan yang saya buat selalu dikomplain. Padahal pada awalnya, saya sempat merasa percaya diri karena pengalaman memasak selama tiga tahun sebelumnya bisa saya terapkan disana, namun ternyata saya salah.


Saya diberitahu bahwa kakek sangat menyukai mie instan, dan ada satu momen dimana saya sempat ingin menyerah gara-gara persoalan mie instan tersebut. Kelihatannya mie instan ini adalah persoalan yang sepele, karena saya berpikir bahwa konsep memasak mie instan dimanapun akan sama, tapi lagi-lagi saya salah. Yang menjadi pokok permasalahan, setiap kakek meminta saya untuk dibuatkan mie instan, maka mie instan yang saya buat tidak akan pernah habis dimakan. Pada awalnya saya mencoba untuk berpikir lurus dan masa bodoh. Namun, lama kelamaan saya merasa tidak enak dan menyayangkan dengan sikap yang kakek tunjukkan. Saya sempat bertanya pada diri sendiri, ada apa dengan mie instan buatan saya?


Belakangan terungkaplah sebuah kenyataan bahwa mie instan yang saya buat untuk kakek rasanya tidak enak. Dan menurut kakek, saya membuatnya tidak dengan hati. Mendengar pernyataan yang diungkapkan oleh anak perempuan kedua kakek pada saya membuat saya berpikir keras. Ketimbang benar-benar menyerah, saya mencoba untuk mengubah teknik dalam memasak mie instan. Air yang saya pakai untuk merebus mie, kemudian saya buang dan saya ganti dengan air yang baru. Walaupun bumbu mie instannya tidak semua saya pakai, namun saya harus mencicipinya terlebih dahulu agar rasanya bisa terasa pas. Dengan begitu, kuah mie instan akan terasa lebih ringan dan tidak terlalu kental. Saya juga akan menambahkan poached eggatau kerang, pokcoy, dan di atasnya saya taburi dengan daun bawang yang dirajang halus. Hasilnya, kakek sangat menyukai penyajian dan rasa mie instan yang saya buat.

Sejak saat itu, kakek selalu menghabiskan mie instan yang saya buat. Saya juga mulai banyak belajar tentang semua masakan yang kakek suka, dan berusaha untuk tidak egois dengan memaksakan kehendak bahwa apa yang saya masak, beliau harus makan dan menghabiskannya. Kenyataannya tidak bisa seperti itu, saya harus bisa memposisikan diri sebagai seseorang yang akan menikmati sebuah menu masakan, dimana penyajiannya harus terlihat menarik dan rasanya harus terasa enak. Dan sejak saat itu pula, beliau selalu suka dengan apa yang saya masak untuk beliau.

Beberapa hari setelah imlek tahun 2013, kakek berencana untuk menjalani operasi organ dalam. Yang masih saya ingat, ketika beliau akan berangkat ke rumah sakit, beliau sempat meminta saya untuk menjaga rumah selama beliau berada di rumah sakit. Dan kakek juga menitipkan Xiao Xiansheng, panggilan untuk anak laki-laki bungsunya yang dalam bahasa Indonesia berarti "tuan muda". Ternyata, perjumpaan tersebut menjadi perjumpaan terakhir saya dengan kakek. Karena setelah selama sebulan berada di rumah sakit, kakek meninggal dunia.

Ada sebuah kejadian unik setelah kakek meninggal dan jenazahnya masih disemayamkan di rumah. Keluarga kakek ingin saya menikah dengan Xiao Xiansheng, bahkan hal tersebut pun didukung oleh para tetangga dan teman-teman dekat kakek. Namun, saya menolaknya karena perbedaan visi misi dalam hidup, bukan hanya perbedaan kultur dan keyakinan.

****************************************


Tempat bertugas saya kemudian pindah ke daerah Huwei dimana secara kebetulan, rumah orang jompo yang akan saya rawat selanjutnya, lokasinya tidak jauh dari rumah anak tertua kakek yang saya rawat sebelumnya. Disitu saya menjaga seorang nenek yang berumur 84 tahun, yang mengalami kelumpuhan secara menyeluruh dan sudah tidak memiliki kemampuan untuk berbicara ataupun melihat. Jadi tugas saya hanya memandikannya, mengganti pampers, dan memberinya susu yang dimasukkan melalui sebuah selang yang terpasang di bagian hidungnya.

Sekitar 1-2 bulan kemudian, nenek tersebut meninggal dunia. Tentu saja, saya mengetahuinya ketika nenek tersebut tidak lagi terlihat bernafas. Saat itu saya merasa panik karena tidak ada seorang pun keluarga nenek yang berada di rumah, namun saya langsung menghubungi salah satu dari mereka dan memberitahukan kabar duka tentang nenek. Selain itu, saya sempatkan untuk pergi keluar rumah untuk memberitahu tetangga terdekat. Kemudian para tetangga mulai berdatangan untuk membantu membereskan rumah, agar pihak kelenteng bisa dengan mudah menyiapkan prosesi penyampaian doa yang pertama bagi nenek.


Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari seseorang semacam ustad yang memiliki kemampuan untuk menghitung hari baik agar nenek bisa dikuburkan dan fengshuikuburannya berdasarkan hari lahir nenek, jika saya tidak salah mengingat, nenek akan membutuhkan waktu sekitar 2-3 minggu untuk disemayamkan di rumah terlebih dahulu. Itu berarti saya masih harus tetap berada disana selama satu bulan, setidaknya sampai nenek selesai disemayamkan dan kemudian dikuburkan.

Pekerjaan yang saya lakukan tentu saja berubah drastis setelah nenek meninggal dan mulai disemayamkan. Pekerjaan saya lebih cenderung mengurus rumah tangga, seperti mencuci baju, serta memasak makan siang dan makan malam bagi seluruh anggota keluarga yang saat itu berjumlah enam orang. Saya hanya tidak diijinkan untuk membersihkan rumah seperti menyapu dan mengepel, karena dalam tradisi orang Tionghoa, kedua hal tersebut dilarang untuk dilakukan jika ada anggota keluarga yang meninggal dan sedang disemayamkan di dalam rumah. Saya tidak mempermasalahkan tentang perubahan pekerjaan yang saya lakukan, saya hanya menganggapnya sebagai dedikasi terakhir yang bisa saya lakukan bagi nenek dan keluarganya.

Satu hari sebelum nenek menjalani prosesi terakhir sebelum dikuburkan, saya mendapat tugas yang terbilang berat. Saya harus memasak makan siang bagi seluruh anggota keluarga nenek yang berjumlah sekitar 15-20 orang, dan kegiatan memasak tersebut harus saya lakukan sendirian tanpa ada seorang pun yang membantu. Pujian yang sering saya dapatkan tentang masakan yang sering saya sajikan bagi keluarga nenek membuat saya merasa bahwa saya pasti bisa melakukannya. Keesokan paginya sekitar jam delapan, bagian dapur sudah dipenuhi dengan berbagai macam bahan seperti daging, sayuran, dan bumbu-bumbu yang akan saya butuhkan untuk memasak. Dan sejak pagi itu, saya mulai mengolah semua bahan untuk dijadikan berbagai menu masakan yang pada malam sebelumnya sudah saya diskusikan dengan menantu nenek.


Foto di atas merupakan penyajian berbagai menu yang saya masak untuk tahap pertama, yang ditujukan bagi para anggota keluarga nenek yang paling tua. Menu masakan tersebut terdiri dari (searah jarum jam) rumput laut dan tahu kering yang direbus, disiram kecap dan minyak wijen, serta ditaburi rajangan daun bawang dan daun ketumbar. Filletdaging babi yang saya marinasi dengan garam dan merica, lalu saya panggang di atas kompor dengan api sedang. Tumis kol yang diberi irisan wortel sebagai pemanis. Ikan goreng yang juga saya marinasi terlebih dahulu dengan garam dan merica. Tumis baby corn yang dicampur dengan jamur shimeji. Tumis jeroan yang saya ungkep dengan minyak wijen kasar dan arak. Tumis gambas muda. Tumis kerang masak jahe. Telur kukus. Dan untuk kuahnya, saya membuat kuah lobak bening yang ditambah dengan bakso dan seledri.

Kesemua menu tersebut merupakan menu rumahan yang biasa, dan tidak begitu istimewa. Namun, saya berani menjamin bahwa rasanya enak, dan menu-menu tersebut merupakan menu-menu yang paling sering diminta untuk saya buatkan, terutama telur kukus dan fillet daging babi panggang. Hari itu, kegiatan saya memasak dilakukan hingga tiga tahap. Dan saking sibuknya, saya sendiri baru bisa makan pada jam 3-4 sore. Kegiatan memasak tersebut memang membuat saya kelelahan. Namun di sisi lain, saya merasakan sebuah kepuasan tersendiri dan saya patut merasa bangga karena saya mampu membuktikan hal yang sebelumnya orang-orang ragukan terhadap saya.

****************************************


Pada tanggal 19 Januari 2016 pagi, saya diantar ke sebuah rumah di daerah Dongshih yang masih termasuk kabupaten Yunlin, dan lokasinya tidak jauh dari rumah agen yang menaungi saya sebagai anak buahnya. Begitu sampai di rumah tersebut, saya disambut oleh sepasang suami istri yang saya panggil dengan sebutan A'pe dan A'em. Atau dalam bahasa Indonesia kurang lebih mirip dengan sebutan Om dan Tante.

Dengan menggunakan bahasa Hokian seadanya, saya berusaha untuk mendapatkan informasi tentang nenek, pasien yang akan saya rawat selanjutnya. Berapa umur nenek? Mengapa nenek duduk di kursi roda? Apakah nenek memang mengalami kelumpuhan, ataukah hanya sebatas masalah kaki yang sudah tidak kuat untuk berjalan dan menopang tubuh? Makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh nenek konsumsi? Bagaimana dengan urusan mandi? Urusan penggunaan pampers? Urusan konsumsi obat? Jadwal medcheckke rumah sakit? Dan apa saja yang menjadi kebiasaan nenek sehari-hari? Semua hal yang berhubungan dengan nenek, saya tanyakan secara mendetail demi totalitas dan tanggung jawab saya sebagai seorang caregiver.


Nenek tersebut tidak begitu sulit untuk saya rawat. Setiap bangun pagi, saya tinggal mengganti pampers, membantu beliau untuk duduk di atas kursi rodanya, dan lalu mendorongnya ke kamar mandi untuk memberi beliau air untuk berkumur, serta mengelap wajahnya dengan handuk yang basah. Lalu saya mendorong nenek masuk ke dalam ruang tamu untuk memberi beliau sarapan pagi dengan semangkuk kecil bubur nasi, yang di atasnya saya taburi dengan abon daging babi, dan beberapa potong acar mentimun kalengan. Sambil saya suapi, nenek yang sudah berumur 92 tahun tersebut akan menonton acara gulat Jepang yang ditayangkan setiap hari dari jam 8 pagi hingga jam 12 siang, agar nenek bisa sedikit terhibur dengan acara tv kesukaannya. Lalu pekerjaan yang saya lakukan di sore hari hanya memandikan nenek setelah beliau bangun dari tidur siangnya, meletakkan nenek di teras depan, dan memberinya cemilan sore kesukaannya yang berupa beberapa potong ayam goreng tepung dan satu kaleng kecil softdrink.

Memasuki musim panas, orang-orang akan banyak mengeluh. Mulai dari persoalan cuaca dimana panasnya dirasa keterlaluan, hingga persoalan selera makan yang berkurang atau bahkan menghilang selama musim panas berlangsung. Hal yang serupa pun juga dirasakan nenek, hingga di suatu hari beliau mengeluh sakit di bagian perut, dan sempat muntah ketika beliau makan. Saat itu saya berpikir bahwa mungkin nenek hanya masuk angin. Oleh karena itu, saya sempat memberi nenek minuman teh manis panas. Namun, ketika hari semakin larut, keadaan nenek malah semakin tampak berbeda. Sekujur tubuhnya terasa dingin, wajahnya pucat, nafasnya tersengal-sengal, dan jari-jari kakinya berubah warna menjadi biru keunguan.

Melihat keadaan beliau seperti itu membuat perasaan saya tidak tenang sedikitpun. Saya kemudian berbaring tepat di sebelahnya, lalu beliau menengokkan wajahnya pada saya, dan sempat berkata bahwa beliau ingin tidur. Kata-kata terakhir beliau dalam bahasa Hokian yang diucapkan sambil terbata-bata. Saya mengiyakan kata-kata beliau, lalu memeluknya dan berusaha untuk terjaga semalaman. Keesokan paginya, saya membawa semangkuk kecil bubur nasi untuk nenek, masih dengan harapan bahwa beliau mau makan dan keadaannya bisa lebih baik.

Setelah suapan terakhir, tiba-tiba saja saya merasa ingin mengganti baju. Lalu saya kembali ke kamar dan duduk di tepi ranjang tepat di sebelah nenek. Secara sekilas, saya sempat melihat A'pe dan A'em sedang duduk di luar. Namun, begitu saya menengokkan wajah untuk melihat nenek, saya tidak lagi melihat nafasnya yang tersengal-sengal. Saya menempelkan kuping untuk mendengar nafasnya tapi tidak setitikpun suara bisa saya dengar. Lalu saya berusaha untuk membangunkan beliau dengan memanggilnya pelan-pelan sambil sedikit menggerakkan tubuhnya, namun nenek hanya terdiam. Saya kembali memanggilnya dengan suara yang lebih kencang, dan nenek tetap tidak memberikan jawaban. Seketika tangis saya pecah dan langsung berteriak memanggil A'pe dan A'em.




Setelah disemayamkan selama kurang lebih 20 hari, pada tanggal 30 Oktober 2016 adalah waktu yang tepat bagi nenek untuk benar-benar pergi. Pada malam sebelumnya, prosesi sembahyangan terakhir dilakukan. Dan jenazah nenek dikeluarkan dari peti es, kemudian dipindahkan ke dalam peti mati yang akan ditutupi dengan kain kuning yang sudah ditempeli dengan hiasan bunga lotus kertas yang kami lipat sendiri. Keesokan paginya, prosesi pelepasan mulai dilakukan. Semua anggota keluarga mengenakan baju seragam yang dipakai khusus untuk pemakaman, dan setiap anggota keluarga memiliki ciri yang berbeda pada seragam yang dipakainya, yang disesuaikan dengan jenis hubungan antara nenek dengan setiap anggota keluarga tersebut.

Dalam prosesi pelepasan tersebut, semua orang yang hadir disana pastinya akan menangis, termasuk saya. Terlebih ketika peti mati nenek dikeluarkan dari dalam rumah dan dibawa ke tengah, lalu dikelilingi oleh semua anggota keluarga. Dan ketika paku ditancapkan di peti mati, hal tersebut menjadi pertanda bahwa saya tidak akan pernah melihatnya lagi. Setelahnya, lalu nenek dibawa pergi dalam iring-iringan ke area pemakaman terdekat untuk dikuburkan.

Kehilangan pasien yang saya rawat adalah bukan pengalaman yang pertama kali saya alami, namun kehilangan nenek dirasa sama beratnya ketika saya kehilangan almarhum Bapak saya sendiri. Dada saya terasa sesak, terasa sakit, dan tangis tidak kunjung berhenti. Bahkan, sampai-sampai saya pernah memimpikan nenek memanggil-manggil nama saya. Entah karena arwah nenek memang masih berada disana, atau saya yang memang terlalu rindu pada beliau. Bagaimana tidak? Kesempatan untuk merawat beliau selama kurang lebih sembilan bulan telah mampu membuat saya membangun ikatan batin dengan beliau. Saya juga merasa senang karena saya sempat mampu membuat nenek bisa berjalan kembali dengan bantuan tongkat penyangga, sebuah pencapaian yang terlampau berarti dalam pekerjaan saya sebagai seorang caregiver. Dan satu hal yang pasti, saya masih rindu pada beliau hingga saat ini.



bersambung ke #2..


****************************************

Sekian, dan terimakasih.

Thread merupakan tulisan pribadi.
Dua dokumentasi tentang mie diambil dari Google, dan sisanya diambil dari koleksi pribadi.

*
*
*
*
*

dieq41
december.rhein
jiyanq
jiyanq dan 30 lainnya memberi reputasi
31
7.1K
101
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan