andrerain5Avatar border
TS
andrerain5
Antara Ucup, Cupi Dan Rissa

googleedited by: andrerain5



Buat Ucup, jam pelajaran olahraga gak jauh dari jam istirahat. Mau olahraga kayak apapun dia gak pernah diajak. Mau itu main basket, dia gak pernah diajak main dan selalu duduk di bangku cadangan, karena gak ada yang ngajak jadi anggota tim.

Ucup sudah bisa dipastikan duduk di teras sekolah atau di perpustakaan, soalnya berat badan Ucup melebihi kapasitas dan gedenya udah kayak tong air yang ada gambar pinguinnya itu. Paling banter dia disuruh beresin alat-alat olahraga setelah habis dipakai.

Ucup sedang mengagumi lekuk tubuh Rissa yang indah sambil menikmati bekal salad sayurnya di teras sekolah.

"Rissa emang cantik banget, ya..." Ujar Ucup pada temannya.
"He emh..." Balas temannya.
"Apalagi kalau pakai baju olahraga gitu, bikin gue gemes," ujar Ucup sambil terus memandangi Rissa.

Selepas menyimpan peralatan olahraga, Ucup berjalan dengan temannya. Sepanjang koridor kelas, semua senyum-senyum melihat ke arah Ucup dengan geli. Ucup jadi salting sendiri.

"Gue jadi gak enak perasaan," ujar temannya Ucup.

Dan memang, semua irang yang mereka temui melihat ke arah celana dalam Ucup. Sampai di depan kelas semua anak tertawa dan melihat ke atas tiang bendera.

"Bendera apaan tuh? Hahahahaaaa...."
"Siapa bilang itu bendera, itu kain sprey kali....!!!"

Teman Ucup penasaran, "Ada apaan sih?"
"Liat aja sendiri..." Ujar teman lainnya.

Mata teman Ucup terbelalak lebar dibalik kacamatanya. "Kiamat, Cup...!"

Sudah dua hari Ucup tidak masuk sekolah setelah kejadian pengibaran celana dalamnya yang bertuliskan Ucup Bontot di tiang bendera. Gak tahu harus ngapain, mau pergi ke sekolah pun dia sangat malu terhadap Rissa, gadis impiannya.

Ucup memang suka becanda, suka akan humor dan anak yang paling jenaka di kelasnya, tapi setelah ada insiden tersebut, Ucup menjadi minder dan kurang yakin pada dirinya sendiri.

"Arrrrrgggghhhhh.....!" Rutuk hati Ucup membenarkan ucapan temannya bahwa ini memang kiamat.

Saking bosan dan gak tahu apa yang harus dilakukannya, Ucup iseng-iseng browsing obat penurun berat badan. Dan dia mendapatkan satu situs yang menjual produk tersebut, ia mencatat nomor teleponnya.

Setelah nada tunggu dari operator kantor, terdengar suara mbak-mbak.... Pasti ini sales marketingnya.

"Hallo, selamat siang, dengan bapak Ucup Bontot....?"
"Saya masih SMA, Mbak...."
"Oh, baik. Gini Cup, obat yang kamu pesan sudah sold out, kita baru bisa terima obat itu bulan depan, langsung dari Amerika."
"Oh gitu ya, Mbak...?"
"Iya, soalnya obat itu yang paling laris di toko kami, Cup," ucap Mbak sales itu.
"Tapi kami ada obat baru, masih dalam test pasar. Kalau Ucup mau, kami akan kasih gratis,"
"Gak mau ah mbak... Kalau masih test pasar.... Emang gue kelinci percobaan apa...?"
"Oh gak gitu, Cup. Obat ini udah lulus test di Amerika, hanya saja belum resmi kami pasarkan, kalau Ucup mau, kami kirim dan ada uang saku bagi yang mau kami pantau selama menggunakan obat ini...."
"Yang benar mbak? Berapa uang sakunya?" Ucup dengan semangat bertanya.
"Satu bulan akan kami kasih 2,5 juta..."
"Mau deh mbak!" Ucup buru-buru memesan. Hari gini ada yang mau ngasih cuan? Sikaaaaaaaaaat!

Sore harinya....
Di tangan Ucup sudah ada 2 botol kapsul warna merah bening berisi 50 butir kapsul. Ucup tersenyum, kalau lihat dari gambar yang ada di botol kapsulnya sih oke banget, siapa tahu bentuk tubuhnya bisa jadi seperti Ade Rai. Pan kereeen!

Ucup berjingkrak dengan gembira.
"Sebentar lagi....sebentar lagi gak ada agi yang ngetawain gue. Dan Rissa pasti bakalan gue dapetin cintaya!"
Ucup langsung minum 2 kapsul sesuai anjuran, sekian detik kemudian kepalanya mendadak keleyengan dan bruk, Ucup pun pingsan.

Jendela terbuka sejak kemarin, sinar matahari mulai menerobos masuk kedalam ruangan kamar mengenai tangan yang ada di karpet. Tangan itu bergerak.... mungkin karena sinarnya. Pandangan Ucup mulai jelas, pusing di kepalanya mulai hilang.

"Gila itu obat, udah kek obat bius kuda nil aja," Ucup melihat tangannya....ia tak percaya jari-jarinya yang kemarin sebesar pisang ambon kini menjadi ramping dan kurus. Ucup segera bangkit tak percaya dengan reaksi obat itu yang sangat cepat. Baju yang tadinya sesak ditubuhnya kini longgar bagaikan angkutan umum Jakarta yang ditinggal pemudik pulang kampung. Celananya pun kini meluncur dengan sukses ibarat calon legislatif yang menang dalam pilkada namun lupa pada pendukungnya. Ucup telanjang!

Ucup mengaca.....dan..... Aaaaaaaaaaaaaaaaahhh..... Kok dia jadi cewek?
Pintu kamar terbuka, temannya muncul dan melihat ke dalam kamar, "Aaaaaaaaaaaaaaaaahhh....." Reflek tangan Ucup menutupi daerah "terlarangnya" dan membanting pintu! Blar!

Sekian menit kemudian, temannya masih tak percaya jika yang dihadapannya sekarang ini adalah Ucup yang kini bertransformasi menjadi cewek. Ashlee Simpson sih kalah ini mah. Temannya menatap Ucup yang duduk memakai bajunya yang kedodoran.

"Sampe otak loe ngeres, gue bogem loe...!"
"Gak peduli deh, loe emang cakep, Cup," ujar temannya itu sambil cengengesan.
"Loe bantuin gue kek, Bro. Cariin baju cewek yang pas buat gue, loe kan punya adek cewek. Habis itu loe anterin gue," pinta Ucup memohon.
"Emang loe mau kemana, Cup...?"
"Ya ke toko obat inilah, masa jalan-jalan!" Ucup berang.

Sesampainya mereka di sebuah pusat perbelanjaan, Ucup harus menelan pil pahit kembali. Pasalnya toko obat itu sedang dikerubuti oleh pihak kepolisian. Menurut mereka yang ada di sana, toko tersebut sudah lama tidak membayar pajak.

"Kiamat...!" Ucup rasanya hampir pingsan kembali.

Untuk pertama kalinya Ucup merasa tidak nafsu makan. Padahal biasanya dia bisa menghabiskan sebakul nasi dirumahnya.

"Gue bakalan jadi cewek terus, Bro..."
"Udah tenang aja, siapa tahu efek obat yang loe minum itu cuma sebentar," ujar temannya menghibur Ucup.
"Sok tahu loe...!"
"Kita positif thinking aja, Cup," hiburnya lagi.

Setelah hampir seminggu Ucup tak pernah masuk sekolah, Rissa menanyakan kabarnya pada teman Ucup yang paling dekat. Kebetulan mereka bertemu di sebuah tempat yang biasa mereka nongkrong. Padahal disebalahnya Ucup sedang berdiri, namun karena fisiknya sekarang berbeda, wajar saja jika Rissa tidak mengenali Ucup.

Ucup memberikan kode pada temannya supaya bisa dikenalkan pada Rissa.
"Oya, Ris. Ini sepupu gue, kenalin,"
"Rissa...." Sambil mengulurkan tangannya berkenalan.
"Cupi..." Balas Ucup.
"Kebetulan nih, gue lagi butuh temen buat nemenin gue beli baju, gue pinjam sepupu loe bentar ya...?" Pinta Rissa yang langsung disambut oleh Ucup.
"Udah, Bro. Lagian gue juga suntuk di rumah," Ucup memberi kode pada temannya itu sambil tersenyum penuh arti.

Setelah puas mengelilingi pusat perbelanjaan itu, mereka kembali ke rumah. Namun sekali lagi Rissa minta untuk Ucup menemaninya menjajal baju yang baru saja dibelinya barusan.
Dengan senang dan gembira Ucup menerima ajakan Rissa, selain bisa pergi bareng Rissa, Ucup juga senang dekat dengan Rissa.

"Si Rian emang keterlaluan, Ucup jadi gak mau lagi sekolah gara-gara celana dalamnya dipajang di tiang bendera. Padahal dia orangnya super sangat menghibur dan sopan," ujar Rissa merutuki kejadian memalukan bagi Ucup.

Sambil sesekali menjajal baju yang baru dibelinya, Rissa kemudian curhat tentang dirinya di waktu SMP dulu.

"Dulu, badan gue juga sama kayak badannya si Ucup, bahkan lebih gede mungkin. Gue dulu biasa dipanggil Mbrot sama temen-temen yang lain," curhat Rissa pada Ucup yang kini bertubuh Cupi.
"Ah, masa sih...?" Ujar Ucup tidak percaya.
"Loe gak percaya, Cupi...?" Rissa balik bertanya.
"Iya...."
"Sebentar, gue tunjukin foto gue pas masih SMP. Nih..." Rissa menunjukkan fotonya yang memang terlihat sangat berbeda dengan Rissa yang sekarang ini. Dengan heran Ucup memandang Rissa dan kembali melihat foto yang dipegangnya.

"Kok loe bisa jadi kaya sekarang ini, Rissa?" Ucup penasaran.
"Gue terapi..."
"Gue juga pengen kaya gitu..." Tanpa sadar Ucup berkata demikian.
"Loe bilang apa barusan....?" Selidik Rissa.
"Gak, bukan apa-apa. Lupain aja," Ucup berbohong.
"Sebenarnya, buat gue pribadi sih bukan kita yang terlihat dari luar, Cupi. Tetapi dari hati nurani kita," ujar Rissa kepada Ucup.
"Gue punya temen, namanya Ucup. Orangnya gemuk, baik, sopan dan humoris. Tapi anak-anak yang lain sering banget membully dia. Dan bahkan kemarin celana dalamnya dikibarkan di tiang bendera sana si Rian. Keterlaluan emang tuh orang, gue benci sama si Rian. Sekarang kan si Ucup jadi gak mau sekolah akibat malu." Sambung Rissa.

"Oooohhh.... Kasian Ucup.

Setelah sekian lama mereka terdiam, Ucup atau Cupi memberanikan diri bertanya.

"Kalau misalnya Ucup suka sama loe, Ris. Gimana....?"

Rissa menatap Ucup atau Cupi itu...
"Gue gak peduli soal fisiknya, kalau gue ama dia nemu, kenapa gak...?"
Ucup jadi mau nangis.... "Loe emang baik, Ris,"
Rissa tersenyum dengan pujian Ucup kepadanya.

Tiba-tiba Cupi merasakan pusing di kepalanya. Apa kapsul yang diminumnya akan habis efeknya? Tapi Ucup tidak ingin hal itu terjadi sekarang.
Rissa dengan bingung menatap Cupi. "Loe kanapa, Cupi....?"

Gabruk, Cupi pingsan.
Rissa panik bukan kepalang dan langsung berlari mencari pertolongan. Belum sampai dia memanggil bantuan, terdengar suara gedebuk di kamarnya. Rissa langsung berlari kembali masuk kedalam kamar. Namun yang dilihatnya kini bukanlah Cupi, melainkan Ucup yang kini telah berubah lagi ke bentuk semula. Baju yang dipakainya kini sudah cumpang camping macam Dr. Bruce Banner yang bertransformasi menjadi Hulk.

"Hai Rissa...." Dengan cengiran Ucup menyapa Rissa yang masuk kamar.
"Ucup, kok loe disini, Cupi kemana....?" Rissa heran mendapati Ucup sudah ada di kamarnya.
"Ceritanya panjang, Ris. Tapi sekarang ini gue suka sama loe..."
"Timingnya gak pas, Cup. Buat loe nanyain hal gituan," sanggah Rissa.
"Tapi kan loe yang barusan bilang, kalau loe gak peduli sama fisik, yang penting hatinya. Gue seharian nemenin loe nyari baju, cuma badan gue aja yang cewek, sebenarnya gue Ucup," jelas Ucup panjang lebar.
"Ya, ya... Secara gue dulu pernah gendut. Kita jalani aja dulu, kalau kita nemu, kita lanjut jadian. Kalau gak, kita tetap berteman," ucap Rissa akhirnya.

Ucup tersenyum senang mendengar ucapan Rissa. Setidaknya, setengah dari mimpinya terwujud.

"Sama satu lagi, Ris...."
"Apa....?" Jawab Rissa.
"Gue boleh pinjam baju bokap loe, gak...?"

Rissa kemuadian tersadar, bahwa Ucup nyaris telanjang di bawah selimutnya.

"Ucuuuuup.... Itu kan selimut kesayangan gue.....!!!"

Tamat Bre!




tantarareview
phyu.03
evywahyuni
evywahyuni dan 15 lainnya memberi reputasi
16
2.2K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan