Ramai pembicaraan belakangan ini kalau bahasa Malaysia diusulkan menjadi bahasa kedua di Asean, bahasa Melayu memang usianya sudah ratusan tahun yang lampau.

Pemberitaan tentang Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa perantara antara Indonesia dan Malaysia, dan juga ‘bahasa resmi kedua’ ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) setelah bahasa Inggris sempat mencuat.





Namun sayang usulan ini sepertinya menemukan jalan buntu, karena kalau mau ada bahasa kedua Asean, bahasa Indonesia dinilai lebih cocok.

Bahasa Indonesia memang bagian dari bahasa melayu namun banyak kata penyerapan dari banyak bahasa asing, baik itu Belanda, Inggris, Cina, Arab, India dan juga banyak bahasa lainnya.



Melirik dari sejarah bahasa Indonesia ditanamkan ketika sumpah pemuda 1928, terus mengalami perubahan. Bahasa formal Indonesia memang mudah dipelajari orang asing karena maknanya cuma satu tidak bersayap.

Tidak harus menunjukkan kata masa lalu atau masa depan, bahkan penuturan dalam jumlah banyak juga mudah seperti "kamu" dan "kalian" berbeda dengan bahasa lainnya yang pengejaan dan penekanan huruf bisa merubah arti seperti bahasa arab.





Maka, bahasa Indonesia memang mudah dipelajari oleh banyak negara bahkan kabar tahun 2021 sudah ada 56 negara yang mempelajari bahasa Indonesia, bahkan negara-negara maju juga mempelajarinya.

Selain karena banyak orang asing yang bekerja di Indonesia, populasi penduduknya juga banyak. Dan itu salah satu alasan kalau mereka mempelajari bahasa Indonesia, agar lebih mudah berkomunikasi karena negara-negara maju senang investasi di Indonesia. Contoh produk Jepang, dari Honda, Yamaha, Mitsubishi dll. Korea ada Samsung dan banyak lainnya.



Karena dari banyaknya bahasa daerah di Indonesia semua menggunakan bahasa Indonesia sebagai pemersatu dan tentu hal ini dinilai unik.

Namun apa benar bahasa Indonesia mudah dipelajari?

Kalau untuk bahasa formal memang terkesan mudah, tetapi kalau berbicara dengan orang Indonesia akan lebih rumit karena bahasa Indonesia yang ada di negerinya sendiri banyak kata serapan baru terutama campuran bahasa daerahnya sendiri atau bahasa asing.



Contoh kepasar nego sama kokoh penjual, 'koh ini gocenk yak?' lalu dijawab 'jangan gocenk lah, limpul itu modalnya juga gede, amsyong owe kalau lo beli gocenk ha...", "Yo weslah koh, nih selawe?"

Apakah diatas bahasa Indonesia? Pada dasarnya iya namun tidak formal ada bahasa daerah yang dipakai, kalau mereka yang belajar bahasa Indonesia melihat bahasa yang digunakan sehari-hari pasti akan rumit dan ribet, belum lagi bahasa Indonesia di bagian timur dengan bagian barat yang terbawa unsur melayu, selain beda dialek akan ada juga perbedaan unsur kata.



Karena pada dasarnya bahasa Indonesia terbuka, dan banyak serapan kata dari bahasa lain. Bisa saja dimasa modern pemyerapan kata itu akan terus bertambah.

Apalagi bahasa gaulnya anak Jaksel yang banyak campur dengan bahasa Inggris, wah pokoknya rasanya gado-gado deh.

Tetapi perbedaannya masyarakat Indonesia ini memang overproud, dan mereka juga bangga dengan bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa melayu? Di Malaysia sendiri bahasa melayu tidak ada standarisasinya, bahkan masyarakat asing disana lebih senang menggunakan bahasa mandarin atau Inggris.



Jangan malas belajar bahasa Indonesia ya gan, dan jangan juga lupakan juga bahasa daerah.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik, klik
Pic : google