Media sosial Twitter pad hari Minggu (03/04/2022) diramaikan oleh video tertembaknya sebuah Su-35S milik Rusia, di mana video tersebut diposting oleh tentara Ukraina yang sedang dalam misi menjatuhkan pesawat-pesawat Rusia yang hendak menyerang objek strategis Ukraina.

Menurut artikel eurasiantimes.compesawat itu ditembak jatuh oleh rudal anti pesawat dari Angkatan Udara Ukraina, yang memposting rekaman itu secara online. Sampai saat ini tidak diketahui jenis rudal apa yang digunakan oleh pasukan Ukraina untuk menembak Su-35. Berita ditembak jatuhnya Su-35 itu juga dikonfirmasi oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Ukraina Anton Gerashchenko, yang menyatakan bahwa pilot terlontar dan berusaha melarikan diri, tetapi pilot kemudian ditangkap dan saat ini ditahan.

Para analis militer percaya bahwa, pilot sedang melakukan misi SEAD – Suppression of Enemy Air Defenses – dengan Su-35S Flanker-E-nya. Misi SEAD adalah strategi militer yang diadopsi oleh angkatan udara di seluruh dunia untuk menekan pertahanan udara musuh dengan menghilangkan kemampuan rudal dan radar anti pesawat mereka.

Berdasarkan sisa puing-puing yang ditemukan di medan perang, para ahli sepakat bahwa pesawat Rusia ditujukan untuk menghancurkan sistem pertahanan udara Ukraina. Beberapa video yang beredar di Twitter juga menampilkan pecahan dari rudal anti radiasi Rusia (Kh-31 ARM). Pesawat itu tertembak jatuh di wilayah Izyum, 120 km ke utara dari kota Kharkiv. Identifikasi puing-puing pesawat yang jatuh adalah Su-35 bisa dilihat dari model kursi tunggal, konfigurasi tanpa canard dan bagian ujung sayap dilengkapi dengan pod ECM (Jammer) L-265M10P/R serta pelindung panas pada stabilizer.









Su-35 (kode NATO: Flanker E) adalah jet tempur serang multi peran satu kursi buatan Rusia yang memiliki kemampuan manuver luar biasa dan mesin thrust vectoring yang memungkinkan Su-35 mampu melesat lebih kencang daripada pesawat tempur standar, membuatnya cocok untuk misi superioritas udara. Pesawat ini sangat maju secara teknologi sehingga sering digolongkan sebagai pesawat “plus-plus” generasi ke-4.

Pesawat dapat mencapai kecepatan maksimal Mach 2,25 dan dapat menampung 8.000 kg persenjataan dengan jangkauan sekitar 1.000 mil. Namun, Su-35 bukanlah pesawat siluman dan sangat bergantung pada keterampilan dogfighting. Su-35 memiliki meriam otomatis 30 mm bersama dengan berbagai rudal dan bom yang bisa dipasang pada dua belas cantelan eksternalnya.

Sebuah suite avionik canggih juga dihadirkan pada varian Su-35S yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Rusia. Bergantung pada ukuran target, radar pasif Irbis-E dapat melacak hingga 30 objek dari jarak 400 km, serta bisa meyerang 8 target diantaranya.





Kilas balik soal Su-35, pada masa lalu TNI AU sempat ingin membeli 11 unit Su-35. MoU untuk 11 unit jet tempur Su-35 telah dilakukan pada awal 2018, namun karena ancaman sanksi dari Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) dari AS, maka pelaksanaannya menjadi alot. Selain sanksi CAATSA, pengadaan Su-35 untuk Indonesia juga terganggu akibat pandemi Covid-19, di mana dana anggaran pertahanan juga mengalami penurunan.

Dalam acara Press Tour dan Media Gathering, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (22/12/2021). TNI AU resmi mengkonfirmasi pembatalan pengadaan Su-35, selain Indonesia; Mesir dan Aljazair juga membatalkan pembelian Su-35.

Dan terkait konflik Ukraina dan Rusia tampaknya akan menjadi panaggung bagi rudal panggul, pasalnya helikopter, tank, pesawat dan truk logistik milik Rusia banyak yang disengat oleh rudal satu ini.


Referensi Tulisan: eurasiantimes.com
Sumber Foto: sudah tertera