Original Posted By kelincihantu►Bos bagaimana ternyata kalau jalan pikiran Terawan saat itu menolak usulan nama2 yg diajukan IDI karena udah puluhan tahun IDI itu petinggi2nya gak mampu dan malahan:

1. Tidak membela kepentingan nakes bahkan gosipnya dokter umum yg lg sekolah spesialis di negara ini tidak dibayar sama sekali bahkan diporotin senior2nya.. inilah akar masalah kenapa hanya orang kaya yang bisa jd spesialis di indo.. IDI kayaknya mati kutu dan diem aja menanggapi hal ini.. yaa kalo IDI di negara lain itu berhasil membuat residen digaji layak lho... kira2 itu nama2 yg diusulkan IDI ada yg mau dan mampu perjuangin gak tuh masalah ini..

2. Pemerataan dokter spesialis di indo jadi masalah dari dulu.. IDI sepak terjangnya bagaimana.. apakah pernah bersuara menuntut dan mengancam pemerintah untuk memberikan insentif yang minimal sama besar utk dokter yang mau kerja di daerah terpencil dengan penghasilan mereka yg bekerja di kota besar.. mestinya di survei aja misal penghasilan rata2 Sp di kota besar maka insentif yang mau ke daerah dibuat 2x lipatnya... usul petinggi IDI dilarang di kota besar dan pembuat kebijakan harus yg mau kerja di daerah terpencil sehingga pasti insentifnya dibuat gede yg di daerah terpencil..


Lagian cuma di zaman terawan aja tuh temen ane yg residen bilang dapet insentif yang lumayan layak.. kalo menteri yg sebelumnya kayaknya tutup mata aja lihat kondisi kedokteran dan pendidikan dokter di negara ini.. menteri skrg juga mungkin senang x ya ada tenaga gratis untuk RS rujukan.. gak mau nyontoh negara luar.. ya jangan heran yaa ini lulusannya begitu kelar lsg kalap kesetanan ngejer balik modal dan karakternya begini... yang harusnya mikirin ginian tuh menkes.. terawan mungkin salah soal uji ilmiah tp setidaknya ada kebijakannya yg udah dirasa membantu nakes terutama pas pandemi kemaren

Sekian komen ane gan.. kira2 setuju gak gan