ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Anime Harem! Klise, Mostly Fan Service, tapi Tetap Saja Laku
Konten Sensitif


Dari sekian banyak genre anime, ada satu genre yang cukup menarik untuk dibahas karena keberadaannya yang seolah perlu dan tidak perlu. Genre Harem sendiri merupakan sebuah kondisi yang mana seorang pria memiliki love affection pada dua atau lebih wanita, jika kebalikannya disebut reverse harem.

Satu hal yang menarik dari genre harem adalah banyaknya pilihan jalur yang bisa dibuat dan diikuti. Jika sang tokoh utama memiliki harem berjumlah 4 orang maka itu artinya ada empat jalur yang bisa dipilih dan dari empat jalur itu akan ada puluhan atau bahkan ratusan jenis interaksi yang memungkinkan sehingga pembuat cerita bebas mengekspresikan apa yang mereka mau. Tentunya ini lebih baik dibanding sekedar kisah cinta dua orang saja.



Meski demikian jaman terus berubah, genre harem pun mengalami perkembangan ke segala arah. Ada beberapa anime yang mengusung genre harem dan memiliki cerita menjanjikan seperti Saekano atau Date a Live, tapi beberapa anime harem bahkan tak layak untuk ditonton.

Ada satu genre lain yang cukup sering melekat dengan genre harem dan itu adalah genre Ecchi alias mesum. Coba bayangkan ada banyak cewek dan semuanya memakai bikini, jadinya apa? Yep, Fan service. Fan service bukanlah sesuatu yang buruk tapi fan service yang berlebihan sanggup menyebabkan mual-mual, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin.



Uniknya, dan anehnya, ada beberapa anime yang mengkhususkan diri pada fan service karena itulah nilai jual utamanya. Anime dengan banyak boing-boing jelas akan lebih menjual jika ada banyak karakter wanita dan karenanya genre harem pun menjadi tumbal dari keserakahan pemilik studio. Itu adalah satu poin yang membuat citra genre harem terlihat buruk, tapi bukan cuma itu.

Ada beberapa anime harem yang tidak terlalu menonjolkan fan service dan ceritanya juga cuma so-so saja tapi ternyata cukup laku di pasaran, contohnya Haganai dan Kanokari. Jika fan service dan cerita bukanlah nilai jualnya maka apa lagi yang bisa dijual?



Jadi begini, beberapa orang (mungkin Anda termasuk) menonton anime untuk melarikan diri dari kenyataan. Nah, untuk apa menonton anime yang membuat depresi jika tujuannya adalah melepas diri dari penderitaan hidup? Tentunya anime harem dengan banyak cewek-cewek cantik yang mengejar Anda jauh lebih menyenangkan. Hal ini sering disebut self-insert, keadaan di mana Anda menganggap diri Anda sebagai karakter utama dari film yang Anda tonton.

Self-insert sangat populer untuk anime semacam isekai, overpower, dan tentunya harem. Semakin ceritanya memanjakan mental maka semakin banyak pula orang-orang depresi yang akan berminat membelinya dan jika penjualannya menjanjikan maka studio-studio lain akan mengikuti jejaknya dan akhirnya tumbuh menjadi sesuatu yang klise.



Jika Anda mau mencari maka Anda akan menemukan puluhan anime yang seperti itu (biasanya judulnya panjang-panjang). Anime-anime semacam ini tidak akan masuk rekomendasi anime terbaik ataupun terlaris tapi keberadaannya terus dan terus ada melampaui jaman. Plot yang sama, desain karakter yang nyaris sama, konflik yang sama, dan fan service yang banyak, seperti itulah reputasi buruk yang harus ditanggung oleh genre harem.

Well, tentunya ada beberapa anime harem yang bagus tapi sebagai seseorang yang mencintai anime karena plot-nya maka anime harem bukanlah genre yang akan saya pertimbangkan. Sedih memang, tapi seperti itulah hidup. Seperti kata pepatah, satu makan cempedak semua kena getahnya.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
jiresh
sihasbismart
Jombloholik
Jombloholik dan 19 lainnya memberi reputasi
16
10.8K
154
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan