Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

irummmAvatar border
TS
irummm
Sulit Menemukan Solar Puluhan Diesel Pembajak Sawah Geruduk SPBU Di Jember
Quote:
credit; Narasinews.id

Hai Gan apa kabar semuanya? Setelah sekian purnama mengosongkan kaskus ane dari thread, kini ane mencoba kembali lagi dengan informasi yang menarik.

Akhir-akhir ini kita sedang disibukkan dengan berita-berita kenaikan bahan komoditi pangan dan kelangkaannya, seperti; kedelai dan minyak goreng yang sempat membuat emak-emak sejagat raya menjadi heboh. Panik buying pun tak terhindarkan dan itu sangat tidak menguntungkan bagi konsumen rumah tangga yang hanya membeli sesuai konsumsinya.

Namun, di sini ane gak mau membahas tentang kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng dan kedelai itu, Gan. Sebab ternyata bukan hanya di bahan pangan aja yang terjadi kelangkaan, akan tetapi juga bahan bakar minyak khususnya solar. Kita tahu ada beberapa jenis mesin dan alat transportasi yang masih menggunakan solar ini sebagai bahan bakarnya. Seperti halnya diesel yang digunakan sebagai traktor pembajak sawah dan juga penggilingan padi keliling yang biasa kita temui di desa-desa.

Beberapa waktu lalu, di Kabupaten Jember lebih tepatnya di kecamatan Pakusari ada sebuah pemandangan yang tak biasa. Puluhan traktor pembajak sawah dan penggiling padi keliling beramai-ramai mendatangi sebuah SPBU yang berada di jln. PB. Sudirman, no 16, Mayang, Jember. Tujuannya ingin meminta kejelasan tentang sulitnya mendapatkan solar untuk bahan bakar mesin-mesin mereka. Meski telah membawa surat rekomendasi dari kepala desa, nyatanya mereka masih kesulitan dan itu memicu kekesalan.

Menurut keterangan salah satu dari rombongan itu, mereka sudah hampir sepekan tidak bekerja karena sulitnya mendapatkan bahan bakar berjenis solar ini. Bisa dibayangkan kan Gan, gimana susahnya mereka? Apalagi saat ini di sebagian wilayah kabupaten Jember sedang panen raya padi dan sebagian lagi masa tanam. Itu artinya ketersediaan mesin-mesin itu untuk memperlancar pekerjaan petani jadi terhambat. Kalau seperti itu terus maka petani yang akan dirugikan.

Menyikapi hal tersebut, kepala desa menģatakan jika telah mengeluarkan rekomendasi yang berjangka waktu penggunaan hingga setahun bagi para pemilik traktor dan perontok padi. Namun, ternyata pihak SPBU meminta surat rekomendasi yang diperbaharui setiap satu bulan. Dan itu sangat akan menyulitkan. Kasian petani jika masalah ini tak segera ada pangkal penyelesaiannya. Pengolahan sawah yang harusnya bisa tepat waktu jadinya mundur.

Sedangkan dari pihak SPBU mengklarifikasi jika pihaknya tidak mempersulit pembelian para petani. Mereka mendapatkan jatah pembelian 20 liter/hari asal membawa surat rekomendasi yang disetujui camat dan kepala desa berlaku pergantian sebulan sekali.

Duh, jadi puyeng ya gan kalau seperti ini. Semoga kedua belah pihak segera menemukan titik kesepakatan yang memihak pada petani kecil. Kasian mereka sudah sering merugi, masih saja diperlakukan seperti ini. Gimana mau maju ya gan?

referensi

0
1.2K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan