Halo, saya iseng-iseng baca post lama saya dan nemu post ini: https://www.kaskus.co.id/show_post/6...8249883/3331/-
Jadi teringat saya pernah pakai hape lawas Xiaomi Redmi 4a, yang rilis di Indonesia tahun 2017, selama 6 bulan (Juni 2021-Desember 2021). Berarti, saat mulai saya pakai, hape ini telah berusia 4 tahun! Saya jadi mau share sedikit tentang bagaimana saya menggunakan hape ini dan kiat-kiatnya.




Awal cerita, hape ini dibeli sekitar pertengahan 2017 untuk ibu saya, yang sebelumnya masih menggunakan hape Nokia senter dan membutuhkan aplikasi Whatsapp untuk komunikasi dengan sodara & teman-teman beliau. Hape ini bukan barang resmi, tapi barang "distri" (waktu itu hape Xiaomi memang banyak yang dimasukkan ke Indonesia bukan oleh distributor resmi, tapi dari "distri" pihak ketiga misal Bl*ss, Pl*tinum, B-C*ll, dll).

Empat tahun kemudian, hape ini dianggurin karena ibu saya dapat hape baru. Saya yang waktu itu jenuh dengan hape-hape baru, memutuskan untuk menjual hape yang dipakai dan menjadikan hape eks ibu saya ini menjadi daily driver.

Saat saya menerima hape ini, kondisinya:

- Screen protector sudah rada terkikis di pinggirnya
Solusi: ganti screen protector baru (goceng)

- Baterai sudah rada drop (dicek pakai accubattery tinggal 40an persen battery capacity)
Solusi: ganti baterai dengan merk "kudanil" (100k + pasang 30k)

- Lampu tombol kapasitif (recent, home, back -waktu hape ini rilis xiaomi masih pake tombol kapasitif! Baru di Redmi 6a beralih ke tombol virtual di layar-) mati. Tombolnya sendiri masih bisa.
Solusi: ikhlaskan, masih bisa dihafal posisinya




Intuisi saya sebagai pengguna Xiaomi adalah Xiaomi enak untuk dioprek, asal memilih model yang tepat (baca: bukan Mediatek).
Saat menerima hape ini, ternyata kondisi sudah bootloader unlocked. Baguslah, ga perlu nunggu 168 jam (!) untuk request unlock.

Langsung hajar flash custom recovery. Untuk sistem operasi Fedora Linux (waktu itu masih versi 34) yang saya pakai di laptop saya, alat-alat yang dibutuhkan (adb dan fastboot) dapat diinstal dengan perintah

sudo dnf install android-tools

Dan mengeksekusi fastboot ternyata harus pakai sudo supaya bisa mengenali hape yang terhubung, tidak seperti di Windows yang tidak perlu izin administrator.

sudo fastboot devices



sudo fastboot flash recovery /path/to/recovery.img

Saya menggunakan TWRPuntuk custom recovery.

Lalu download dan masukkan ROM dan Gapps ke sdcard, boot ke recovery, dan flash di sana.
ROM: Arrow-OS
Gapps: NikGapps basic
Jangan lupa lakukan ritual wiping sebelum flash ROM supaya berhasil booting.

Dan proses oprek selesai.




ROM yang saya pakai berbasis Android 11, jadi saya bisa:
- Setting Private DNS (DNS over TLS), saya set ke dns.adguard.com untuk menghilangkan sebagian besar iklan.
- Setting SD Card sebagai adoptable storage, ini sangat berguna terutama untuk aplikasi Whatsapp.
Kedua hal di atas, tentu saja tidak bisa dilakukan di stock ROM yang masih berbasis Marshmallow (6.0.1) dan Nougat (7.1.2).

Untuk ukuran 2017, hape ini sudah termasuk entry level. Bayangkan performanya di tahun 2021. Untuk membantu membayangkan, ini hasil skor Geekbench 5:

Dibanding SoC sekarang, setara dengan Mediatek Helio G25

Saya mengusahakan software yang terinstal di hape ini seminimalis mungkin. Awalnya saya mem-flash NikGapps versi "core" yang hanya berisi Google Services dan Play Store, tapi ternyata dialer (aplikasi telepon) bawaan ROM ini punya bug tidak bisa menjawab telepon (hape berdering saat ditelepon, tapi tidak muncul UI untuk menjawabnya), jadi saya mengalah dan mem-flash NikGapps versi "basic" yang ada tambahan Google Dialer dan Google Messages. Dengan Google Dialer, saya jadi bisa menjawab telepon.

Di antara aplikasi saya yg paling berat mungkin Tokop*dia, karena itu yang loadingnya paling lama. Selain itu, saya hanya memasang Whatsapp (buat komunikasi) dan aplikasi ringan lainnya. Beberapa contoh aplikasi alternatif yg ringan:

Play Store untuk aplikasi gratis (jaga-jaga kalo Play Store ngambek): Aurora Store(jangan gunakan akun pribadi, gunakan akun anonymous)
Browser: Bromite atau Firefox
Galeri: Simple Gallery Pro
Kalender: Simple Calendar Pro
Kalkulator: Simple Calculator
Youtube: NewPipe

Dengan selektif memilih aplikasi, ditambah dengan fitur Android 11 yang sudah saya sebutkan sebelumnya, hape yang processing powernya seadanya pun terasa cukup nyaman dipakai. Dengan RAM 2GB, saya bisa berpindah-pindah aplikasi di atas (kecuali browser dan Tokop*dia) dengan gegas.

Untuk aplikasi kamera, karena kamera bawaan jelek sekali, saya menggantinya dengan Camera Go by Wichaya. Hasilnya lumayan lah, ada night mode. Lumayan untuk di kondisi remang-remang.
Contoh penampakan viewfinder dan hasil foto:





ROM yang saya pilih, status SafetyNet-nya passed, sehingga bisa digunakan untuk aplikasi yang biasanya tidak mau dipasang di hape oprekan. Saya bisa instal dan jalankan BNI Mobile Banking dan Gr*b





Memakai hape jadul ternyata tidak sesuram yang dikira. Dengan bantuan XDA-Developers dan pemilihan aplikasi yang selektif, hape jadul bisa dimaksimalkan untuk pemakaian kasual. Setidaknya itu yang saya alami dengan Xiaomi Redmi 4a hibahan dari ibu saya. Hingga akhirnya saya dapat hadiah hape baru (mungkin pemberi hadiah prihatin saya pakai hape jadul) pada akhir tahun lalu, saya pakai terus hape jadul saya untuk komunikasi dan leisure. Tentu saja leisure nya tidak bisa main bensin impek. Tapi browsing (bebas iklan), denger musik di Youtube (bebas iklan), dan nonton video Youtube (bebas iklan) masih bisa lah...

Terima kasih sudah mampir!