Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cintadineAvatar border
TS
cintadine
Sejarah Perfilman Indonesia, Mulai dari Film Bisu, Mati Suri, Sampai Era Pandemi


Dunia perfilman Indonesia memiliki sejarah yang panjang bahkan telah dimulai sejak sebelum negeri ini merdeka. Di era sekarang kita sebagai penikmat film Indonesia mungkin mengenal film-film di bioskop dengan kualitas yang cukup baik walaupun tentu saja masih banyak kekurangan.

Apresiasi masyarakat terhadap film Indonesia dirasakan terus meningkat kalau dilihat dari jumlah penonton yang datang ke bioskop terutama sejak 2016. Di mana sejak era tersebut, ada banyak film Indonesia yang diremake dari film lawas.

Padahal, film Indonesia sempat mengalami mati suri pada era 90an dan masa kegelapan film Indonesia itu malah dipenuhi dengan film kelas dua yang sebenarnya tidak layak tayang.

Ya, selain era tersebut, film Indonesia mempunyai sejarah di setiap eranya. Berikut ini pembahasan singkat mengenai sejarah perfilman Indonesia, gan.

Era 1900-1942


Kita mulai dari era kolonial Belanda di awal abad ke-20 di mana perfilman mulai berkembang untuk pertama kalinya yaitu era film bisu. Mengutip dari berbagai sumber, bioskop pertama di Indonesia hadir pada 5 Desember 1900 di Tanah Abang dengan nama Gambar Idoep dan menayangkan film bisu. Bisa dibayangkan bagaimana film bisu 100 tahun yang lalu?

Diketahui film pertama yang dibuat di Indonesia adalah Loetoeng Kasaroeng yang disutradarai oleh orang Belanda bernama  Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Film tersebut dirilis pada 31 Desember 1926 di sebuah bioskop di Bandung.

Sejak saat itu mulai banyak film yang diproduksi di Indonesia yang merupakan film bisu.

1942-1945 (Era Pendudukan Jepang)

Setelah Belanda angkat kaki dari Indonesia dan muncul Jepang sebagai penjajah lainnya, hal ini juga mengubah pengaruh dalam perfilman di mana film yang dibuat di Indonesia dibatasi untuk propaganda Jepang. Karena kalutnya suasana perang dunia 2 dan juga mencekamnya Indonesia saat penjajahan Jepang, maka era ini adalah era redupnya perfilman di Indonesia.

1950-1962 (Era Awal Kemerdekaan)

Ketika awal kemerdekaan Indonesia, perfilman Indonesia mulai bergeliat tanpa adanya campur tangan dari Belanda atau Jepang. Pada 30 Maret ditetapkan sebagai hari perfilman nasional karena pada 30 Maret 1950 yaitu pengambilan gambar pertama dari film Darah & Doa karya Umar Ismail yang dianggap menjadi film yang benar-benar buatan Indonesia pertama dan diproduksi setelah Indonesia merdeka. Film tersebut diproduksi di bawah naungan Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini).

1962-1970

Di era ini ketika era di mana masa-masa akhir kekuasaan Soekarno. Disebutkan jika di era tersebut aksi politis Soekarno terhadap film-film asing dilancarkan, yaitu pemberangusan dan pemboikotan film-film yang berasal dari Amerika Serikat karena seperti yang kita tahu kalau Presiden Soekarno saat itu anti dengan barat.

Peralihan kekuasaan dari Soekarno dan Soeharto yang penuh dengan gejolak yang panas juga membuat produksi film nasional terhambat dan lebih banyak film-film impor yang masuk.

1971-1991 (Masa Berkembang Pesat)



Di era inilah perfilman Indonesia mulai mengalami kemajuan dan berkembang pesat. Banyak judul film Indonesia yang diproduksi dan melahirkan banyak seniman baik itu sutradara maupun para aktor dan aktris. Selain itu, di era ini jumlah bioskop di Indonesia bertambah banyak dan juga semakin banyaknya film-film impor yang masuk.

Di era 70an dan 80an cukup banyak film Indonesia yang populer termasuk film-film bergenre horor. Di era ini pula, FFI menjadi suatu ajang yang prestisius bagi para sineas perfilman. Di era ini muncul sutradara legendaris seperti Teguh Karya dan Arifin C Noer. Adapun para aktornya yang terkenal antara lain Roy Martin, Rano Karno, Slamet Rahardjo, Suzzanna, Christine Hakim, dan dan bahkan Rhoma Irama.

1992-1998 (Era Kegelapan)

Tak selamanya era 90an penuh dengan capaian emas, khusus perfilman Indonesia, era 90an merupakan masa kegelapan dan mati suri. Di era ini sangat sedikit film Indonesia yang diproduksi, dan itupun kualitasnya sangat memprihatinkan dan dipenuhi dengan esek-esek dan mesum.

Sebaliknya, di bidang pertelevisian era ini mengalami masa keemasan dengan bermunculannya tv swasta yang memberikan banyak tontonan. Sinetron banyak diproduksi dan digemari masyarakat. Bahkan Rano Karno ikut terjun ke dunia sinetron dengan memproduksi Si Doel Anak Sekolahan yang hasilnya luar biasa sukses.

Sinetron-sinetron Indonesia di era 90an yang diminati masyarakat membuat para sineas semakin jarang dalam memproduksi film layar lebar.

1998-2009 (Kebangkitan)

Era ini adalah kebangkitan perfilman Indonesia seiring berakhirnya pemerintahan Orde Baru. Garin Nugroho menyutradarai Cinta dalam Sepotong Roti yang menjadi awal kebangkitan film Indonesia.

Kemudian Mira Lesmana dan Riri Riza berinisiatif untuk membuat Petualangan Sherina (2000) dan film inilah yang menjadi pemicu bangkitnya film Indonesia. Barulah pada 2002 Ada Apa Dengan Cinta? Garapan Roedy Sudjarwo menjadi fenomenal dan mengembalikan kejayaan film Indonesia di negeri sendiri.

Tahun-tahun berikutnya jumlah film Indonesia kembali menjamur dan semakin banyak para sineas berbakat yang bermunculan.

2010-2019 (Peningkatan Kualitas)


Di dekade ini perfilman Indonesia mengalami peningkatan kualitas yang cukup signifikan. Salah satu film yang berpengaruh di era ini adalah Pengabdi Setan (2017) yang menjadi film horor Indonesia terlaris sepanjang masa. Di dekade ini pula dua film The Raid berhasil dikenal dunia.

Pada dekade ini, genre film Indonesia mencoba keluar dari zona nyaman yaitu genre superhero yang diawali dengan Gundala.

2020- Sekarang

Setelah pandemi Covid-19, perfilman Indonesia menjadi terhambat dan para pelaku industri film pun menjadi berantakan rencananya termasuk dalam urusan produksi dan tanggal rilis. Namun mulai akhir 2021 semuanya mulai agak mendingan dan para film maker tanah air mulai memproduksi film-film yang harusnya sudah dibuat di tahun 2020. Ya, semoga saja perfilman Indonesia semakin baik ke depannya.

Nah, gimana gan komentarnya? emoticon-Big Grin

Referensi
MasterSims
emineminna
browup
browup dan 21 lainnya memberi reputasi
22
7K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan