Bicara soal eksistensi bus di Indonesia nyatanya tidak selalu identik dengan bus yang dipakai untuk keperluan pariwisata atau AKAP, beberapa instansi pemerintah juga memiliki bus sendiri. Selain itu, pihak TNI dan Polri pun juga punya inventaris bus; meski tidak dalam jumlah banyak.

Pada 3 Maret 2022 lalu di grup Facebook Nostalgia Bus Indonesia yang saya ikuti, ada yang memposting bus milik TNI AU dengan kondisi yang masih mulus. Walaupun dilihat dari bodi luarnya, tak diragukan lagi jika bus ini sudah sangat uzur. Meski bodinya terlihat ketinggalan zaman, akan tetapi bus milik TNI AU itu tetap punya keistimewaan tersendiri bagi kami para pecinta bus.

Kesitimewaan yang pertama adalah kaca single glass tanpa topi (sekat kaca), yang kedua adalah kondisi bodi bus yang sangat terawat. Dan yang ketiga adalah chassis yang digunakan, chassis tersebut bisa dibilang langka; karena sudah tidak lagi diproduksi. Chassis yang dipakai adalah Mitsubishi RM 117 L.





Menurut postingan di grup Facebook tersebut foto di atas diambil di depan GOR Pajajaran, Bandung. Dan menurut informasi, bus tersebut milik Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta ditandai dengan plat nomor terakhir adalah angka 00 (cmiiw gan). Memang kebanyakan armada bus TNI AU terawat, biasa digunakan untuk antar jemput anggota, anak-anak anggota TNI AU, serta PNS di lingkungan lanud (pangkalan udara) di masing-masing daerah.

Yang menarik bus ini memakai chassis Mitsubishi RM 117 L, salah satu chassis bus produksi Mitsubishi yang legendaris pada era 1980 sampai 1990-an. Dan salah satu pegiat bus klasik yakni Bapak Saryanto melalui grup Facebook yang sama juga mengatakan jika bus milik TNI AU memakai Mitsubishi RM 117 L. Untuk bodinya dibuat oleh karoseri Trijaya Union yang bermarkas di Tangerang. Dalam foto di atas bus memakai bodi bernama Aeroqueen, dan sudah mengalami rombakan oleh karoseri Equator.

Cukup mudah mengenali bus besutan Mitsubishi, selain tulisan Mitsubishi di bagian depan; lampu depan yang mencomot lampu depan truk Fuso Fighter juga menjadi ciri khas unik bus tersebut. Selain itu wheeldop bawaan Mitsubishi pun sudah dilabur krom, menambah kesan gahar pada bus tersebut.





Jago Ngebut di Jalan Datar, Tapi Payah di Tanjakan

Mitsubishi RM adalah produk bus bermesin belakang pertama dari pabrikan asal Jepang tersebut, di mana sebelumnya mereka fokus di segmen bus bermesin depan dengan kode BM. Mitsubishi seri BM biasanya identik dengan bus ekonomi pada zamannya, sementara seri RM identik dengan bus Patas dam Eksekutif.

Seri RM 117 L ini dipasarkan mulai tahun 1991-1995, bus ini memakai disokong mesin diesel 6 silinder inline tipe 6D16-1A. Meisn ini mampu mengeluarkan tenaga maksimal sebesar 190 PS serta punya torsi maksimal 530 nm. Untuk transmisi  yang digunakan adalah manual 5 speed tipe M6S5 . Untuk whellbase yang digunakan berukuran 5.200 mm, hanya ada satu varian whellbase pada saat itu. Sampai akhir masa edarnya pada tahun 1995, Fuso RM 117 L terjual sebanyak 432 unit.

Mitsubishi seri RM terkenal kencang saat di jalan datar. Tetapi kekurangan dari Mitsubihi RM adalah suspensinya yang keras dan termasuk payah saat di tanjakan, maka dari itu chassis ini jarang digunakan di daerah pegunungan dan kurang diminati digunakan sebagai bus pariwisata. Selain itu, seri RM ini juga tekenal agak boros untuk solarnya.





Setelah sukses dengan RM 117 L, pada tahun 1995 Mitsubishi meluncurkan versi RM 117 N. Varian ini punya whellbase lebih panjang (5.800 mm) dan tentunya bisa memuat lebih banyak penumpang. Versi kedua ini dipasarkan cukup singkat yakni sampai tahun 2000, total ada198 unit yang terjual.

Varian L 117 N membawa mesin berkode 6D16T yang sudah menggunakan turbo, sehingga lebih bertenaga; tenaga maksimal yang bisa dihasilkan adalah 220 PS. Untuk transmisinya memakai 6 speed. Sayangnya menjelang awal milenium pamor bus Mitsubishi meredup, hal ini karena datangya gempuran dari Hino, Nissan, hingga Mercedes Benz. Sehingga membuat bus ini tak lagi diminati.






Sumber Tulisan: Opini pribadi
Referensi Tulisan: awansan.com
Sumber Foto: Facebook