sayasantriAvatar border
TS
sayasantri
Silahkan Jadi Perempuan Merdeka Seutuhnya, Namun Yang Cerdas!
Entah berapa kali saya telah menemukan threads-threads pombodohan masal. Geram banget dah. Jadi pingin ngejawab tiap threads pembodohan dengan tulisan khusus😒. Oke, threads yang pingin saya bahas kali ini tentang Hak Kesetaraan Pada Kaum Wanita dengan judul "Jadilah Perempuan Merdeka Seutuhnya"  Berikut pembahasan kami dalam bentuk poin-poin:


NB: Salah satu Threads Pembodohan Masa



Poin Pertama
Spoiler for KUTIPAN PERTAMA:


Jawaban
"Sebenarnya siapa yang mengekang perempuan untuk selalu berekspresi? Tak ada, jelas tak ada. Bahkan Islam pun memperbolehkan perempuan untuk berekspresi sebaik mungkin.

Sebelumnya, saya kira si penulis (@c4punk1950...) belum paham awal mula perempuan meminta kebebasan. Jadi awal mula penuntutan hak kesetaraan gender bermula dari tulisan Mary Wollstonecraft lewat bukunya yang berjudul The Vindication of the Rights of Woman. Ia menuntut agar perempuan tidak dipandang sebelah mata. Sebab ia melihat wanita telah dikucilkan oleh masyarakat ketika itu.

Nah, kejadian ini terjadi di Negara yang memang tak menganut Agama Islam; Inggris. Jadi maklumlah mereka merasa terkekang. Bedahalnya Islam. Islam tak pernah mengekang wanita. Islam membiarkan wanita berkreasi, namun tetap tidak boleh melewati batasan-batasan yang telah digarisi oleh Islam.

Batasan yang diberi Islam itupun bukan bertujuan mengekang pada wanita, melainkan untuk menjaga martabat mereka. Misalnya dalam batasan-batasan aurat. Aurat wanita adalah seluruh tubuh. Maka jangan sampai beraktivitas dengan hal yang memaksa untuk membuka aurat. Karena bahayanya malah kembali pada wanita itu sendiri.

Entar, kalau udah dilirik lelaki, dibilangnya mata lelaki jelalatan, mata porno, atau apalah semacamnya. Padahal yang salah wanitanya tak menjaga aurat. Coba ia menjaga aurat sebagaimana yang telah Islam tetapkan, tentu hal ini tak akan terjadi!

Maka terkadang saya tersenyum geli ketika mengingat lagu yang dipopulerkan Juwita Bahar dengan judul "Buka Dikit Joss". Ah, dia tak terima jika bodinya diliat, tapi malah diumbar-umbar. Ah, dasar! Pinter level PRO😒. Yang penasaran sama lagunya nih silahkan simak liriknya: 

Spoiler for LIRIK BUKA DIKIT JOSS:


Namun sebenarnya saya agak setuju sih, jika melirik pada ucapannya yang ini:

Spoiler for spoiler:


Maka sebenarnya letak ketidak setujuan saya jika dibilang perempuan terkekang dengan peraturan-peraturan yang jelimet, meski si penulis tak menjelaskan maksud peraturan itu. Tapi jika yang dimaksud adalah peraturan yang diberikan Islam pada wanita, tentu saya sangat menolaknya. Karena tujuan peraturan yang diberikan Islam pada wanita bukan untuk mengekang, melainkan menjaga martabat mereka.

Poin Kedua:
Si Penulis ngembed gambar berikut:

Spoiler for Gambar:


Coba agan perhatikan kata-kata di tiga baris dari atas yang bunyinya gini:

"kebanyakan perempuan masih menjadi Ibu rumah tangga"

Ane heran banget dah. Emang kenapa kalau jadi iburumah tangga? malah bagus dan sudah sepatutnya. Sebab wanita memiliki perangai lembut yang bagus untuk merawat rumah tangga.

Coba lah perhatikan ulama-ulama Islam, misalnya Imam al-Ghazali. Beliau lahir berkat ibu yang sabar dan penyayang. Begitupun Imam Syafii dan ulama-ulama lainnya. Kebanyakan dari mereka muncul dari sosok ibu yang baik dan paham akan tugasnya. Bukan ibu yang hanya ngurusin pribadi saja.

Cobalah agan perhatikan, baik ibu-ibu yang jadi artis atau pekerja sekalipun, mereka sama sekali tak bertanggung jawab dengan keluarganya. Bahkan lebih mementingkan kerjanya. Hal ini memicu kebodohan anak. Coba agan dan agawanti perhatikan sendiri dah.

Oh, ya. Ada cerita unik dari Syaikh Said Ramadan al-Buthi yang ia tulis di kitabnya; Yughalithunaka idz Yaqulun. Ketika beliau pergi ke Negara bagian Barat, beliau melihat seseorang memindah barang dari mobil ke luar. Awalnya beliau tidak tahu siapa dia, namun tak lama al-Buthi mendengar suara keluhan wanita dari dalam mobil tersebut, dan ternyata itu adalah suara orang yang memindahkan barang dari dalam mobil.

Jika agan ketika ada di posisi Syaikh Said Ramadan al-Buthi, kira-kira agan ngerasa wanita itu bahagia atau tidak dengan pekerjaannya? Tentu tidak! Karena ia bekerja hanya karena tuntutan.
 
Lagian, coba agan bayangkan jadi seorang cewek, atau aganwatilah yang lagi baca thread ini, ketika kalean (cewek) bekerja dan membiarkan cowok nyantai di rumah, atau pun si cowok ikut kerja, apakah ga merasa dimainkan? Sebab yang harusnya cewek dimanja malah diberi tugas berat yang bukan kodratnya. Tentu bisa dibayangkanlah!

Saya rasa cukup itu saja. Bisa agan dan agawanti pikir sendiri, lebih enak jadi "Perempuan Merdeka Seutuhnya, Namun bodoh ato Perempuan Merdeka Seutuhnya, Namun Cerdas. Silahkan!

Tambahan:
Saya pernah menulis artikel yang berhbungan dengan feminisme dan sangat berkaitan dengan pembahasan ini, di sini. Juga ane anjurkan untuk baca-baca di sini sebagai pelengkap. Wassalam.

Polling
0 suara
Jadi Perempuan Merdeka Seutuhnya yang Cerdas Atau Goblok
MasterSims
annaonymus
lilsoakedkitten
lilsoakedkitten dan 41 lainnya memberi reputasi
-6
4.2K
111
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan