Bismillahirrahmanirrahiim

Manusia diciptakan beragam dengan segala macam bentuk, rupa dan perbedaan.

Apapun yang dibentuk oleh pencipta sudah tertera bahwa penciptaan-Nya itu sebaik-baik bentuk. Jadi, tidak perlu insecure dengan karunia fisik yang disandang.

Karena sejatinya tidak ada di dunia ini yang benar-benar istimewa, semua ada batasannya. Toh suatu hari semua manusia akan kembali ke tanah.

Penilaian ganteng, cakep atau sejenisnya, setiap orang beragam, tidak mutlak adanya, semua relatif menurut sudut pandang masing-masing.

Meski demikian, tetap saja ada kategori seorang laki-laki itu disebut cakep atau ganteng sehingga menjadi idaman kaum hawa, yaitu ketika:

Sebagaian besar perempuan, seorang laki-laki menjadi idaman kaum bertulang bengkok itu ketika memiliki fisik tinggi.

Mengapa demikian? Tentu saja karena bagi kaum hawa, laki-laki itu pelindung, pengayom. Lantas, jika lelaki itu berpostur lebih rendah dibanding pasangannya, bagaimana lelaki itu berperan optimal?

Meski lagi-lagi, itu hanya penilaian sebagian saja perempuan. Karena meski laki-laki tidak berpostur tinggi, tetapi ia mengikuti bela diri, tentu itu satu poin lebih bagi seorang laki-laki.

Kulit bersih yang dimiliki seorang laki-laki juga mampu menjadi daya pikat tersendiri bagi kaum hawa.

Karena memang perempuan adalah salah satu makhluk yang sering kali melibatkan perasaan. Ketika melihat keindahan yang tampak dari pembungkus tulang seseorang, tentu saja sebagian perempuan dapat mengagumi dengan cara mereka.

Meski tidak semua perempuan mematok bahwa fisik sebagai tolak ukur nilai istimewa.

Mata adalah pusat ketertarikan dan tatap bagi sebagian orang. Meski ada yang menganggap jenis mata elang adalah pesona tersendiri bagi seorang laki-laki.

Konon, lelaki bermata elang itu memiliki kesetiaan lebih dibanding dengan jenis lelaki pemilik mata bentuk lain. Meski itu bukan jaminan. Namun begitulah salah satu alasan mengapa sebagian kaum hawa begitu terbius oleh pria bermata elang.

Ada tipe perempuan yang terpelajar, justru ia lebih tertarik pada pria yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Bagi mereka, pria cerdas terpelajar itulah justru termasuk idaman. Cowok keren adalah cowok dengan kemampuan otak lebih daripada hanya sekedar fisik yang seiring waktu tergerus oleh kata tua.

Untuk pria yang memiliki posisi atau kedudukan, juga memiliki porsi istimewa bagi sebagian kaum hawa.

Menurut mereka yang mengidolakan pria berkedudukan atau berposisi, beralasan bahwa dengan posisi atau jabatanlah kehidupannya akan aman dan nyaman.

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan pria berposisi itu akan tergeser atau jatuh jua ketika dzat yang maha kuasa menakdirkan demikian. Bukankah tidak ada yang mustahil apa pun yang terjadi ketika masih berada di dunia?

Pria dengan karakter romantis juga salah satu tipe dambaan bagi kaum hawa. Meski umumnya, pria romantis itu terbilang sedikit. Karena pada dasarnya, pria itu cuek dan lebih mengutamakan logika dan akalnya dari pada hati atau perasaannya.

Itulah mengapa pria romantis itu bisa dibilang satu banding seribu. Sangat sulit ditemukan, karena pada dasarnya mereka itu makhluk cuek.

Sementara seorang perempuan itu justru sangat suka dengan pujian, perhatian, diperlakukan istimewa oleh pasangannya.

Ada juga kaum hawa yang begitu terpesona dengan pria-pria dari keturunan orang penting atau bangsawan.

Pasalnya, menurut mereka jika dinikahi oleh pria dari keturunan penting, maka otomatis ia akan dimuliakan dan otomatis pula menjadi orang terpandang.

Hal semacam ini hanya disukai oleh kaum hawa yang memandang hidup itu prestasi jika memiliki posisi, kedudukan dan jabatan.

Apapun yang menjadi pilihan dan prioritas anda dalam memilih pendamping. Utamakan pilihan anda adalah pria-pria yang lebih takut pada penciptanya dari pada kepada yang lain.

Karena pria dengan segala kelebihan yang menyertai dirinya, tentu saja itu sebuah ujian, mampukah dijaga dan dipertanggung jawabkan, ataukah tidak. Semua adalah pilihan.

Semoga terinspirasi, berkenan dan bermanfaat, sampai jumpa pada thread berikutnya.

Wassalam

Penulis: Nibrasulhaq
Narasi: Oppri