Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
First Air-to-Air Kill F-35, Drone Iran Jadi Korbannya
Quote:



Pada 7 Maret 2022 lalu melalui Twitter, Angkatan Udara Israel telah mengkonfirmasi bahwa dua drone milik Iran telah ditembak oleh F-35I Adir. Kejadian penembakan dua drone itu terjadi hampir setahun yang lalu, tepatnya pada bulan 15 Maret 2021. Dan setahun kemudian Israel baru mengungkap aksi kill pertama F-35 tersebut kepada publik.

Meski berhasil melakukan kill dan terlibat dalam pertempuran udara untuk pertama kalinya, akan tetapi insiden tersebut juga menggarisbawahi ketidakcocokan yang berkelanjutan antara pesawat tempur kelas atas yang mahal dan persenjataan rudal mereka, serta sistem pertahanan udara lainnya untuk menghadapi ancaman drone yang relatif murah tetapi berkembang biak, terutama di Timur Tengah.

Sementara itu Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga telah merilis video yang menunjukkan salah satu drone yang sedang digunakan Iran, kemungkinan video tersebut diambil dari Electro-Optical Targeting System (EOTS) jet atau layar yang dipasang di helm pilot. Ini adalah pertama kalinya kita melihat F-35 mengambil bagian dalam pertempuran udara semacam ini.


Quote:



Di mana tepatnya drone ditembak jatuh tidak jelas, tetapi IDF menyatakan bahwa intersepsi dilakukan dalam koordinasi dengan negara-negara tetangga, sehingga mencegah drone masuk jauh ke wilayah Israel. Ini bisa menunjukkan bahwa pesawat tak berawak tersebut diluncurkan dari wilayah Irak atau Suriah oleh proxy Iran, dan kemudian diluncurkan sekali di Yordania, sesuatu yang dikatakan IDF telah terjadi sebelumnya.

Laporan menunjukkan bahwa, dua drone ditembak jatuh oleh F-35I, yang ketiga dijatuhkan menggunakan semacam sistem peperangan elektronik. Ketiga drone tersebut dikatakan telah dilacak selama penerbangan mereka oleh sistem pengawasan Israel yang berbasis di darat.

Drone itu diperkirakan membawa senjata api ke Jalur Gaza, menurut IDF, dan senjata ini mungkin dimaksudkan untuk dikirim ke sayap militan kelompok Palestina Hamas, yang berbasis di sana dan yang telah menerima dukungan signifikan dari Teheran di masa lalu. 


Shahed-197


IDF telah menggambarkan pesawat tak berawak itu sebagai Shahed-197, meskipun itu bukan sebutan yang sebelumnya telah dipublikasikan. Bukti terbatas yang tersedia dari video menunjukkan bahwa jenis drone setidaknya terkait dengan keluarga kendaraan udara tak berawak Shahed-161. Ini adalah desain Iran yang terinspirasi oleh Sentinel RQ-170 buatan AS, tetapi jauh lebih kecil dan biasanya digerakkan oleh baling-baling, seperti yang terlihat pada drone dalam video di atas.

Laporan di media Israel menunjukkan bahwa, pesawat tak berawak telah dikirim oleh Iran sebagai bagian dari upaya untuk membangun rute pasokan senjata baru ke Gaza menggunakan kendaraan tak berawak. Meskipun tidak segera jelas apakah taktik ini juga berhasil menempatkan senjata tersebut ke tangan militan Palestina.


Quote:



Dua bulan setelah penembakan yang dilaporkan, Israel meluncurkan Operation Guardian of the Walls, sebuah kampanye yang ditujukan terhadap infrastruktur Hamas di Jalur Gaza. Sementara Hamas sendiri meluncurkan sejumlah pesawat tak berawak ke Israel, termasuk contoh 'drone bunuh diri' baru yang dikenal sebagai Shehab. Namun, Israel juga menembak jatuh apa yang digambarkannya sebagai drone bersenjata Iran, yang diperkirakan diluncurkan dari Irak atau Suriah, dan jatuh di dekat perbatasan Israel dengan Yordania.

Sementara itu dalam insiden-insiden sebelumnya, pesawat tak berawak Iran dipersenjatai dan dimaksudkan untuk menyerang target Israel, daripada digunakan untuk mengirimkan pengiriman senjata untuk digunakan oleh Hamas di darat. Pengiriman senjata dengan drone ini merupakan taktik baru yang kita ketahui dari pegerakan Iran dibalik konflik Israel-Palestina.

Tapi tidak diketahui apa maksud publikasi penembakan drone oleh F-35I baru-baru ini, tetapi hal tersebut mungkin terkait dengan pembicaraan nuklir dengan Iran yang saat ini sedang berlangsung di Wina. Dan yang berpotensi menghasilkan pencabutan banyak sanksi yang dikenakan pada rezim di Teheran.

Pada saat yang sama, potensi ancaman yang ditimbulkan oleh pesawat tak berawak Iran telah menjadi fokus yang lebih tajam akhir-akhir ini. Salah satu ancaman yang ditimbulkan adalah serangan pesawat tak berawak yang fatal di kapal tanker berbendera Liberia yang dioperasikan Israel M/T Mercer Street di lepas pantai Oman Juli 2021. Komando Pusat AS menetapkan bahwa Iran secara aktif terlibat dalam serangan itu.



Wujud Nyata Keberhasilan F-35, Tapi Terlalu Berlebihan Jika Hanya Menembak Drone yang Murah


Adapun F-35I, sekarang telah menambahkan keberhasilan nyata dalam pertempuran udara ke rekor tempur Israel; meskipun melawan oposisi yang tidak akan pernah bisa membalas. Namun, insiden itu menunjukkan bahwa IAF sekarang semakin bersedia menggunakan jet silumannya untuk pertempuran udara serta menyerang target darat.

Israel telah berada di garis depan dalam menerapkan F-35 untuk pertempuran udara, pada Mei 2018 mereka telah menjadi operator pertama yang menggunakan jet pada operasi ofensif. Meski begitu, menambak jatuh sebuah drone yang berharga lebih murah tentu akan berlebihan rasanya jika menggunakan F-35. Meski Israel sendiri juga punya tujuan lain dalam hal ini, yakni menguji seberapa sakti F-35 versi custom dalam negeri tersebut.

Meskipun kita tidak tahu senjata apa yang digunakan oleh F-35I Israel untuk menjatuhkan dua drone Iran, jet ini juga dipersenjatai dengan AMRAAM, serta rudal jarak pendek AIM-9X Sidewinder, yang masing-masing menelan biaya per unit sekitar US US$475.000 (Rp 6,8 miliar). Sebuah harga yang mahal untuk menembak drone seperti Shahed-197.


Quote:



Buang-buang uang memang seolah menjadi hal biasa di Timur Tengah, contohnya Arab Saudi telah menggunakan AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missiles, atau AMRAAM, untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh drone yang dioperasikan oleh milisi Houthi.

Biaya keseluruhan rudal itu hampir mencapai angka US$ 1 juta atau setara dengan Rp 14 miliar, dengan target yang mungkin hanya membutuhkan biaya beberapa ribu dolar untuk diproduksi. Hal ini mewakili pengeluaran yang signifikan untuk Arab Saudi, pada akhir tahun lalu negara itu menghadapi hampir selusin rudal balistik dan serangan pesawat tak berawak setiap minggu.

Israel saat ini membeli 50 model F-35I dan mungkin menambahkan 25 lagi, pembelian ni akan menggabungkan peningkatan proporsi teknologi dan senjata buatan Israel. Dengan pesanan lanjutan yang telah lama diharapkan untuk jet F-15 canggih yang belum terwujud, kemungkinan F-35I akan menjadi yang terdepan dalam kekuatan udara Israel selama beberapa dekade mendatang.

Selain statusnya sebagai aset serangan siluman unik yang mampu mencapai target prioritas tinggi di luar perbatasannya, insiden yang tercatat Maret 2021 lalu menunjukkan bahwa jet kelas atas juga akan dipanggil untuk menembak jatuh drone berharga murah yang mengancam wilayah Israel.



Referensi Tulisan: The War Zone
Sumber Foto & Ilustrasi: IAF & IDF
Diubah oleh si.matamalaikat 10-03-2022 15:23
gabener.edan
prabas
scorpiolama
scorpiolama dan 8 lainnya memberi reputasi
9
4.1K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan