Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Profil TOS-1A Buratino - MLRS Terkuat Rusia yang Berlaga di Ukraina
Quote:


TOS-1A, yang dikategorikan Rusia sebagai "heavy flamethrower" adalah jenis unik dari sistem peluncuran roket (MLRS/Multiple Launch Rocket System) yang didasarkan pada chassis tank T-72. TOS-1A memiliki reputasi terkenal berdasarkan karakteristik roket thermobaric yang ditembakkan. Setelah nuklir, jenis senjata ini disebut punya daya hancur terbesar kedua dalam inventaris senjata produksi Rusia.

Debut TOS-1A bersinar dalam laga di Timur Tengah, basis persembunyian teroris banyak dihancurkan dengan heavy flamethrower system yang disemburkan TOS-1A. Dr. Marcus Hellyer, seorang analis senior di Australian Strategic Policy Institute, mengatakan senjata thermobaric efektif pada tujuan khusus” mereka. Terutama menghancurkan posisi pertahanan musuh.

Meskipun senjata ini tidak akan digunakan untuk menembus kulit tebal milik tank, Buratino bisa menjadi senjata yang sangat merusak terhadap kompleks bangunan atau bunker. Pemakaian senjata ini tidak ilegal meskipun efeknya bisa sangat mengerikan. Pada hari-hari awal invasi senjata ini digunakan untuk membombardir kota Kharkiv dan beberapa kota besar lainnya di Ukraina.



Dirancang Sejak Era Uni Soviet


Dalam invasi kali ini baik Ukraina maupun Rusia sama-sama menggunakan alutsista buatan Soviet, dan Buratino adalah salah satunya. Senjata ini mulai dikembangkan sekitar tahun 1979-1980. Versi awal bernama TOS-1 yang punya 30 tabung peluncur rudal kaliber 220 mm. Versi yang digunakan Rusia di Ukraina sekarang dikenal sebagai TOS-1A, varian peningkaran dari TOS-1; yang mulai beroperasi pada 2001. Versi baru ini hanya memiliki 24 tabung peluncur roket.

Buratino dibuat oleh Omsk Transmash Design Bureau, ranpur ini mendapat julukan Julukan “Buratino,” yang berasal dari nama Pinokio. Pasalnya desain ranpur ini mengusung persepsi “hidung" besar pada setiap peluncurnya. Tak lama setelah diprodiksi TOS-1 diterjunkan pada laga perang Uni Soviet di Afghanistan pada 1988-1989, uji tembak pertama tersebut lantas dilakukan Uni Soviet di Lembah Panjshir.

Sebenarnya nama Buratino digunakan untuk menyebut versi pertama dari TOS-1, sementara versi tebaru TOS-1A diberi nama Solntsepek. Akan tetapi karena masih dikembangkan dari basis yang sama, banyak orang yang masih menyebut TOS-1A sebagai Buratino.


Quote:



Dan untuk pertama kalinya TOS-1 diperkenalkan ke publik pada tahun 1999 di Omsk, Rusia. Setelah uji coba di Afghanistan, TOS-1 kemudian digunakan Rusia dalam laga Perang di Checknya pada tahun 1999. Sementara itu di Irak, versi TOS-1A digunakan untuk menghancurkan basis ISIS di kota Mosul. Dalam konflik di Suriah, TOS-1A juga banyak diterjunkan untuk menghancurkan basis-basis ISIS.

Sistem TOS-1A Buratino terdiri dari sebuah kendaraan yang membawa 24 roket sekaligus bertugas untuk menembakkan roket. Sementara untuk reload dan membawa amunisi roket 220 mm menggunakan kendaraan TZM-T transporter/loader (masing-masing menyediakan 24 roket isi ulang). Setiap sistem TOS-1A biasanya terdiri dari satu kendaraan peluncur BM-1 dan dua kendaraan TZM-T, di mana keduanya dipasang pada chassis tank T-72.


Quote:



Turret (kubah) Si Pinokio berisi 24 laras peluncur roket, di mana kubahnya dapat diputar 360 derajat. Jenis roketnya memakai hulu ledak thermobaric, roket tersebut dirancang dan diproduksi oleh Ganichev NPO SPLAV (bagian dari Rostec
State Corporation). Roket 220 mm milik TOS-1A punya jarak tembak minimum 600 meter dan jarak tembak efektif 6.000 meter. Dari jangkauan tembaknya, TOS-1A termasuk golongan ranpur yang punya peran sebagai "short range fire support."

Soal daya hancur, jika yang dipilih operator adalah mode tembakan salvo, dalam hitungan singkat dengan dukungan ballistic computer; wilayah seluas 40.000 meter persegi bakal luluh lantak. Dalam mode salvo, 30 roket dapat dilepaskan dalam waktu 7 detik saja.Menurut indomiliter.com di Rusia TOS-1A tidak dimasukkan sebagai bagian dari satuan artileri Angkatan Darat Rusia. Melainkan TOS-1A dimasukkan ke unit pasukan anti nubika (nuklir, biologi dan kimia).

Pada bulan Maret 2020, Rusia memperkenalkan roket baru untuk TOS-1A yang punya jangkauan mencapai 10 km. Jangkauan tersebut dicapai berdasarkan pengurangan berat dan ukuran campuran bahan bakar udara pada bahan peledak baru di hulu ledak, hal tersebut kemudian juga turut meningkatkan kekuatan hulu ledak.


All About Thermobaric


Senjata thermobaric merupakan amunisi dua tahap, dan mengutip komentar Om @gonugraha76pada thread TS sebelumnya yang bisa agan baca di sini, yang kebetulan juga membahas thermobaric juga. Dan berikut adalah tahapannya:

Quote:



Quote:



Masih mengutip komentar Om @gonugraha76fuel thermobaric umumnya berbasis ethelyn oxide, propylene oxide, ammonium nitrate atau PETN4. Berprinsip Fuel - Air Explosive, diluar komposisi fuel-nya (menjadi rahasia setiap produsen), maka besarnya ledakan dan gelombang kejut serta gelombang panasnya tergantung dengan level oksigen dilokasi yang dipengaruhi oleh cuaca.

Senjata ini sejatinya akan berdampak lebih mematikan bila digunakan di ruang dengan volume terbatas seperti gua atau bunker. Maka tak heran selama perang Soviet-Afghanistan, TOS-1A banyak diarahkan ke gua-gua tempat persembunyian geng Taliban.

Karena prinsip utama roket TOS-1 adalah peledak yang memanfaatkan oksigen dari udara di sekitarnya untuk menghasilkan ledakan intens bersuhu tinggi. Durasi gelombang ledakan yang dihasilkan secara signifikan lebih lama daripada ledakan senjata konvensional.


Serba-Serbi Thermobaric


Sebagai tambahan informasi Thermobaric sering disebut sebagai fuel-air explosives (FAE) di mana bahan peledak jenis FAE menggunakan oksigen dari udara sekelilingnya untuk menghasilkan ledakan suhu tinggi.

Bahan peledak kecil di dalam amunisi FAE menyebarkan awan kimia di udara melalui efek aerosol. Awan gas kemudian merembes dengan mudah ke dalam bangunan dan gua, serta turun ke celah parit. Sebuah ledakan sekunder kemudian menyulut awan kimia, menyebabkan ledakan besar yang berlangsung cukup lama.

Sementara panas yang dihasilkan oleh FAE menyebabkan luka bakar mematikan dalam radius yang luas, tekanan berlebih yang diciptakan oleh pembakaran udara secara tiba-tiba bahkan lebih mematikan. Ledakan api menciptakan vakum oksigen parsial yang membunuh dan melukai dalam berbagai cara, di mana efek dari ledakan senjata ini tidak dapat dikurangi dengan alat pelindung tubuh. Sehingga akan sangat mengerikan jika senjata seperti ini digunakan untuk menyerang bunker tempat berlindung pasukan infantri.


Quote:



Efek utama yangdiciptakan oleh roket TOS-1A adalah gelombang ledakan bertekanan tinggi berdurasi panjang yang menciptakan ruang hampa – kemudian mengendapkan gelombang balik. Menurut U.S. Army Training and Doctrine Command’s (TRADOC) edisi 2011 yang membahas unclassified World Equipment Guide (WEG).

Lonjakan tekanan/vakum dari roket TOS-1A (hingga 427 pon per inci persegi) menyebabkan efek kerusakan pada bahan lunak (seperti kulit pesawat, permukaan radar dan jaringan paru-paru manusia). Dinding dan permukaan di dalam area yang terkena tidak selalu melindungi korban, melainkan menyebabkan beberapa gelombang tekanan; yang memperkuat efek kerusakan dan dapat merobohkan struktur sebuah bangunan.

Efek sekundernya adalah panas bersuhu tinggi mulai dari 2.500-3.000° C. Ledakan yang tidak sempurna menghasilkan efek yang hampir menghancurkan, nyala api bersuhu tinggi dengan durasi yang lama, menjadi efektif dengan trauma mental dan fisik yang melemahkan bagi para pasukan infantri yang terkena ledakan roket ini.

Sebagai tambahan informasi, Rusia saat ini memliki 3 varian berbeda dari senjata pencipta api neraka ini; mulai dari TOS-1 Buratino, TOS-1A Solntsepek serta TOS-2 Tosochka. Dua sistem TOS pertama menggunakan sistem pengggerak roda rantai yang dipasang di atas chassis tank T-72, sementara TOS varian terbaru dipasang pada platform truk 6x6. Sistem TOS generasi sebelumnya akan digunakan di garis depan, sedangkan TOS-2 dikerahkan untuk melakukan serangan mendadak.


Quote:




Quote:



Thermobaric Ukraina: Lahir di Waktu yang Salah


Pad akhir tahun 2021 lalu, tepatnya pada bulan November; Ukraina sudah mulai mengembangkan senjata dengan hulu ledak thermobaric. Tapi sialnya, belum sempat masuk tahap produksi; mereka malah diinvasi Rusia terlebih dahulu. Mengutip artikel media Ukraina mil.in.ua, negara ini telah sukses menguji roket yang dibekali hulu ledak thermobaric.

Uji coba dilakukan oleh SJSC Artem yang bekerjasama dengan State Research Institute of Chemical Products., thermobaric versi Ukraina ini punya kaliber 80 mm. Dan diberi nama RS-80. Meski punya kaliber yang lebih kecil dibanding milik TOS-1A, akan tetapi rudal ini sudah sukses diuji oleh pihak Artem sebagai manufakturnya.

Hulu ledak RS-80 menurut artem bisa dilepaskan dari helikopter atau drone. Di mana senjata satu ini sangat efektif dalam menghancurkan sasaran yang ada di dalam ruangan. Selain muatan utama thermobaric, hulu ledak dari roket ini juga dilengkapi dengan inti penetrator; yang memungkinkan untuk menghantam kendaraan lapis baja yang punya ketebalan baja 40 mm.

Selain itu dinding bangunan dan tempat perlindungan, termasuk batu bata yang punya ketebalan 500 mm, atau dinding beton setebal 200 mm juga dapat ditembus oleh senjata ini. Inti penetrator disini bertugas untuk membuka jalan bagi thermobaric untuk menembus ke dalam ruangan tertutup, bunker dan kendaraan lapis baja ringan.


Quote:



Berada satu strip di bawah senjata nuklir, rak heran jika Ukraina juga tertarik mengembanhkan sanjata satu ini. Mengingat efek ledakan dari hulu ledak thermobaric bisa mencapai radius 4-5 meter serta mencapai suhu lebih dari 1500 derajat Celcius. Gelombang kejut (shock wave) dari hulu ledak ini tetap menjadi efek penghancur utama. Gelombang kejut yang dihasilkan oleh hulu ledak thermobaric tidak bergerak dalam garis lurus, sehingga ledakannya memberikan kerusakan masif pada pasukan lawan dan benda yang dilindungi oleh karung pasir atau pelindung tubuh lainnya.

Thermobaric juga menampilkan gelombang kejut yang diperkuat oleh pantulan dari dinding dan permukaan lainnya, sehingga sangat sulit untuk memberikan perlindungan terhadap gelombang kejut dan pengaruh termal yang meluas.

Sebagai bekas bagian Soviet, Ukraina memang tidak kebagian jatah senjata satu ini. Dan sayangnya invasi Rusia datang begitu cepat, sehingga Ukraina tidak bisa melakukan produksi senjata thermobaric tersebut. Dengan begitu negara pimpinan Presiden Zelenskyy ini gagal melakukan serangan balasan dengan senjata yang punya efek merusak yang setara.


Make Kaskus Great Again !




Referensi Tulisan: The War Zone, indomiliter.com, mil.in.ua, military-today.com& Army Recognition
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 09-03-2022 13:36
belumkepake
1stroland
primzlegacy666
primzlegacy666 dan 35 lainnya memberi reputasi
36
10.2K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan