machinAvatar border
TS
machin
I'm Being Hypocrite.

Tangis haru? | Angelina Sondakh

Selama aku aktif menulis di KasKus, aku mengetahui bakat terpendamku. Bakat terpendamku adalah ngrasani. Kalau dalam bahasa Indonesia, ngrasani artinya adalah ngomongin orang. Entah itu omongan yang hanya gosip maupun ngomongin fakta yang sudah beredar di mata dan telinga banyak orang. Aku merasa bahwa aku cukup lancar dalam menuliskan hal ini. Entah itu ngrasani yang berdasar, maupun ngrasani menggunakan opini pribadi yang memiliki potensi ngawur dan nggak valid. *Aku tidak mau menyia-nyiakannya.
Maksudnya gimana tidak mau menyia-nyiakannya? Iya, aku mau menuliskannya di KasKus. Aku tertarik sekali membicarakan perilaku orang lain, meskipun perilakuku sendiri masih belum sempurna. Bahkan mungkin, masih buruk. Apakah aku seorang yang munafik? Oh jelas. Dunia ini penuh dengan orang munafik. Apakah tidak ada orang baik? Oke, untuk yang satu ini, aku tidak bisa menjawabnya. Tapi aku mencoba meyakini bahwa masih ada orang baik di luar sana yang hidup tanpa kemunafikan.
Btw, artis aja boleh kok ngasih opini tentang bencana yang terjadi di Indonesia,  meskipun dia bukan seorang ahli dalam hal itu. Masa aku dilarang beropini tentang hal yang (mungkin) baik meskipun aku orang yang munafik.


Quote:

Mengenai aturan yang katanya melemahkan KPK, aku sendiri setelah mendengar omongannya Fahri Hamzah tentang di dalam negara tidak boleh ada lembaga yang tidak terintegrasi dalam sistem bernegara jadi ragu dengan KPK yang dulu. Bisa aja sih KPK dulu itu memang bonekanya kepentingan orang-orang tertentu yang bertugas menghibur kita sebagai masyarakat atas prestasi-prestasinya menangkap koruptor.
Dan sejak dibentuk pada tahun 2003, ternyata korupsi di Indonesia nggak juga selesai-selesai. Malah kayak hama aja. Aku pribadi memandangnya seakan KPK sebagai proyek abadi yang membiarkan korupsi harus terus ada dan otomatis kerjaan KPK tetap ada. Kalau dihitung, 2003 sampai 2022, ya sekitar 19 tahun memberantas koruptor di Indonesia tidak selesai-selesai. Bahkan ternyata ada yang korupsi dengna nilai fantastis seperti kasus PT. ASABRI, dengan nominal 23,74 Triliun rupiah. Eh, bang**t. Itu uang apa daun? Kayaknya kalau aku berada di lingkungan situ paling juga ikut keciduk.[3
Tapi coba, abaikan sifat munafikku, aku akan menjadi orang yang alim dan jujur. Berapa kira-kira uang segitu banyak kalau dibagikan ke orang miskin Indonesia secara merata pada tahun 2019, masing-masingnya mendapatkan sekitar 900 ribu rupiah. Itu bukan uang yang sedikit bagi orang miskin.



*Wuih, aku siapa ngomongin politik?
Bukan siapa-siapa, aku hanya orang yang memiliki KTP dengan status sebagai WNI yang beropini tentang 'rumah' yang aku tinggali. Tenang, opiniku nggak akan memiliki pengaruh besar terhadap negara. Aku hanya ingin menuliskan apa yang ingin aku tuliskan saja. Orang macam aku mana ada suaranya didengar. Bang Fahri aja yang hafal banyak undang-undang dan sepak terjangnya di dunia politik sudah kayak seorang veteran, menyampaikan pendapatnya sampai berbusa tetep aja masih ada aja yang nggak mendengarkan. Bahkan ada yang melawannya.

 Twit Bang Fahri | Sumber



Entah mengapa, aku kok sudah merasa bosan mendengar kata maaf dari seorang koruptor. Apalagi ditambah dengan isak tangis yang menurutku sama sekali tidak ada ketulusan, telingaku sudah mensetting suara tangisan seorang koruptor tuh suara tangisan munafik. Seperti tangisanku kepada Tuhan saat aku dalam kondisi terhimpit. Munafik karena saat lagi banyak duit kagak meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan usaha, malah berleha-leha. Munafik karena tidak menggunakan infestasi yang diberikan Tuhan tidak aku jaga (kesehatan fisik dan mental).

Nur Afifah Balqis, calon mantan koruptor termuda Indonesia | Google Images

Cantik ya? Hidung mancung, bibir merah merona, kulit putih, mata lebar, walah-walah. Tapi korupsi. Emang masih mau sama dia? Walah, ya jelas mau lah aku kalau seandainya dia mau jadi istri keduaku, kalau istriku menyetujuinya pastinya. 
Siapa juga yang nggak mau sama dia, kecuali yang suka sama sejenis sih pastinya yang menolak. Umur 24 tahun udah bisa kerja ikut orang dan berpenghasilan dari korupsi, sebuah prestasi yang luar biasa. Bagaimana tidak, mendapatkan kepercayaan dari orang lain itu susah banget.

Aku kalau menjadi dia, sepertinya sih ngikut juga ya. Lumayan, baru kerja 1 tahun udah dapat uang segitu banyaknya. Gimana kalau udah kerja 5 tahun. Bisa beli rumah lengkap dengan isinya secara cash keras paling ya.
Jangan menunggu solusi, ini hanya curhatan pribadi aja melihat para koruptor yang ada di Indonesia. Setelah orde baru, masih aja ada korupsi yang nominalnya nggak main-main. Salah siapa? Ya salah yang korupsi lah, masak salahku?

Quote:

--
Sehat dan bahagia selalu.emoticon-rose
Sumber terlampir & opini pribadi.


jicho22
emineminna
screamo37
screamo37 dan 23 lainnya memberi reputasi
22
5.3K
89
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan