Netizen kaskus, mirip warga twitter. Bar bar nya maksimal

Bayangin gue buat konten memiliki value aja dibabat hanaya karena gak sesuai ideal nya mereka.

Wajar sih pelampiasan terbaik orang orang toxic itu adalah sosial media. Pernah lihat fans para artis kalau pas komen komen nya itu gila bangat sumpah serapah. Padahal apa urusan nya coba. Yang melakuakan kesalahan nya orang lain idolanya ko dia yang sewot kaya dunia mau runtuh gitu

Ini problem mentalitas yang real

Pernah dengar riset microsoft yang menempatkan netizen indonesia no 1 paling tidak sopan di dunia. Yes ini gambaran sesungguh nya kultur negara kita

Bahkan bukan cuma itu netizen indonesia terkenal katro dan norak.

Walaupun negara kita indonesia terkenal keramahan nya. Tapi sisi lain dibalik layar justru menampulkan muka lain.

Yes problem keluarga yang dimasa kecil hanya dapat asupan dari informasi sinteron ke sinetron dan ftv. Tambah kultur cara mendidik dari warisan masa lalu berbasickan mitos dan legenda dongeng.. Plus kalau pun sekolah ilmu nya ilmu ngitung, dan rumus. Terus suruh mengahdapi kenyataan hidup yang konpleks ya jadinya kolaps.

Tapi emang sih gue juga dulu pernah di posisi sama. Ketika belum mengal ilmu pengembangan diri. Sosial media jadi ajang ekisis untuk menampakan diri. Caci sana sini, kririk sana sini. Bully sana sini. Nah apa yang saya lakukan itu program dari masa lalu. Ketika gue pernah di bully maka tindkaan gue bakal suka membully. Ketika gue suka di caci maki kritik itu pula yang bakal gue lakukan ke orang lain

Ini belajar parenting itu sangat penting sekali. Dibanding mempelajari ilmu matematika yang notabene hal itu masih bisa diwakilkan sama kalakulator dan komputer. Tapi pendidikan karakter. Emang kaekater kita bisa diwakilkan

Makanya saya buat conten youtube seolah saya punya hutang besar pada kehidupan. Saya pernah ada di posisi mereka. Dan saya pernah merasakan apa yang mereka rasakan. Yaitu para korban bullying ini. Terutama menekan ilmu parenting ini

Dulu gue ketika suka membully itu hal wajar dan gak ada yang salah. Itulah karena karkater nya sudah menajadi kesadaran. Perlunya indonesia meningkatkan kualitas SDM nya dimasa depan diawali pendidikan karakter. Karena pendidikan teknis sekolah dan universitas saya rasa sudah cukup. Bahkan sekarang banyak nya lembaga kursus itu sudah cukup untuk menjadikan orang itu memiliki skill hebat. Tapi karakter hebat itu yang kurang

Deddy corbuzier pernah bilang saat dia menelusuri hattersnya yang membully dia dengan kata kata kasar, umpatan, hinaan dan cemoohan yang gak pantas. Saat ditelusuri ternyata seorang bapak bapak berprofesi sebagai guru. Gila gak sekolah tinggi sampe serjana itu bukan jadi jaminan seseorang memiliki karkater baik