Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

albyabby91Avatar border
TS
albyabby91
Bunker : Asuransi Hari Kiamat Peter Thiel, Penemu PayPal dan Miliarder Silicon Valley
Bunker : Asuransi Hari Kiamat Peter Thiel, Penemu PayPal dan Miliarder Silicon Valley

Kota Queenstown, Selandia Baru, dalam dua dekade terakhir, kota ini dan kota-kota sekelilingnya menjadi tempat berlindung para orang kaya dan orang berkuasa. Untuk menggambarkannya, bandara di sana sering kehabisan tempat untuk jet pribadi. Ini adalah kota di mana peter Thiel dan banyak raksasa finansial lainnya, memiliki tempat pelarian mereka.

"Jika mereka telah membangun bunker perlindungan mereka di sini, kita akan melihat apakah kita bisa menemukan satu" demikian ungkap Baz McDonald seorang reporter investigasi Vice Internasional saat melakukan liputan di sana.

Perburuan untuk Bunker Orang

Rising S adalah salah satu perusahaan yang berlokasi di bagian timur Dallas, negara bagian Texas, Amerika Serikat, adalah salah satu perusahaan yang menamakan dirinya sebagai perusahaan untuk membantu pembangunan terbesar dan terbaik bagi Amerika Serikat, merupakan salah satu yang membangun bunker di Queenstown, Selandia Baru. Mereka melakukannya dengan klaim untuk melindungi orang dan menyelamatkan hidup.

Garry Linch, adalah general manager dari perusahaan tersebut memberikan gambaran singkat mengenai bunker-bunker yang di bangun tersebut. Dia mengatakan perusahaannya telah setidaknya memiliki 38 bunker saat ini. Bunker tersebut menurutnya di buat untuk mempertahankan diri dari "elemen-elemen luar" yang dia maksudkan dengan kerusakan sipil di mana kekhawatiran bisa terjadi kapan saja. Hal itu bahkan berasal dari tetangga atau orang-orang dari lingkungan sekitar, melindungi dari berbagai macam peristiwa alam atau yang menjadi kemungkinan terparah, terjadi perang nuklir di dunia. Para klien pemesan bunker-bunker yang merupakan para orang kaya di dunia ini menyatakan kekhawatiran mereka terhadap keruntuhan masyarakat yang diakibatkan oleh peristiwa ekonomi. Keadaan sosial yang dinamis menyebabkan mereka merasa perlu mempersiapkan segala hal untuk melindungi diri dari ancaman-ancaman yang bisa datang kapan dan di mana saja. Namun dalam sebuah wawancara singkat tersebut, dia tidak berkenan untuk menunjukkan di mana lokasi bunker-bunker tersebut tepatnya. Ini membuat reporter yang mewawancaranya merasa ragu, bahkan skeptis. Sang reporter berpikir, bisa jadi tidak ada sama sekali bunker di sana, atau itu hanya strategi marketing dari Rising S untuk menarik lebih banyak klien. Dia memutuskan untuk menemui seseorang lainnya yang telah lama tinggal dan menetap di Queenstown, Selandia Baru.

Trey Ratcliff adalah salah seorang fotografer terkenal yang pindah ke Queenstown bersama keluarganya sejak 6 tahun yang lalu. Beberapa dari cetakan uniknya telah terjual seharga lebih dari 1 juta dollar, kebanyakan kepada orang-orang di Silicon Valley. Jadi, ia mungkin memahami apa yang mereka pikirkan. Orang-orang marah karena Peter Thiel mendapatkan status warga negara hanya dalam 12 hari. Reporter menanyakan kepada Trey apakah ada ketakutan bahwa orang-orang seperti Thiel dapat membeli status kewarganegaraan di Selandia Baru.

Trey memberikan penjelasan bahwa di Selandia Baru penuh dengan orang-orang yang cerdas dan kaya raya. Hal tersebut baik sebab akan membantu negara dan pemerintah untuk melakukan sesuatu yang lebih inovatif, seperti bisa membuat langganan passpor, di mana tiap tahun orang membayar sebanyak 5 sampai 10 juta dolar, dan orang-orang yang ingin pindah ke Selandia Baru bisa memberikan pemasukan lebih untuk pemerintah Selandia Baru, dan Selandia Baru akan di penuhi dengan orang-orang yang cerdas dan pintar.

Menurut Trey lagi, anggapan bahwa sebagian orang merasa marah atau muak terhadap orang-orang yang menggunakan uang dan pengaruh mereka, Semisal dalam kasus Peter Thiel, untuk menjalankan hal-hal sesuai keinginan mereka adalah tidak benar. Menurutnya orang kaya tidak akan datang ke Selandia baru seenaknya dan melanggar semua peraturan, tetapi sebaliknya orang datang ke sana untuk memberikan kontribusi dan memiliki tujuan untuk hidup yang lebih baik dan menjadi warga negara yang baik.

Sebagai orang yang pernah bekerja dan bergaul dengan banyak orang di Silicon Valley, Trey melihat banyak kekhawatiran karena mereka adalah orang-orang berpendidikan dan banyak terlibat dalam berbagai jejaring sosial, mereka melihat kemana dunia ini akan pergi, dan menurutnya itu adalah kekhawatiran yang sah. Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi dan saat mereka pesimis, mereka mungkin berpikir harus memiliki sebuah rencana masa depan. Mengenai isu bunker yang di bangun, Trey tidak dapat memberikan penjelasan rinci. Dia hanya sedikit memberikan gambaran bahwa orang-orang dengan kemampuan finansial yang cukup besar akan dengan mudah membeli tempat atau membuat sebuah bunker untuk perlindungan. Hal-hal semacam ini bisa saja terjadi.

Roger Tompkins, adalah salah seorang penduduk Queenstown lainnya yang memiliki agensi turis butik dengan panggilan "Our Man in New Zealand" yang memiliki spesialisasi yang menyediakan pengalaman eksklusif untuk para pengunjung kaya raya. Dia mengatakan Selandia Baru merupakan tempat yang sangat ramah dan sangat terbuka untuk menerima semua orang yang ingin datang dan menetap, bahkan di Queenstown. Dia akan memanjakan setiap klien yang berkunjung bahkan untuk kebutuhan-kebutuhan yang paling spesifik sekalipun asalkan memiliki kantong yang cukup dalam untuk membayar kebutuhan-kebutuhan tersebut dan klien akan di buat senyaman mungkin. Dia bahkan bisa mengatur atau melonggarkan peraturan yang berlaku kepada orang-orang tertentu yang memiliki uang. "Tentu saja uang dapat membeli peraturanmu sendiri" ungkap Roger. Sebagai orang yang telah 35 tahun tinggal dan hidup di Selandia baru, dia merasakan banyak sekali perubahan besar yang terjadi, utamanya bagi Queenstown. Pembangunan properti dan ekspansi wilayah-wilayah baru dengan infrastruktur sangat masif terjadi hingga ke tepian kota. Namun sangat sulit menemukan akses yang tepat untuk menyelidiki dan menemukan bagunan bawah tanah, semisal bunker yang di isukan telah di bangun tersebut.

Untuk melanjutkan penelusuran, reporter menuju ke bagian timur wilayah Queenstown. Dengan menggunakan drone, mereka menemukan sebuah bangunan besar yang di bangun di bawah tanah. Namun mereka tidak bisa memastikan hal tersebut karena penelusuran di lakukan dengan jarak jauh dari udara. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan mengelilingi kawasan perbukitan di Queenstown, mencari rumah yang beli Peter Thiel beberapa tahun lalu. Penduduk lokal menyebut rumah tersebut sebagai layar plasma, ketika orang sebelumnya membangunnya. Saat terjadi peristiwa kebakaran pada 2015 lalu, mereka kemudian membangun ruang panik, sebuah ruangan untuk menyelamatkan diri dalam keadaan darurat. Saat tiba di sana, tidak ada satu orang pun yang dapat di mintai keterangan. Mereka beralasan menjaga privasi sebab Peter Thiel adalah orang yang paling tertutup di dunia, sebuah privasi yang layak bagi seorang penemu Paypal dan investor besar di Facebook. Salah satu pengaruh terbesarnya adalah sebuah buku berjudul "The Sovereign Individual", buku itu mendeskripsikan sebuah dunia di mana semua di komersialkan dan di privatisasi, termasuk kewarganegaraan.

Menjadi destinasi selanjutnya adalah Ollie Wall, yang bekerja dengan ayahnya Graham Wall. Graham menjual semua propertinya di Selandia Baru kepada Peter Thiel, dan Ollie akan menunjukan salah satu properti kelas atas ini dan perburuan bunker akan terus di lakukan. Ollie memberikan keterangan yang sangat signifikan mengenai bagaimana transaksinya terhadap properti-properti miliknya di lakukan, dan menunjukan salah satu rumah dengan harga sekitar 10 juta US dolar. Menurut pengalaman Ollie, dia pernah menjual rumah dengan sistem tangga yang bisa naik turun, semacam hidrolik dan pemiliknya masuk ke dalam atrium. Dia juga biasa menjual rumah dengan gudang anggur yang cukup besar dan jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, itu bisa menjadi tempat yang bagus untuk tinggal.

Dari seluruh penelusuran yang di lakukan oleh reporter Baz McDonald, mereka menemukan fakta bahwa kaum elite global memang datang ke Queenstown dan mempersiapkan sesuatu semacam sebuah tempat perlindungan atau tempat persembunyian yang aman jika terjadi sesuatu, persiapan yang lebih kepada perlindungan akan keruntuhan finansial global, yang mana pada suatu hari nanti para individual yang kaya raya akan lebih berkuasa daripada pemerintah. Dan pada saat hal tersebut terjadi, mereka akan membutuhkan dunia dengan lingkungan yang bersih dan layak huni, dan mungkin dengan pemerintahan yang cukup kecil di mana semuanya dapat di atur dan di beli dengan harga yang tepat, termasuk kewarganegaraan. Dan tempat tersebut mungkin, Selandia Baru.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Peter_Thiel
https://id.wikipedia.org/wiki/Lembah_Silikon



emineminna
spay21
bian.hazzi588
bian.hazzi588 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
4.4K
57
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan