Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Chelsie.MonicaAvatar border
TS
Chelsie.Monica
Jokowi Teriak soal Ukraina, Tak Ingin Ada Bencana Besar!



Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali buka suara perihal ketegangan yang terjadi di Ukraina. Laporan terbaru, invasi Rusia ke negara tersebut sudah dimulai.

Berbicara melalui akun Twitter resminya, seperti dikutip CNBC Indonesia, Rabu (23/2/2022), Jokowi menegaskan bahwa upaya perdamaian di negara tersebut harus dilakukan secara cepat.

Dalam cuitannya itu, Jokowi bahkan sempat menyinggung pernyataan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres.

"Saya memilki pandangan yang sama dengan Sekjen PBB Antonio Guterres," kata Jokowi.

"Bahwa penanganan krisis Ukraina harus dilakukan secara cermat agar bencana besar bagi umat manusia bisa dihindarkan. Tetapi upaya perdamaian ini harus cepat dan tidak bisa ditunda-tunda," jelas Jokowi.

Jokowi juga sebelumnya telah menanggapi konflik ketegangan yang terjadi di Ukraina. Dalam cuitannya awal pekan ini, Jokowi menyebut rivalitas dan ketegangan di Ukraina harus dihentikan sesegera mungkin.

"Rivalitas dan ketegangan di Ukraina harus dihentikan sesegera mungkin. Semua pihak yang terlibat harus menahan diri dan kita semua harus berkontribusi pada perdamaian. Perang tidak boleh terjadi," tegas Jokowi.

Jokowi menegaskan bahwa sudah saatnya dunia bersinergi dan berkolaborasi dalam menangani pandemi Covid-19, yang dalam dua tahun terakhir tak kunjung selesai.

"Saatnya kita memulihkan ekonomi dunia, mengantisipasi kelangkaan pangan, dan mencegah kelaparan," tegasnya




Sebagai informasi, Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah memerintahkan tentara ke dua wilayah pemberontak di Ukraina Timur yang didukung negaranya, Donetsk dan Lugansk.

Putin melakukan hal tersebut pasca mengakui kemerdekaan wilayah-wilayah itu dari Ukraina, Senin (21/2/2022). Ini merupakan "serangan" kedua Rusia setelah mencaplok Krimea dari Ukraina di 2014.

Meski demikian, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden belum menggunakan kata invasi untuk langkah yang dilakukan Rusia. Bagian timur Ukraina yang merupakan wilayah dekat perbatasan Rusia telah menjadi tempat pertempuran tingkat rendah antara separatis yang didukung Moskow dan pasukan pemerintah Ukraina selama delapan tahun.

Dalam wawancara dengan BBC Radio 4, Javid juga menyebut bahwa situasi yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sama seriusnya dengan krisis rudal yang pernah terjadi di Kuba. Seperti diketahui krisis rudal Kuba membawa dunia ke ambang perang nuklir pada 1962 yaitu ketika AS menciptakan blokade laut di sekitar Kuba.

Tujuannya adalah untuk mencegah Uni Soviet membawa pasukan militer ke pulau tempat membangun situs rudal nuklir. Oleh karena itu, menurut Javid masih ada waktu bagi Putin untuk memilih opsi diplomatik dan menarik kembali pasukan ke Rusia



https://www.cnbcindonesia.com/news/2...-bencana-besar
0
1.4K
62
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan