- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hasil Eksperimen Tentang Watak Manusia Jika Diberikan Kekuasaan,Mengerikan!!!
TS
machin
Hasil Eksperimen Tentang Watak Manusia Jika Diberikan Kekuasaan,Mengerikan!!!
Stanford Prison Experiment | Simplypsychology
Sebagai pembukaan, mari kita diskusi tentang watak kita, iya, watak manusia. Watak yang bagaimana? Watak yang tidak pernah bisa kita ketahui responnya jika kita tidak melakukan satu tindakan tertentu kepada manusia. Kenapa mendiskusikan sesuatu yang tidak kita ketahui? Ya karena menarik, semua hal yang tidak bisa diketahui oleh manusia secara langsung selalu menarik untuk didiskusikan. Selain nanti ada sudut pandang yang bermacam-macam, nanti kita mungkin bisa menemukan sesuatu yang sama sekali tidak pernah kita pikirkan sebelumnya.
Pastinya, diskusi ini bisa asik jika kita semua bersikap netral. Ya, semua tahu apa itu sikap netral, tak perlu lah dijelaskan. Penghuni KasKus sudah pintar-pintar. Kemudian, biar tidak melebar kemana-mana, aku akan membatasi diskusi ini hanya berdasarkan film yang berjudul The Standford Prison Experiment.
Pastinya, diskusi ini bisa asik jika kita semua bersikap netral. Ya, semua tahu apa itu sikap netral, tak perlu lah dijelaskan. Penghuni KasKus sudah pintar-pintar. Kemudian, biar tidak melebar kemana-mana, aku akan membatasi diskusi ini hanya berdasarkan film yang berjudul The Standford Prison Experiment.
Quote:
Sumber screenshot | Prisonexp.org
Kutipan tulisan yang saya screenshot di atas merupakan kalimat yang menjadi cikal bakal adanya film ini. Dan film ini diangkat dari kisah nyata. Diangkat dari pengalaman Philip Zimbardo di Stanford University untuk mempelajari perilaku orang normal yang ditempatkan dalam suatu penjara buatan pada tahun 1971.
Apa yang terjadi jika seseorang yang baik, dalam artian - tidak pernah melakukan tindak kejahatan sama sekali - kemudian ditempatkan di dalam lingkungan yang tidak baik? Dalam konteks ini, penjara. Apakah mereka menjadi jahat? Ataukah mereka tetap baik?
Apa yang terjadi jika seseorang yang baik, dalam artian - tidak pernah melakukan tindak kejahatan sama sekali - kemudian ditempatkan di dalam lingkungan yang tidak baik? Dalam konteks ini, penjara. Apakah mereka menjadi jahat? Ataukah mereka tetap baik?
Philip Zimbardo dan tim penelitian tersebut, membuat iklan di koran yang isinya membutuhkan sukarelawan untuk menjadi sampel penelitian. Lebih dari 70 pelamar tertarik dengan iklan tersebut dan kemudian mereka diberikan wawancara diagnostik dan tes kepribadian untuk mengeliminasi kandidat yang memiliki masalah psikologis, cacat medis, atau riwayat kejahatan atau penyalahgunaan narkoba.
Sumber screenshot | Prisonexp.org
Akhirnya, tim hanya memilih 24 mahasiswa dari AS dan Kanada yang kebetulan berada di wilayah Stanford dan mendapatkan imbalan $15/hari atau sekitar Rp215.000 (kurs Rp14.0000) dengan berpartisipasi dalam penelitian mereka. Mereka semua dianggap lolos seleksi wawancara dan dianggap normal.
Studi tentang kehidupan dipenjara dimulai, dimana rata-rata pesertanya merupakan kelompok laki-laki kelas menengah yang sehat, cerdas. Anak-anak lelaki ini secara acak dibagi menjadi dua kelompok dengan cara melempar koin. Setengahnya (juga secara acak) ditugaskan untuk menjadi penjaga, yang lain menjadi tahanan.
Oia, para peserta yang ikut dalam penelitian ini juga diperlakukan seolah mereka benar-benar telah melakukan kejahata. Mereka ditangkap dari rumah mereka dengan adegan seperti penangkapan pelaku kriminal.
Yang menjemput mereka juga menggunakan seragam kepolisian dan saat membawa mereka, mata mereka ditutup dan diborgol. Kondisi tersebut diberlakukan sampai mereka berada di penjara buatan yang sudah disediakan oleh tim peneliti.
Semua peserta yang bertugas menjadi penjaga penjara, memperlakukan para peserta yang menjadi tahanan dibuat seperti kondisi di penjara sungguhan. Para tahanan diminta untuk melepas pakaian mereka semua. Dan mereka dikenakan pakaian putih yang sudah disiapkan. Setiap pakaian mereka diberikan nomor dan nomor itu adalah pengganti nama mereka.
Mereka harus melepaskan identitas mereka di dalam penjara tersebut. Semuanya harus mengingat nomor mereka dan mereka tidak boleh menggunakan nama panggilan mereka selama penelitian berlangsung.
Oia, para peserta yang ikut dalam penelitian ini juga diperlakukan seolah mereka benar-benar telah melakukan kejahata. Mereka ditangkap dari rumah mereka dengan adegan seperti penangkapan pelaku kriminal.
Yang menjemput mereka juga menggunakan seragam kepolisian dan saat membawa mereka, mata mereka ditutup dan diborgol. Kondisi tersebut diberlakukan sampai mereka berada di penjara buatan yang sudah disediakan oleh tim peneliti.
Semua peserta yang bertugas menjadi penjaga penjara, memperlakukan para peserta yang menjadi tahanan dibuat seperti kondisi di penjara sungguhan. Para tahanan diminta untuk melepas pakaian mereka semua. Dan mereka dikenakan pakaian putih yang sudah disiapkan. Setiap pakaian mereka diberikan nomor dan nomor itu adalah pengganti nama mereka.
Mereka harus melepaskan identitas mereka di dalam penjara tersebut. Semuanya harus mengingat nomor mereka dan mereka tidak boleh menggunakan nama panggilan mereka selama penelitian berlangsung.
Penelitian ini sungguh mengejutkan para tim. Belum masuk hari kedua, ada penjaga yang sudah membuat rese para tahanan. Penjaga yang berjaga pada shift 2, yaitu pada pukul 02:30 pagi, membunyikan peluit dan membangunkan para tahanan.
Para penjaga mulai membuat aturan yang sangat serius, aturannya menjadikan para tahanan seolah benar-benar tidak memiliki moral sama sekali. Tidak ada pengakuan kebaikan kepada para tahanan, semua tahanan dianggap buruk oleh para penjaga. Dan bahkan menghukum para tahanan untuk melakukan push up hanya karena masalah kecil yang sebenarnya bukan masalah.
Akhirnya, pada hari kedua, kondisi semakin memanas. Para tahanan mulai menujukkan sikap memberontak. Mereka melepas stocking yang dipakai di kepala mereka dan merobek nomor yang ada di baju mereka. Para tahanan juga mengunci kamar tahanan mereka dengan menggunakan dipan mereka. Kejadian terus memanas dan sampai ada bentrok fisik.
Akhirnya, pada hari kedua, kondisi semakin memanas. Para tahanan mulai menujukkan sikap memberontak. Mereka melepas stocking yang dipakai di kepala mereka dan merobek nomor yang ada di baju mereka. Para tahanan juga mengunci kamar tahanan mereka dengan menggunakan dipan mereka. Kejadian terus memanas dan sampai ada bentrok fisik.
Konten Sensitif
Singkat cerita, penelitian yang harusnya diselesaikan dua minggu berhenti di hari ke enam. Kondisi di dalam penjara buatan sudah tidak terkontrol. Bahkan ada satu orang yang sudah tidak kuat di hari ke dua. Dia bertindak tidak terkontrol, berteriak, dan bahkan mengutuk semua penjaga yang melontarkan kata-kata kasar dan menghukum atas hal yang sangat tidak masuk akal.
Quote:
Salah satu peserta menjerit histeris dan lupa bahwa semua yang dia lakukan hanya penelitian semata. Namun, para penjaga menjadikan penelitian tersebut seolah kehidupan di penjara yang sebenarnya. Mereka melabeli para tahanan dengan suka-suka mereka. Membuat perintah yang sebenarnya tidak masuk akal dan juga sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh tahanan. Semua tindakan penjaga diluar akal sehat manusia yang kalau di dunia nyata, mereka bilang bahwa memanusiakan manusia adalah segalanya.
Namun, mereka lupa menjadi manusia karena mereka mendapatkan kekuasaan penuh atas manusia lainnya.
Namun, mereka lupa menjadi manusia karena mereka mendapatkan kekuasaan penuh atas manusia lainnya.
Quote:
--
Sekian trit berbagi informasi siang ini.
Sehat dan bahagia selalu.
Sumber terlampir & opri.
Sekian trit berbagi informasi siang ini.
Sehat dan bahagia selalu.
Sumber terlampir & opri.
screamo37 dan 20 lainnya memberi reputasi
21
7.1K
52
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan