Kata Siapa Sahabat jadi Cinta Itu Indah? Ini Konsekuensi Pacaran sama Sahabat Sendiri



Persahabatan antara dua orang berlainan jenis kelamin pasti beresiko menimbulkan percikan - percikan cinta di antaranya.

Nggak bisa dipungkiri bahwa rasa suka itu pasti muncul di antara cewek dan cowok yang mengaku bersahabat. Entah cuma ceweknya doang yang ngerasain atau cowoknya doang atau malah keduanya.

Rasa suka itu bisa hadir sebentar kemudian menghilang atau bertahan selamanya tapi tak berani diungkapkan. Yang pasti akan selalu ada waktunya perasaan itu muncul, entah kapan.

Di thread kali ini, TS akan membagikan pengalaman pribadi terkait hubungan persahabatan TS yang semula friendzone hingga berhasil naik level ke sahabat jadi cinta serta beragam konsekuensi yang bakal gansist hadapi.

Ok, back to the main topic! Rasa suka yang hadir secara tiba - tiba itu membuat yang merasakannya jadi sungkan untuk mengungkapkannya ke sahabat sendiri.

Di sisi lain, kekurangan dan kelemahan masing- masing sudah saling diketahui, dia orangnya asik, seru dan pastinya cocok lah dengan gansist. Karena kalau nggak cocok, nggak mungkin sahabatan.

Akibat merasa sudah satu frekuensi itulah, akan ada perasaan dan hasrat untuk memilikinya. Namun kuncinya adalah keberanian, apakah agan berani menyatakan perasaan yang sesungguhnya sudah mengobrak - abrik hati gansist selama ini?

Jika berani, maka satu tahap telah terlewati. Terlepas dari apakah akan diterima atau ditolak. Dua kemungkinan itu akan selalu ada, nasib gansist akan jadi pacar atau cukup cuma jadi sahabat aja alias terjebak friendzone yang bakal dipertaruhkan.

Di kasus sepengalaman TS, awalnya susah untuk menerima dia dan mengganti statusnya dari sahabat menjadi pacar karena memang belum ada percikan rasa yang sama.

Tapi beberapa tahun kemudian, ada satu hal yang membuat ane mengubah keputusan ane dan akhirnya jadian lah kita.

Tak pernah ane sangka, ternyata feelketika sahabatan dan pacaran itu beda. Ane pikir kita bakalan tetap seru seperti dulu. Nyatanya enggak!

Treatment dia ke ane selama jadi sahabat dan saat telah jadi kekasih, beda total. Dia jadi lebih jaga image, sering menggombal dan merasa memiliki ane yang berujung pada suka mengatur dan melarang - larang.

Hal yang dibicarakan pun mulai berbeda dan disitulah ane sadar kenapa nggak semua hubungan persahabatan yang berubah jadi cinta itu baik.

Perubahan status hubungan akan merubah segalanya. Apa yang dulu ane pikir tentang dia yang seru, sefrekuensi, nyatanya justru berbanding terbalik ketika sudah jadi pacar.

Makanya ane pikir lebih baik friendzone daripada lovezone. Pertengkaran saat jadi pacar juga lebih banyak dibandingkan ketika sahabatan.

Dan yang ane sesalkan adalah merubah status sahabat jadi pacar, karena ketika hubungan kita tak bisa dilanjutkan, kita nggak bisa merasakan keseruan yang sama seperti dulu saat hubungan romansa ini belum pernah terjalin.

Ya... ada kalanya memang seseorang lebih cocok jadi sahabat ketimbang jadi pacar. Sekarang, ane justru kehilangan keduanya hanya gara-gara ceroboh memberi celah bagi rasa cinta untuk merubah status kita.

Ane kehilangan sahabat sekaligus pacar dan sayangnya semua tak bisa dikembalikan. Kita bagaikan dua orang asing yang tak pernah kenal. Padahal... dia lah dulu orang yang suka ane ceritain soal lawan jenis, curhat soal kehidupan dan segala printilannya saat masih jadi sahabat.

Kini dia tiada hanya karena terobsesi dengan hubungan cinta antara dua sahabat yang dipikir semua orang akan langgeng dan bahagia. Padahal tak selamanya begitu.

Makanya, untuk gansist coba dipertimbangkan lagi apakah siap kehilangan dia jika memang hubungan kalian kelak tidak mulus?

Jangan lupa ikuti akun @adnanami untuk mendapatkan thread inspiratif lainnya.

Kalian juga bisa berkunjung ke halaman kaskus ane dengan klik gambar di bawah ini! Sampai jumpa kembali di lain kesempatan.



Share pendapat kalian di kolom komentar ya!

Sumber: pemikiran & pengalaman TS