cangkeman.netAvatar border
TS
cangkeman.net
Sebuah Review Iklan Rokok: Belum Sadar Kalo Belum Kepleset


Cangkeman.net - Biasanya, sebuah iklan akan menampilkan produk yang dijual. Tidak lupa juga dengan segala testimoni agar lebih meyakinkan calon pembeli. Tujuanya tentu untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Eits, tapi tidak dengan iklan rokok. Produk satu ini nampaknya dianaktirikan dalam dunia periklanan. Pasalnya, terdapat regulasi yang ketat terkait aturan iklan rokok, baik di televisi maupun billboard yang sering kita temui di jalan.

Sampai rambut kita memutih pun, tidak akan ada iklan rokok yang menampilkan asap atau batang rokok. Jadi, jangan harap iklan rokok menampilkan sosok Iqbaal Ramadhan atau Nicholas Saputra sedang merokok di Kafe dengan secangkir kopi yang nikmat. Tidak bisa! Apalagi menampilkan Lisa Blackpink sedang menikmati senja sambil menghisap rokok dengan asap yang mengepul. Sebuah mimpi yang terus akan menjadi mimpi.

Namun, dengan keterbatasan yang ada, rokok mampu mendobrak kreativitas. Iklan rokok menjual emosi/feeling yang dibangun sedemikian rupa sesuai dengan target pasar atau biasanya disebut dengan attitude branding. Dengan cara ini, rokok melakukan branding terhadap sikap dan perasaan, bukan pada produk fisik. Salah satu iklan rokok yang membuat saya tertampar adalah iklan rokok A Mild yang saya temui di jalan beberapa hari lalu yang bertuliskan, "belum sadar kalo belum kepleset".

Setelah saya melakukan penelusuran lebih lanjut, iklan rokok A Mild memang menampilkan kata-kata berani dengan nada kritik menggelitik. Di antaranya adalah kalimat-kalimat seperti, "yang lebih muda yang gak dipercaya" yang sangat cocok untuk sindiran kepada eneras boomers (orang-orang yang lahir tahun 1940-1960an) yang selalu menggurui dan merasa benar. Ada pula kalimat-kalimat lain seperti, "lo yang salah lo yang galak", "sen kanan belok kiri", "pas seneng lupa, pas susah nanya posisi" dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang sangat relevan dengan kejadian sehari-hari di sekitar kita. Saya merasa terwakili oleh iklan rokok tersebut yang terpampang di billboard. Kalau sudah begini, saatnya berkata: "Makasih sudah speak up."

Kembali lagi dengan kalimat "belum sadar kalau belum kepleset" yang merupakan sebuah kritik untuk orang yang gemar melakukan hal-hal berbahaya, tetapi enggan berhenti sebelum hal buruk menimpanya. Tentu banyak contoh di sekitar kita yang bisa kita temui. Misalnya, orang enggan memakai masker, padahal dengan memakai masker kita dapat melindungi diri sendiri dan orang lain. Eh ketika keluarga atau diri sendiri terkena Covid 19, baru dan berkenan memakai masker.

Contoh lain yang sering membuat saya geram, di antaranya masih banyak orang yang menyalahkan korban kekerasan seksual dengan tuduhan si korban memakai baju terbuka, keluar tengah malam, atau pun memakai riasan yang berlebihan. Padahal kita tahu, banyak juga kasus kekerasan seksual yang terjadi di pondok pesantren, sekolah, rumah, perguruan tinggi, dan tempat umum dengan pelaku yang beragam, mulai dari ayah kandung, paman, guru, ustadz, dosen, dsb. Kan gak perlu menjadi kekerasan seksual--kepleset dulu baru sadar kalau kekerasan seksual terjadi ya karena ada pelaku, bukan malah salah korban.

Ada nih satu lagi, seharusnya para koruptor ingat iklan rokok "belom sadar kalo belum kepleset" sebelum menjalankan aksinya merampas uang rakyat. Eh, tapi kalau ini sih kayaknya sudah sadar cuma kepleset aja atau mungkin sudah kepleset tapi lukanya ringan. Jadi ya gak jera deh! Kalaui bagi saya, iklan tersebut semacam pengingat. Ketika saya ingin melakukan hal-hal jahat atau berbahaya, tapi kok ingat iklan rokok. Itu saya lho yah, gak tau yang lain.

Tulisan ini ditulis oleh Farijihan Putri di Cangkeman pada tanggal 9 Januari 2022
.doflamingo.
isanyk
isanyk dan .doflamingo. memberi reputasi
2
2.1K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan