Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Untuk Pertama Kalinya Helikopter UH-60 Black Hawk Terbang Otonom Tanpa Pilot
Ada kabar terbaru seputar helikopter legendaris dan ikonik UH-60 Black Hawk milik Paman Sam, tepatnya pada 5 Februari 2022 helikopter ini sukses terbang tanpa pilot selama 30 menit. Penerbangan itu dilakukan di Army's Fort Campbell, Kentucky. Defense Advanced Research Projects Agency, atau DARPA, ditunjuk menangani proyek ini. Mereka bekerja sama dengan anak perusahaan Lockheed Martin, Sikorsky.

Penerbangan yang melibatkan helikopter yang sama, yang dimiliki Sikorsky dan memiliki kode pencatatan sipil AS N600PV, berlangsung pada 7 Februari 2022. Sejauh ini tidak ada rincian tambahan yang tersedia tentang tes kedua ini. DARPA mengatakan sekarang berencana untuk melakukan penerbangan pertama dari UH-60M fly-by-wire yang dilengkapi dengan sistem yang sama di Fort Eustis, Virginia sekitar bulan depan.


Quote:



Penerbangan baru-baru ini merupakan pekembangan yang baik dari program Aircrew Labor In-Cockpit Automation System (ALIAS) yang dimulai oleh DARPA pada tahun 2014. ALIAS  sendiri memakai teknologi Matrix buatan Sikorsky, yang merupakan gabungan perangkat lunak dan keras yang terhubung dengan perangkat elektronik dan kontrol mekanis pesawat yang ada. Di mana perangkat tersebut sudah mulai dibuat sejak 2013. ALIAS sebelumnya juga menjalani tes bersama helikopter Sikorsky S-76B dan pesawat Cessna 208 Caravan.


Quote:



Tidak Sepenuhnya Otonom

Meski tes baru-baru ini berhasil menerbangkan sebuah helikopter tanpa pilot, akan tetapi helikopter ini sebenarnya masih bisa dikendalikan secara manual oleh para krunya. Pesawat/helikopter yang dilengkapi dengan ALIAS umumnya masih memiliki pilot dan awak pesawat lainnya untuk mengawasi penerbangan.

Sistem ALIAS digambarkan sebagai kit yang dapat disesuaikan dan dapat dilepas. Sistem ini dirancang untuk mampu mendukung seluruh misi dari lepas landas hingga mendarat dan dapat mengambil alih kendali pesawat jika terjadi keadaan darurat atau situasi lain yang mengharuskan penerbang untuk mengalihkan perhatian dari mengendalikan pesawat.

Anggota kru dapat menggunakan tablet genggam untuk mengontrol sistem dan mengubah jalur penerbangan atau parameter lain di tengah penerbangan. Mereka juga dapat mengambil alih dan melanjutkan kontrol langsung pesawat/helikopter bila diperlukan.



Quote:



Kemampuan baru ini akan memungkinkan pilot untuk dengan percaya diri beralih ke mode otonom pada setiap misi mereka. Benjamin Williamson, pilot uji utama untuk penerbangan Fort Campbell mengatakan dalam sebuah pernyataan dari Lockheed Martin sebgai berikut: "Ini akan mendukung penerbangan otonom selama berbagai misi, seperti penerbangan di lingkungan "degraded visual environments" (DVE) dan area terbatas. Yang paling penting, ALIAS akan mampu secara otomatis mendeteksi dan mencegah situasi berbahaya yang menyebabkan kecelakaan, sehingga menyelamatkan nyawa.”

Helikopter bisa sangat menantang untuk terbang dalam kondisi DVE di mana cuaca buruk atau asap, debu, serta penghalang lainnya secara signifikan membatasi jarak pandang. Upaya manuver helikopter ke zona pendaratan terbatas menghadirkan kerumitannya sendiri. Semua ini meningkatkan beban kerja fisik dan mental untuk pilot, yang dapat meningkatkan potensi kesalahan serius, terutama bila dikombinasikan dengan tekanan pertempuran atau kelelahan umum.

Memiliki apa yang telah digambarkan secara beragam sebagai "co-pilot digital"dapat membantu pilot helikopter dan anggota awak lainnya mengelola berbagai hal dalam keadaan terdesak, mereka akan fokus pada misi dan tidak perlu memikirkan masalah teknis pada helikopternya.


Quote:



Sementara itu DARPA lebih lanjut mencatat bahwa Angkatan Darat AS telah banyak terlibat dalam program ALIAS selama bertahun-tahun. Saat ini mereka sedang mengeksplorasi penggunaan potensial untuk teknologi seperti ALIAS, termasuk dalam program Future Vertical Lift (FVL) Angkatan Darat AS. FVL adalah program yang dipimpin Angkatan Darat AS yang berfokus pada pengembangan dan perolehan sejumlah helikopter baru atau desain rotorcraft lainnya untuk menggantikan sebagian besar armada sayap putar yang ada.

Kemajuan Sikorsky dalam otomatisasi dan kemampuan otonom dalam penerbangan akan menjadi pengubah permainan bagi penerbang Angkatan Darat dan komandan darat, terutama karena Angkatan Darat ingin memodernisasi armada helikopternya dengan Future Vertical Lift. Teknologi transformasional ini akan memberikan keunggulan strategis bagi komandan dan awak pesawat dalam menghadapi ancaman baru di lingkungan yang kompleks.

Berbagai komponen dari upaya FVL yang lebih luas, seperti program Future Attack Reconnaissance Aircraft (FARA), sebelumnya telah menetapkan persyaratan untuk operasi otonom dan penerbangan opsional pilot. Tahun lalu, UH-60A yang dilengkapi ALIAS berpartisipasi dalam latihan Project Convergence 2021 Angkatan Darat AS. Acara uji coba skala besar itu diluncurkan guna mengevaluasi berbagai senjata baru dan canggih serta sistem baru lainnya.

Sistem ALIAS kelak akan memberi kemampuan untuk membantu penerbang membuat keputusan yang lebih baik atau melakukan banyak tugas dalam berbagai kondisi yang menuntut pada akhirnya dapat menyelamatkan nyawa. Saat DARPA melanjutkan pekerjaannya dengan sistem baru ini, kita dapat mengharapkan untuk melihat demonstrasi ALIAS lebih lanjut yang dapat diperluas ke platform lain yang lebih bervariasi dan menawarkan fleksibilitas yang lebih besar di kokpit helikopter dan pesawat di masa mendatang.


Quote:



Referensi Tulisan: The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 10-02-2022 13:02
garpupatah
davecchio
6666661234
6666661234 dan 24 lainnya memberi reputasi
25
6.1K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan